Liverpool Versi Arne Slot: Kesabaran dan Kerapian

Arne Slot mengubah gaya Liverpool

Liverpool sudah menapaki era baru bersama Arne Slot. Dua laga mereka lakoni di English Premier League 2024/2025 bersama Slot. Kemasannya begitu berbeda dengan saat ditangani Juergen Klopp.

Saat melawan Ipswich Town pada pekan pertama pada Sabtu (17/8/2024), Liverpool belum menunjukkan identitas ala Slot pada babak pertama. Mereka kewalahan menghadapi permainan bertenaga Ipswich. Namun, perubahan dilakukan Slot pada awal babak kedua dengan menarik Jarrel Quansah dan memasukkan Ibrahima Konate.

Dengan hadirnya Konate, keseimbangan lini belakang Liverpool muncul. Inilah titik baliknya. Liverpool bisa mengontrol laga sepanjang 45 menit kedua sehingga menang dengan skor 2-0.

Ketika melawan Brentford di Anfield pada Minggu (25/8/2024), Slot menurunkan kembali susunan pemain yang sama seperti babak kedua di laga melawan Ipswich. Quansah tidak menjadi starter, tetapi Konate. Benar saja, permainan Liverpool stabil sejak awal. Mereka mampu mengontrol Brentford sepanjang laga. Meski sempat disengat serangan balik Brentford, Liverpool bisa dengan mudah menangkalnya.

Transisi permainan Liverpool juga begitu cepat, sama seperti ketika Klopp berkuasa. Namun, ada perbedaan yang mendasar dalam proses transisinya. Seperti apa Liverpool versi Arne Slot?

1. Risiko tidak sebesar gegenpressing

Liverpool Versi Arne Slot: Kesabaran dan KerapianPemain Liverpool, Luis Diaz dan Alexis Mac Allister, usai duel melawan Brentford. (instagram.com/liverpoolfc)

Sebagai seorang pelatih, Arne Slot memang punya filosofi yang agak mirip dengan Juergen Klopp. Mereka suka dengan aliran bola cepat dengan mengandalkan sayap-sayap cepatnya. Progresi permainan juga ditekankan lewat kombinasi umpan di lini ketiga.

Persamaan Slot dan Klopp dari sisi serangan membuat gaya Liverpool atraktif. Semua terlihat ketika Mohamed Salah melakukan kombinasi di laga melawan Brentford, yang nyaris saja berujung gol indah. Namun, ada perbedaan mendasar dalam sistem pertahanan mereka. Ketika Klopp menekankan lini depan sebagai tembok pertama pertahanan, Slot justru tidak demikian.

Gaya Klopp disebut heavy metal football lantaran taktik gegenpressing miliknya menekankan tiga pemain depan untuk terus bertarung, merebut bola dari lawan sejak sektor pertahanannya. Taktik ini mengundang risiko karena, jika tiga pemain depan Liverpool menekan, diikuti dengan rekannya dari lini tengah pula, menciptakan ruang kosong di area tertentu. Namun, Slot tidak mengambil risiko sebesar itu.

Slot hanya menugaskan 1 atau 2 pemain demi menekan dari lini depan dan lebih memilih untuk menumpuk pemain di sektor tengah. Dengan cara ini, Slot menekankan skema transisi yang lebih terstruktur dengan dukungan dan perlindungan ekstra untuk lini belakang. Terlebih, jika full-back macam Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson harus berlari jauh, turun ke posisi aslinya setelah melakukan overlap.

"Pemainnya sama, dengan cara yang mirip selama 8 atau 9 tahun. Tidak semuanya, tetapi mayoritas bermain seperti itu. Kualitas pemain Liverpool tetap gila di atas lapangan, masih berbahaya ketika transisi menyerang dan kami kebobolan lewat cara itu. Perbedaannya memang dari segi struktur dan cara membangun permainan. Itulah yang menjadi salah satu pembeda," kata manajer Brentford, Thomas Frank, dilansir Metro.

Baca Juga: 7 Rekor Liverpool di Premier League, Pernah Jadi Juara Tercepat

2. Kontrol dan kesabaran build-up play

Liverpool Versi Arne Slot: Kesabaran dan KerapianWinger Liverpool, Mohamed Salah, merayakan gol ke gawang Ipswich Town. (instagram.com/liverpoolfc)

Permainan Liverpool era Arne Slot juga terlihat lebih sabar. Jamie Carragher, dalam pandangannya di Sky Sports, merasa eks timnya itu bermain dengan gaya Manchester City dalam versi Slot. Mereka bermain dengan pola yang lebih tertata, mengatur permainan dari bawah mengandalkan koneksi antarlini.

Terkadang, ada bola-bola panjang yang dilepaskan dari lini belakang. Namun, itu dilakukan beberapa pemain dengan kemampuan umpan khusus, seperti Virgil van Dijk dan Alexander-Arnold. Cara ini sebenarnya sudah efektif. Sebab, Liverpool belakangan mencatatkan akurasi umpan tinggi, yakni sebesar 92 persen ketika melawan Brentford. Torehan tersebut, dikutip WhoScored, merupakan yang tertinggi selama 20 tahun terakhir.

Slot juga mengubah sedikit wajah di lini tengah. Alexis Mac Allister dan Ryan Gravenberch diduetkan sebagai double pivot. Peran nomor enam diberikan kepada Gravenberch, yang belakangan mampu menunjukkan kapasitasnya lantaran tidak bisa merekrut pemain lain dengan karakter tersebut. Sementara, Mac Allister bertindak sebagai breaker dengan karakter permainannya yang keras dan suka berduel.

Posisi keduanya tidak ditempatkan dalam satu garis. Salah satu dari mereka kerap berada lebih ke depan. Mereka bergantian demi menjaga kedalaman.

Kemudian, Dominik Szoboszlai diberikan peran sebagai nomor delapan dengan kebebasan ketika menyerang. Szoboszlai harus melindungi sisi yang kosong dalam transisi saat full-back melakukan overlap. Ketika menyerang, lini tengah benar-benar memainkan peranan penting. Sektor ini diharapkan bisa memberi kontrol penuh atas permainan Liverpool ketika memegang atau tanpa bola.

"Kami juga mengontrol permainan tanpa bola. Kerja keras jadi salah satu filosofi ketika bertahan agar tim lawan tidak menciptakan peluang atau kesempatan sama sekali," ujar Arne Slot dikutip Sky Sports.

3. Transisi rapi dengan keseimbangan

Liverpool Versi Arne Slot: Kesabaran dan Kerapianbek Liverpool, Ibrahima Konate (instagram.com/liverpoolfc)

Selain kesabaran dan kontrol, Arne Slot menekankan para pemain tengahnya bergerak tanpa bola. Ini demi menciptakan situasi yang kacau di area penalti lawan. Sering kali, sejumlah pemain Liverpool berlari menyusup di garis-garis tertentu dalam pertahanan lawan.

Dalam situasi ini, para pemain tengah juga harus menjaga kedalamannya. Salah satu dari mereka ditekankan berdiri di tengah agar bisa menyaring potensi serangan balik. Ketika menyerang, terlihat ada tiga pemain Liverpool yang berdiri di pertahanan, dengan Van Dijk dan Konate ditemani salah satu gelandang menjaga potensi serangan balik.

Ketika serangan ditangkal lawan, Liverpool tidak fokus merebut bola kembali dari lini paling depan begitu lawan melepaskan serangan balik. Menjaga bentuk pertahanan mereka justru jadi tujuan. Liverpool berusaha menjaganya dengan transisi yang rapi.

"Kami bekerja begitu keras demi menciptakan hal yang bagus. Anda sudah sering melihatnya. Pergerakan tanpa bola kami juga memberikan kepercayaan diri. Jangan lupakan periode Juergen, tetapi sekarang ada bos baru. Itulah yang kami fokuskan, bukan membandingkannya," ujar Virgil van Dijk dikutip Metro.

Baca Juga: 6 Pemain Non-Eropa di Skuad Liverpool 2024/2025

Men Sana En Corpore Sano Photo Verified Writer Men Sana En Corpore Sano

Cuma penulis biasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya