TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Developer Game Ternama yang Kini Telah Tutup

Game-gamenya akan selalu dikenang

Volition (dok. Volition)

Intinya Sih...

  • Looking Glass Studios tutup karena kesulitan keuangan dan manajemen proyek buruk.
  • Ion Storm ditutup karena kegagalan komersial game, terutama Daikatana yang mengecewakan.
  • Sierra Entertainment akuisisi oleh Activision Blizzard dan tutup karena kesulitan keuangan.

Di pikiran banyak orang, selama developer bisa terus membuat game bagus, eksistensi mereka di industri gaming tidak akan terancam. Sayangnya, industri gaming tidak seperti itu alias bekerja dengan cara yang tidak terduga. Developer game butuh uang untuk tetap hidup, namun meski game yang mereka garap berakhir sukses, terkadang ada saja faktor lain yang membuat developer tersebut akhirnya ditutup. Berikut 7 developer game ternama yang kini telah tutup.

1. Looking Glass Studios

Looking Glass Studios (dok. Looking Glass Studios)

Looking Glass Studios merupakan developer game yang dikenal karena pendekatan inovatif mereka dalam desain game dan fokus pada aspek simulasi yang imersif. Ultima Underworld, System Shock, Thief: The Dark Project, dan Thief II: The Metal Age menjadi beberapa karya terbaik mereka yang dipuji karena gameplay inovatif dan dunia yang detail. Sayangnya, Looking Glass Studios mengalami kesulitan keuangan karena penjualan yang kurang dan manajemen proyek yang buruk, yang membuat mereka akhirnya tutup pada tahun 2000 silam.

2. Ion Storm

Ion Storm (dok. Ion Storm)

Ion Storm merupakan developer game yang didirikan pada tahun 1996 oleh John Romero dan Tom Hall, di mana keduanya merupakan sosok ternama di industri gaming. Ion Storm terkenal karena mengembangkan game-game seperti Deus Ex, Thief: The Dark Project, dan Daikatana. Namun naas, Ion Storm ditutup pada tahun 2005 karena serangkaian masalah, termasuk kegagalan komersial beberapa game mereka, terutama Daikatana yang digembar-gemborkan bakal jadi game revolusioner namun ternyata mengecewakan.

3. Sierra Entertainment

Sierra Entertainment (dok. Sierra Entertainment)

Sierra Entertainment merupakan salah satu developer sekaligus publisher ternama yang dikenal karena game-game petualangan seperti King's Quest, Space Quest, dan Gabriel Knight. Selain itu, mereka juga menerbitkan cukup banyak game-game populer lain seperti Half-Life, Homeworld, dan Caesar. Sayangnya, Sierra ditutup pada tahun 2008 setelah diakuisisi oleh Activision Blizzard, terutama karena kesulitan keuangan yang disebabkan oleh penurunan penjualan dan perubahan tren di pasar game.

Baca Juga: 7 Developer Game Paling Berpengaruh Sepanjang Masa, Ada Nintendo

4. Midway Games

Midway Games (dok. Midway Games)

Didirikan pada tahun 1958, Midway Games dikenal karena menciptakan beberapa seri game populer seperti Mortal Kombat, Rampage, Spy Hunter, NBA Jam, dan Cruis'n. Namun, Midway Games mengalami kesulitan keuangan yang berkelanjutan karena penjualan game yang menurun dan utang yang menumpuk. Setelah beberapa kali upaya restrukturisasi gagal, Midway Games akhirnya dinyatakan bangkrut pada tahun 2009 dan sebagian besar asetnya diakuisisi oleh Warner Bros. Interactive Entertainment.

5. Visceral Games

Visceral Games (dok. Visceral Games)

Visceral Games atau sebelumnya dikenal sebagai EA Redwood Shores, merupakan developer game yang terkenal karena seri game horor Dead Space yang begitu fenomenal. Selain itu, mereka juga mengembangkan game-game lain seperti Dante's Inferno, Battlefield Hardline, dan beberapa game Lord of the Rings. Sayangnya, Visceral Games harus ditutup pada tahun 2017 oleh Electronic Arts karena kesulitan finansial dan kegagalan game-game mereka dalam mencapai target penjualan yang diharapkan.

6. Volition

Volition (dok. Volition)

Volition merupakan developer game asal Amerika Serikat di mana Saints Row dan Red Faction menjadi dua seri game terbesar buatan mereka. Didirikan pada tahun 1993, Volition telah menciptakan banyak game aksi-petualangan open-world yang inovatif dan menarik. Sayangnya, Volition ditutup pada Agustus 2023 sebagai bagian dari restrukturisasi Embracer Group, perusahaan induk mereka. Penutupan itu disebabkan oleh banyak faktor, termasuk Saints Row terbaru yang gagal dipasaran dan perubahan strategi perusahaan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya