Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?

Salah satunya disinyalir untuk menekan harga jual smartphone

Intinya Sih...

  • Produsen smartphone menghilangkan kamera ultrawide untuk menjaga harga jual yang terjangkau
  • Kamera ultrawide merupakan komponen ketiga termahal dalam smartphone setelah layar dan prosesor
  • Kelas mid-range dan entry level fokus pada fitur esensial seperti performa, kualitas, dan harga yang menarik minat pasar

Ketika kamu sedang memperhatikan dan menyimak informasi tentang perbandingan smartphone, kamu mungkin menyadari bahwa beberapa HP tidak dilengkapi dengan fitur tertentu. Salah satunya adalah fitur kamera ultrawide. Tren ini tampaknya semakin umum khususnya di kalangan smartphone kelas mid-range dan entry level yang harganya terjangkau.

Pada segmen ini, produsen sering kali perlu membuat kompromi untuk menyeimbangkan antara harga dan fitur yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan anggaran yang terbatas, produsen smartphone tentu saja lebih fokus pada peningkatan kualitas kamera utama atau fitur-fitur yang lebih penting untuk penggunaan sehari-hari, seperti ketahanan baterai, performa chipset, dan kualitas layar.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan terkait mengapa beberapa produsen smartphone sepakat untuk mengambil langkah tersebut? Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menjadi pertimbangan mereka!

1. Dilema antara sedikit menaikkan harga atau mengurangi beberapa fitur

Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?Samsung Galaxy S20 Ultra dengan biaya modul kamera termahal (samsung.com)

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Korea Herald pada 2020 menyatakan bahwa kamera merupakan komponen ketiga termahal dalam smartphone setelah layar dan prosesor. Biaya untuk komponen kamera ini bisa mencapai sekitar 90 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp1,4 juta, terutama untuk modul kamera yang kompleks seperti yang digunakan pada smartphone Samsung Galaxy S20 Ultra. Saat itu, harga jual Samsung Galaxy S20 Ultra yang rilis pada Februari 2020 mencapai 1.399 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp23 juta. Sebagai perbandingan, pada smartphone mid-range seperti Galaxy A50s, biaya untuk modul kamera belakangnya sebesar 20 dolar AS atau setara dengan Rp329 ribu pada 2019; sebelum pandemik COVID-19 melanda. Biaya ini hanya mencakup komponen kamera saja dan belum termasuk aspek lain, seperti chipset, memori penyimpanan, dan lainnya.

Dengan mempertimbangkan inflasi, merek-merek smartphone saat ini menghadapi tantangan untuk tetap menjaga harga jual produk baru mereka tanpa menaikkan harga secara signifikan atau mengurangi beberapa fitur. Umumnya, mereka memilih opsi kedua. Inilah sebabnya mengapa banyak smartphone kelas menengah kini tidak lagi menyertakan kamera ultrawide.

Menurut laporan dari Unbox PH, alasan produsen smartphone memilih untuk tidak menyertakan kamera ultrawide adalah karena mereka menghadapi dilema antara menaikkan harga atau mengurangi beberapa fitur. Untuk menjaga harga tetap kompetitif dan terjangkau, terutama di segmen mid-range dan entry level, produsen kerap dihadapkan pada pilihan sulit. Menambahkan kamera ultrawide dapat meningkatkan biaya produksi yang berpotensi menaikkan harga jual dan mengurangi daya saing di pasar yang sangat sensitif terhadap harga. Selain itu, penambahan kamera ultrawide juga dapat memperumit desain internal smartphone. Sebagai hasilnya, produsen lebih memilih untuk mengurangi beberapa fitur yang dianggap kurang penting bagi mayoritas pengguna.

