Mengapa Ringtone Nokia Amat Ikonik? Ini Kisahnya!

Kamu tahu? Berarti kamu generasi 90-an

Pada Selasa (25/10) kemarin, Presiden Joko Widodo—yang akrab disapa Jokowi—menyambangi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Salah satu yang mendampingi adalah Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Di sela-sela menemani Presiden Jokowi menjawab pertanyaan dari awak media, tiba-tiba HP Basuki berdering dan terdengarlah bunyi yang akrab di telinga kita. Bagi yang melewatkannya, berikut kejadiannya:

https://www.youtube.com/embed/YJnmpHAKtEI

Benar! Di tengah dominasi iPhone dan HP Android, dering Nokia Tune dari Nokia 216 milik Basuki menandakan bahwa ia masih setia memakai Nokia. Meski masih eksis, Nokia Tune tak lagi sering terdengar seperti dulu.

Bagi generasi 90-an, mendengar dering tersebut memicu lagi aliran nostalgia, dan saat mendengarnya, hanya satu nama yang terlintas: Nokia. Mengapa ringtone Nokia atau Nokia Tune amat ikonik di telinga dan memori kita?

1. Awalnya adalah iklan

https://www.youtube.com/embed/DgKcK2TvHVI

Fakta menarik, Nokia Tune sebenarnya adalah hanya bagian kecil dari sebuah komposisi. Nada dering ini berasal dari lagu Gran Vals (yang berarti Grand Waltz), gubahan seorang musisi Spanyol di era Romantik Akhir, Francisco Tárrega (1852–1909).

Pada 1992, Nokia menggunakan Gran Vals sebagai musik latar untuk iklan Nokia 1011. Setahun kemudian, sepenggal dari Gran Vals digunakan oleh Nokia sebagai Nokia Tune. Ringtone ini menjalani debutnya di Nokia 2110 yang rilis pada 1994. Saat itu, namanya bukan Nokia Tune, melainkan Type 7Type 5, atau Type 13.

Kemudian, pada 1997, nama ringtone ini berubah menjadi Grande Valse. Setahun kemudian, barulah nama ringtone ini menjadi Nokia Tune yang kita kenal saat ini.

2. Nokia Tune yang kita kenal sampai saat ini

https://www.youtube.com/embed/lsEYbduu5VQ

Salah satu komposer in-house Nokia, Timo Anttila, adalah salah satu pengguna Nokia 2110. Sementara reaksinya terhadap Type 7 tidak positif, Timo mengakui kalau nada dering tersebut 

"Nada pertama ... sangat mengesalkan. Akan tetapi, nada-nada ini ikonik dan mengubah lingkungan suara dengan dramatis," kata Timo

Lalu, bagaimana Nokia Tune jadi nada dering yang kita kenal sekarang? Komposer Inggris, Ian Livingstone adalah sosok yang mengubah Nokia Tune selamanya. Lucunya, saat Ian masuk ke Nokia sebagai perusahaan "MTS Media Themes and Sound Design". Lalu, saat Nokia mempekerjakan perusahaan tersebut, ternyata isinya hanya Ian seorang!

https://www.youtube.com/embed/s5_tIt9sQos

Selain menggubah nada untuk Nokia pada 2000, Ian juga ternyata menciptakan backing track karaoke untuk Roland. Saat itu, ia mengubah lagu-lagu terkenal dan menciptakannya kembali dengan soundset General MIDI. Saat ini, Ian menggubah soundtrack untuk game, seperti Total War: Warhammer IIIForza Horizon 5, hingga F1 2022.

"Jadi, saya punya beberapa trik tersembunyi untuk memanfaatkan sumber daya terbatas yang saya miliki," tutur Ian via The Verge.

Nokia sempat bekerja sama dengan perusahaan yang didirikan Thomas Dolby pada 1980an tersebut. Dengan mesin audio miniBAE, Ian menyebut kerja sama Nokia dan Beatnik sebagai "loncatan besar" untuk ringtone HP.

Pada 2001, Ian menggubah versi polifonik Nokia Tune. Versi Ian awalnya ditujukan untuk peluncuran Nokia 8877 dan 8887 eksklusif di Korea Selatan. Lalu, Nokia Tune versi Ian diluncurkan secara global lewat Nokia 3510 (dengan miniBAE) pada 2002, dan hal ini mengubah citra Nokia Tune selama-lamanya seiring dominasi Nokia saat itu.

Baca Juga: 10 Game Nokia Legendaris Ini Dulu Sering Obati Rasa Gabut

3. Kerja sama Nokia dengan berbagai pihak

Selain Timo dan Ian, Nokia juga memiliki tim audio yang saat itu terdiri dari komposer muda seperti Hannu af Ursin, Henry Daw, Aleksi Eben, Noa Nakai, dan Markus Castrén. Nokia ingin speaker kecil HP-nya bisa menggaungkan musik trance dan house yang tren pada masanya.

Henry menceritakan bagaimana ia harus menciptakan ringtone hanya dengan keyboard kecil dan Cubase. Selain itu, Hannu juga mengakui bahwa ia dan tim takut bahwa ringtone yang mereka gubah tak akan cocok dengan para pelanggan.

Pada 2005, Timo mengatakan bahwa Nokia Tune terdengar ke mana pun ia pergi. Sebagai perusahaan HP asal Finlandia, kebanyakan warga Finlandia memakai Nokia, sehingga nada dering ini kerap terdengar.

"Tak ada yang tahu siapa yang menggubah nada dering ini dan berapa kali nada tersebut dimainkan secara global tiap hari ... jika dihitung, ini membuat komposer Nokia jadi salah satu musisi yang paling terkenal di dunia," tutur Timo.

https://www.youtube.com/embed/6tpRYyAtG8A

Bukan cuma Henry, Timo, Ian, dan timnya, Nokia juga sempat berkolaborasi dengan musisi kondang lainnya. Untuk Nokia 8800, Nokia meminta musisi Jepang Ryuichi Sakamoto dan Brian Eno (yang menggubah nada Windows 95) untuk membuat Nokia Tune versi mereka sendiri, masing-masing dengan piano dan gitar.

Pada 2007, Nokia menguasai pasar HP dengan pangsa pasar global hingga 50,9 persen, dan semua orang tahu Nokia Tune. Sementara nada dering HP jadi salah satu bagian dari musik hip-hop dunia, jasa Ian dan kawan-kawan masih tersisa di Nokia Tune yang hingga saat ini tetap jadi earworm di telinga kita.

4. Ringtone lahir dari keterbatasan

Meski begitu, nada dering tak lagi populer di masa kini. Dulunya dijadikan bagian dari ekspresi diri, nada dering sekarang adalah bagian dari meme yang dibagikan di media sosial. Salah satu akun Twitter, @ringtonebangers, menyimpan nada-nada dering zaman dulu sebagai arsip dari masa kejayaannya.

Figur di balik @ringtonebangers dan musisi asal Skotlandia, Fusoxide, menunjukkan bagaimana tiap generasi terhubung dengan berbagai musik unik dari musik 8-bit di video game hingga nada dering HP.

"Saya rasa masalahnya entah peralatannya terlalu sulit (seperti Yamaha SMAF) atau tidak ramah pengguna (seperti Beatnik Editor)," kata Fusoxide.

https://www.youtube.com/embed/7610kXRXOlM

Kritikus di bidang musik elektronik dan teknologi, Geeta Deyal, mengatakan bahwa generasi yang tumbuh di masa "ringtone mania" dan perkembangan musik video game memiliki interpretasi tersendiri tentang video game dan perkembangan nada dering.

"Kalau sekarang musik 8-bit mengingatkan kita pada suasana retro, di masa Metroid dan Zelda, musik-musik elektronik singkat ini memiliki dampak besar," tutur Geeta.

Nada dering lahir dengan kondisi yang serupa dengan musik video game, yaitu dengan peralatan terbatas. Musik video game bisa amat berdampak ke sanubari dengan segala rintangan dan keterbatasan. Menurut Geeta, hal inilah yang mendasari ringtone.

"Nada dering adalah hasil dari ekonomi tersebut ... Anda hanya punya sedikit waktu sehingga ide yang paling indah tertuang dalam musik video game, sehingga menciptakan dampak maksimum dengan peralatan terbatas," papar Geeta.

5. HP lebih banyak senyap sekarang

https://www.youtube.com/embed/pdoljTQ8lCQ

Ringtone mungkin jadi ekspresi diri pada zaman dulu, tetapi tidak pada zaman sekarang. Dengan banyaknya cara ekspresi diri di media sosial, pengguna HP masa kini biasanya mengaktifkan mode senyap (Silent) atau getar (Vibrate).

Di sisi lain, para pemilik iPhone sudah akrab dengan nada dering Opening dan para pengguna Samsung juga akrab dengan nada dering Over the Horizon (sampai di-remix oleh Suga dari BTS). Namun, sensasi yang ditimbulkan tak sama seperti Nokia Tune.

"Orang-orang [masa kini] ingin mengekspresikan individualitas dengan nada dering," imbuh Geeta.

Sudah dua dekade sejak Nokia Tune yang kita tahu tergubah. Sekilas dering dari HP Menteri PUPR mengantarkan kita ke nostalgia masa lampau di tahun 1990 dan 2000an. Mungkin Nokia sudah tak lagi mendominasi pasar HP, tetapi inilah kekuatan Nokia Tune.

Baca Juga: Daftar 7 HP Nokia Terbaik dan Termurah Tahun 2022

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya