Big Match Euro 2024: Filosofi Armani saat Italia Jumpa Spanyol
![Big Match Euro 2024: Filosofi Armani saat Italia Jumpa Spanyol](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2024/06/italia-378069e24805a3d85723f702e8b6857a-df46daf48d11e36653501a7409e4a59d_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Italia akan melakoni salah satu partai terberat dalam penyisihan Grup B Euro 2024. Mereka harus jumpa Spanyol dalam duel yang digelar di Arena AufSchalke, Jumat dini hari WIB (216/2024).
Partai yang sangat dinantikan, karena status dari keduanya merupakan kekuatan lama di sepak bola Eropa. Diprediksi menarik, lantaran gaya main Italia dan Spanyol begitu berbeda.
1. Mengembalikan citra Italia lewat Armani
Selama ini, Italia dikenal sebagai negara yang punya filosofi sepak bola bertahan ala Catenaccio. Label ini kian melekat karena banyak bek dan kiper tangguh diproduksi Italia.
Hingga akhirnya, di era sepak bola modern stigma Italia sebagai negara jago pertahanan mulai pudar. Beberapa pelatih Italia merintis skema baru dalam permainannya, mulai meninggalkan filosofi tersebut. Salah satunya adalah Luciano Spalletti, yang mulai menerapkan sepak bola progresif dan dominan.
Cara main seperti ini dianggap mirip dengan Spanyol. Namun, Spalletti menampik Italia meniru Spanyol, karena gayanya lebih adaptif.
"Kami berbusana dalam Giorgio Armani. Dan, Giorgio Armani sudah terkenal di dunia. Jadi, kami akan pakai seragam yang sama, mencoba dan setia pada identitas, main dengan cara serupa," ujar Spalletti dilansir ESPN.
Baca Juga: Klasemen Grup B Euro 2024: Spanyol Memimpin, Italia Runner Up
Editor’s picks
2. Tiki-taka Spanyol berbahaya
Spalletti mengakui Spanyol memiliki filosofi permainan yang begitu melekat dan sulit buat ditandingi. Dominasi penguasaan bola ala tiki-taka, diakui Spalletti, harus diatasi.
Main bertahan, menurut Spalletti, tak masalah. Asalkan, para pemainnya bisa menunjukkan gairah bermain tinggi dan memenangkan laga.
"Kami harus menunjukkan gairah yang sama dengan lawan. Ini ujian, menghadapi tim dengan filosofi sepak bola terbaik di dunia," kata Spalletti.
3. Italia harus pragmatis
Filosofi catenaccio bukan tak mungkin keluar. Bagi Spalletti, Italia harus menunjukkan identitasnya sebagai salah satu raksasa atau poros kekuatan sepak bola Eropa. Maka dari itu, Italia harus bermain pragmatis dan adaptif, agar bisa lulus dari ujian kemapanan saat menghadapi Spanyol.
"Ketika kami keluar lapangan, harus memastikan tak ada penyesalan. Kami perlu mencoba dan menampilkan permainan di seragam terbaik. Tapi, kami rela beradaptasi jika ada seragam yang lebih cocok," ujar Spalletti.
Baca Juga: 3 Remaja Spanyol Termuda yang Pernah Tampil di Euro, Ada Yamal!