Baca Juga: 5 Perbedaan Utama OPPO A1s vs OPPO A1i, Salah Satunya Kamera

2. Distorsi lensa yang sulit diatasi

Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?HONOR 70 memiliki fitur Super Sensing Camera yang dikombinasikan dengan Ultra Wide & Macro Main Camera (honor.com)

Alasan utama mengapa smartphone dibekali dengan kamera ultrawide adalah untuk menawarkan bidang pandang (Field of View/FoV) yang lebih luas guna memotret lanskap luas atau memotret pada ruangan yang sempit. Kamera utama biasanya menawarkan FoV 85 derajat. Sedangkan kamera ultrawide menawarkan FoV 120 derajat atau lebih sehingga bisa menangkap area yang lebih luas. Namun, permasalahan utama pada sebagian besar kamera ultrawide adalah kecenderungannya untuk mendistorsi gambar di tepi-tepi frame sehingga membuat objek yang berada di pinggir gambar tampak melengkung atau terdistorsi secara tidak natural.

Distorsi yang paling umum pada kamera ultrawide adalah barrel distortion. Melansir Reolink, distorsi barel mengacu pada cacat atau aberasi lensa yang menyebabkan garis lurus tampak melengkung ke luar sehingga gambar terlihat seperti dililitkan pada barel. Jenis distorsi ini paling terlihat di sepanjang tepian gambar, terutama yang diambil menggunakan lensa sudut lebar. Efek ini sangat terlihat pada objek seperti bangunan atau horizon yang seharusnya tampak lurus. Meski beberapa aplikasi kamera memiliki algoritma untuk mengoreksi distorsi ini, hasilnya tidak selalu sempurna dan bisa membuat gambar terlihat tidak natural.

Selain distorsi bentuk, kamera ultrawide sering mengalami penurunan ketajaman dan kualitas gambar di tepi frame. Hal ini disebabkan oleh tantangan optik dalam merancang lensa yang dapat menangkap sudut pandang yang sangat luas tanpa mengorbankan kualitas gambar. Penurunan kualitas ini dapat menyebabkan foto terlihat kurang jelas atau buram di bagian tepi yang bisa mengurangi kualitas keseluruhan gambar. Untuk mengatasi masalah ini, produsen bisa menerapkan teknologi baru seperti lensa bentuk bebas atau sensor beresolusi lebih tinggi yang diterapkan oleh smartphone HONOR untuk model HONOR 70. Dilansir situs resmi HONOR, HONOR 70 memiliki fitur Super Sensing Camera yang dikombinasikan dengan Ultra Wide&Macro Main Camera.

3. Keterbatasan anggaran untuk proses Research and Development produk smartphone

Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?ilustrasi proses Research and Development smartphone (freepik.com/user18526052)

Di kelas mid-range dan entry level, anggaran untuk penelitian dan pengembangan (Research and Development) sering kali lebih terbatas dibandingkan dengan smartphone flagship. Akibatnya, produsen harus lebih selektif dalam memilih fitur yang akan disertakan pada perangkat mereka. Dengan keterbatasan ini, mereka cenderung fokus pada pengembangan aspek-aspek yang dianggap paling esensial dan memberikan nilai tambah terbesar bagi pengguna.

Produsen di segmen ini juga perlu mempertimbangkan biaya produksi yang lebih rendah untuk menjaga harga jual tetap terjangkau bagi konsumen. Oleh karena itu, fitur-fitur yang dianggap tidak esensial atau yang tidak memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan, seperti kamera ultrawide, sering kali dihilangkan. Fokus utama mereka adalah memberikan keseimbangan antara performa, kualitas, dan harga yang dapat menarik minat pasar yang lebih luas. Selain itu, dengan anggaran R&D yang terbatas, produsen smartphone kelas menengah dan entry level mungkin lebih mengutamakan inovasi yang dapat diimplementasikan dengan biaya yang lebih rendah, seperti perangkat lunak untuk optimalisasi kamera utama, peningkatan antarmuka pengguna, atau fitur-fitur yang meningkatkan efisiensi energi. Mereka juga cenderung mengadopsi teknologi yang sudah matang dan lebih terjangkau daripada mencoba mengembangkan teknologi baru yang memerlukan investasi besar.

4. Produsen lebih memilih untuk menggabungkan fitur ultrawide ke dalam kamera utama

Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?fitur Super Night Mode pada vivo V27e (vivo.com)

Untuk menghemat anggaran, produsen smartphone bisa memilih opsi lain sebagai alternatif dengan cara menggabungkan fitur ultrawide dengan lensa utama melalui penggunaan teknologi lensa multifungsi atau sensor gambar yang lebih canggih. Dengan cara ini, satu lensa dapat menangani berbagai tugas, termasuk pengambilan gambar dengan sudut pandang lebar tanpa perlu menambahkan lensa terpisah. Pendekatan ini tidak hanya membantu menekan biaya produksi, tetapi juga memungkinkan desain yang lebih ramping dan efisien sekaligus meningkatkan kualitas gambar dengan menggunakan teknologi pengolahan gambar yang lebih maju.

Selain itu, penggabungan ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan perangkat lunak yang lebih pintar yang dapat mensimulasikan efek ultrawide melalui pemrosesan gambar digital. Pengguna dapat tetap menikmati berbagai perspektif dalam fotografi dengan satu lensa serbaguna yang secara efektif mengurangi kebutuhan akan beberapa modul kamera. Selain itu, tidak adanya kamera ultrawide juga bisa disubstitusi dengan fitur kamera lain, seperti mode malam yang lebih baik, lensa makro untuk fotografi close-up, atau lensa depth sensor untuk efek bokeh. Produsen mungkin merasa bahwa fitur-fitur ini lebih relevan dan bermanfaat bagi konsumen dibandingkan dengan fitur kamera ultrawide.

5. Anggaran yang tersedia bisa dialokasikan ke fitur lain yang lebih menguntungkan bagi konsumen

Mengapa Produsen Smartphone Menghilangkan Fitur Kamera Ultrawide?ilustrasi pengisian daya gadget menggunakan fitur fast charging (unsplash.com/Onur Binay)

Ketika produsen memutuskan untuk mengeluarkan produk smartphone terbaru, maka anggaran yang tersedia tentunya bisa dialokasikan ke fitur lain yang lebih menguntungkan bagi konsumen dibandingkan hanya berfokus pada fitur seperti kamera ultrawide. Dengan cara ini, produsen dapat meningkatkan aspek-aspek penting, seperti performa prosesor yang lebih cepat, baterai dengan daya tahan lebih lama, atau kualitas layar yang lebih tajam. Alokasi anggaran yang lebih bijak ini memungkinkan mereka untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada konsumen untuk memastikan bahwa mereka dapat memuaskan pengalaman pengguna yang lebih optimal.

Fokus pada fitur yang lebih relevan juga membantu produsen memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Ini juga memastikan bahwa produk mereka tetap kompetitif. Misalnya, dengan anggaran yang dialokasikan dari penghapusan kamera ultrawide, produsen bisa meningkatkan kemampuan fotografi pada kamera utama, menambahkan fitur kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pemrosesan gambar yang lebih baik atau memperkenalkan teknologi baru seperti pengisian daya super cepat (fast charging) yang semakin diminati oleh pengguna.

Keputusan untuk tidak menyertakan fitur kamera ultrawide pada beberapa smartphone, terutama di kelas menengah dan entry level adalah hasil dari pertimbangan yang cermat pihak produsen. Dengan fokus pada menjaga harga yang terjangkau dan menawarkan fitur-fitur yang lebih esensial dan sering digunakan, produsen dapat tetap kompetitif di pasar yang sangat sensitif terhadap harga. Memahami prioritas konsumen dan menyeimbangkan antara biaya dan fitur adalah kunci bagi produsen untuk terus menghadirkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar dan tetap kompetitif di industri smartphone yang terus berkembang.

Kalau menurut kamu, keberadaan fitur kamera ultrawide sebaiknya tetap menjadi pertimbangan atau sebaiknya produsen lebih fokus pada fitur lain seperti peningkatan kualitas kamera utama, daya tahan baterai, atau teknologi lainnya yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan? Coba, bagikan pendapat kamu!

Baca Juga: Rekomendasi HP Rp2 Jutaan untuk Main Honor of Kings, Ada Infinix

Reyvan Maulid Photo Verified Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya