Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Ketika sedang belajar mengulas atau menambah wawasan seputar teknologi khususnya smartphone, kamu mungkin pernah bertemu dengan istilah-istilah yang terkesan asing. Begitu mencoba menyimpulkan, tak jarang malah salah paham dengan beberapa istilah yang berkaitan dengan teknologi. Beberapa istilah ini bisa menimbulkan kebingungan, padahal pemahaman yang tepat sangat penting agar kita bisa memaksimalkan pengetahuan teknologi.
Banyak istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia smartphone untuk memengaruhi pemahaman tentang fungsi perangkat tersebut. Kesalahan ini tidak hanya terjadi pada pengguna baru, tetapi juga pada pengguna yang sudah berpengalaman. Jadi, mari sama-sama belajar lagi dan memahami pengertian apa saja yang bisa membuat salah paham agar kamu mengetahui fungsi dan manfaat sebenarnya dari istilah smartphone yang sering dijumpai.
1. RAM dan ROM dianggap sama
logo Android (unsplash.com/Denny Müller) Banyak pengguna smartphone yang sering mengira bahwa RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read-Only Memory) adalah hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. RAM berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi data yang sedang dipakai oleh aplikasi dan sistem operasi pada perangkat. Semakin besar kapasitas RAM, semakin optimal kinerja smartphone karena lebih banyak data yang bisa diproses secara bersamaan.
Sedangkan ROM adalah ruang penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan data permanen, seperti aplikasi, sistem operasi, dan file-file lain yang disimpan di perangkat. ROM ini sering disebut sebagai memori internal. Umumnya kapasitas ROM lebih besar daripada RAM. Salah paham terhadap dua istilah ini seringkali memengaruhi keputusan seseorang ketika membeli smartphone.
Baca Juga: 5 HP TECNO Spark Series RAM 8GB Termurah yang Cocok untuk Pelajar
2. Prosesor dan chipset
ilustrasi hardware smartphone (unsplash.com/insung yoon) Istilah prosesor sering kali dianggap sama dengan chipset oleh sebagian orang. Padahal, prosesor hanyalah salah satu komponen dari chipset. Prosesor adalah unit yang bertanggung jawab untuk menjalankan tugas-tugas komputasi utama, seperti menjalankan aplikasi dan mengelola sistem operasi. Semakin kuat prosesor, semakin cepat smartphone dapat menangani banyak tugas sekaligus.
Di sisi lain, chipset mencakup lebih banyak komponen selain prosesor, termasuk GPU (Graphics Processing Unit), modem untuk koneksi internet, dan kontroler untuk mengelola berbagai fungsi lain. Pada dasarnya, chipset adalah perangkat yang mengatur komunikasi antara semua komponen dalam perangkat. Kualitas chipset itu sendiri sangat mempengaruhi kinerja keseluruhan smartphone.
3. Display AMOLED dan LCD dianggap sama
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi smartphone (unsplash.com/Daniel Romero) Saat membeli smartphone, banyak orang tidak memahami perbedaan antara layar AMOLED dan LCD. AMOLED (Active Matrix Organic Light-Emitting Diode) menggunakan lapisan organik yang memancarkan cahaya sendiri ketika dialiri listrik. Teknologi ini memungkinkan warna yang lebih tajam dan kontras yang lebih tinggi, terutama hitam yang tampak sangat gelap karena pikselnya benar-benar mati.
Sedangkan LCD (Liquid Crystal Display) memerlukan cahaya belakang untuk menerangi pikselnya sehingga warna hitam pada layar LCD cenderung lebih cerah daripada AMOLED. Meski demikian, LCD biasanya lebih hemat daya saat menampilkan warna-warna cerah. Mengetahui perbedaan ini dapat membantu kamu memilih smartphone dengan layar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kamu.
4. Fast charging dan wireless charging
ilustrasi smartphone sedang mengisi daya (pexels.com/Steve Johnson) Istilah fast charging dan wireless charging kerap disalahartikan sebagai hal yang serupa meski keduanya memiliki konsep yang berbeda. Fast charging adalah metode teknologi yang memungkinkan baterai smartphone terisi dengan lebih cepat daripada pengisian standar. Metode teknologi ini biasanya membutuhkan adaptor dan kabel khusus untuk mendukung pengisian daya ini. Namun, tidak semua baterai smartphone cocok untuk fast charging. Smartphone model lama mungkin tidak akan mendukung penggunanya untuk melakukan metode ini.
Di sisi lain, wireless charging mengacu pada pengisian daya tanpa kabel, di mana smartphone ditempatkan di atas pad pengisi daya nirkabel. Meski praktis, kecepatan pengisian daya nirkabel biasanya akan lebih lambat dibandingkan dengan fast charging. Kedua teknologi ini memang dapat digabungkan, tetapi tidak semua perangkat mendukung keduanya sekaligus.