Kursi Panas Erik ten Hag di Manchester United

Masa depan Ten Hag kembali jadi bahasan

Posisi Erik ten Hag di kursi manajer Manchester United kembali diperdebatkan. Setelah kekalahan dari Liverpool dengan skor telak 0-3 di Old Trafford pada 1 September 2024 lalu, Ten Hag digadang-gadang bakal dipecat dalam waktu dekat.

Sejumlah pengamat menilai dan memprediksi, Erik ten Hag sudah seharusnya didepak. Sebab, mereka berpendapat sang manajer tidak bisa mengeluarkan potensi terbaik MU meski didukung dengan belanja pemain yang besar sejak 2022 lalu.

Dengan kedatangan Manuel Ugarte, Ten Hag sudah dibekali uang hingga 200 juta pound sterling atau setara Rp4,06 triliun. Namun, hingga kini, belum ada trofi English Premier League yang mampir.

Pada 2023/2024 lalu, MU malah mencatatkan prestasi terburuknya sepanjang partisipasi di EPL dengan finis di peringkat kedelapan. Piala FA memang menjadi penyelamat Ten Hag, tetapi itu bukan jaminan MU sudah bangkit.

MU nyatanya masih menjadi pesakitan karena kekalahan dari Liverpool adalah yang kedua secara beruntun pada 2024/2025 ini. Sebelumnya, mereka dibekap Brighton & Hove Albion di Amex Stadium.

"Sebenarnya lebih kepada hal ego ketika manajer dan klub bilang begini, 'Akhirnya kita memenangkan sebuah trofi'. Kita perlu melihat perkembangan, ketika sudah cukup, tampil bagus, trofi akan kembali kepada klub. Namun, bukan hanya perkara trofi bisa dibilang kembali ke papan atas," ujar eks manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer, dilansir talkSPORT.

"Ini soal konsistensi ada di papan atas. Terkadang, juara di turnamen bisa menyembunyikan fakta kita masih sengsara," lanjutnya.

1. Erik ten Hag yang antikritik harus terbuka

Kursi Panas Erik ten Hag di Manchester Unitedmanajer Manchester United, Erik ten Hag (x.com/manutd)

Komentar Ole Gunnar Solskjaer viral belakangan ini di media sosial. Sebab, usai kalah dari Liverpool, Erik ten Hag tak terima ketika ditanya jurnalis soal kesalahannya dalam 2 tahun terakhir. Sang manajer terlihat antikritik dan enggan disalahkan atas kekalahan MU di dua laga beruntun. Ten Hag malah membandingkan trofi yang diraih MU dengan Manchester City.

"Yakin? Saya rasa tidak. Atau, jika Anda tidak pernah bisa meraih trofi seperti kami dan mengalahkan lawan hebat, saya prihatin kepada Anda. Setelah Manchester City, kami yang meraih banyak trofi," ujar Erik ten Hag.

Itu komentar yang sebenarnya tidak diharapkan fans Manchester United. Sebab, dengan komentar tersebut, Ten Hag terlihat berkelit. Tidak heran dia menjadi bahan olok-olok di media sosial. Komentarnya dibandingkan dengan komentar Solskjaer.

"Benar ketika mereka memenangkan Piala FA musim lalu. Namun, apakah ada kemajuan di MU? Tidak sama sekali. Musim lalu malah mengalami kemunduran. Orang-orang mulai sadar, Piala FA cuma menyelamatkan Ten Hag," kata mantan striker Premier League, Chris Sutton, dilansir Daily Mirror.

Bagi Sutton, sikap Erik ten Hag usai kekalahan dari Liverpool sangat tidak pantas. Sudah seharusnya, menurut Sutton, Ten Hag bisa menerima kritik. Apalagi setelah MU kembali dipermalukan rival abadi mereka.

"Apa yang kita ketahui, beberapa laga berikut sangat krusial baginya. Ketika kembali dari jeda internasional, mereka harus bangkit," ujar Sutton.

Baca Juga: 5 Eks Ajax yang Mengikuti Jejak Erik ten Hag ke Man United

2. Erik ten Hag bisa kena gusur asisten sendiri

Kursi Panas Erik ten Hag di Manchester UnitedRuud van Nistelrooy (instagram.com/rvnistelrooij)

Erik ten Hag sekilas masih didukung para petinggi Manchester United. CEO MU, Omar Berrada, menyatakan pihaknya masih mendukung sang manajer. Pendapatnya juga didukung Direktur Olahraga Dan Ashworth yang menyebut Ten Hag orang yang cocok bagi MU.

"Apakah kami masih percaya dengan Erik? Tentu saja. Kami merasa Erik pelatih terbaik saat ini dan mendukungnya," kata Berrada dilansir ESPN.

Meski begitu, itu hanya pernyataan Berrada. Semua hal masih bisa terjadi. Sebab, Sir Jim Ratcliffe, co-owner MU, memiliki pendapat lain.

Ratcliffe sudah memikirkan sejumlah kandidat pengganti Erik ten Hag. Dilansir Daily Mail, Ruud van Nistelrooy bukan tak mungkin promosi dari asisten menjadi manajer. Belum lagi kehadiran Thomas Tuchel yang nyaris saja menangani MU. Gareth Southgate juga masuk bursa. Paling mengejutkan, Joachim Loew, eks pelatih Timnas Jerman, bisa saja direkrut demi menjadi pengganti Ten Hag.

3. Erik ten Hag dipermalukan Arne Slot

Kursi Panas Erik ten Hag di Manchester UnitedPelatih Liverpool, Arne Slot (x.com/liverpoolfc)

Dengan apa yang terjadi di laga melawan Liverpool, Erik ten Hag seperti dipermalukan rekan senegaranya, Arne Slot. Sebagai pendatang baru, Slot malah mencatatkan start yang baik bersama Liverpool. Mereka mampu meraih 3 kemenangan beruntun dengan 7 gol tanpa pernah kebobolan.

Sebelum laga, Ten Hag sempat iri kepada Slot. Sebab, dia diwarisi skuad berkelas dari Juergen Klopp. Filosofi permainannya juga sudah terbentuk. Itu dianggap telah membantu Slot untuk mudah beradaptasi.

"Mereka tim dewasa dengan pemain yang sudah lama bersama dan berpengalaman. Kami punya lebih banyak pemain yang baru dan harus membentuk tim baru. Mereka punya tim dan struktur yang jelas. Saya rasa, pemain, kolaborasi di dalam timnya, sangat jelas dan itu yang menguntungkannya, karena sudah terbangun beberapa tahun belakangan," ujar Erik ten Hag seperti dikutip ESPN.

Namun, pada dasarnya, Arne Slot tidak mudah juga dalam urusan meracik pemain di Liverpool. Dia harus melakukan sejumlah perubahan gaya main, dari yang tadinya penuh risiko ala Klopp menjadi lebih tenang dan sabar. Sesuai ungkapan di media-media Inggris, Slot harus mengubah aliran heavy metal menjadi santai dan easy listening ala The Beatles. Semua mulai terlihat ketika laga kedua melawan Brentford.

Puncaknya terjadi ketika mengalahkan Manchester United. Slot mulai buka-bukaan soal gaya bermainnya. Caranya meramu taktik ternyata begitu kompleks. Dia juga menguliti apa yang kurang dari permainan MU dan mengeksploitasinya sepanjang laga.

Dari pengamatan Arne Slot, ada tiga kelemahan MU yang rentan dieksploitasi. Pertama, garis pertahanan di sisi sayap mereka terbilang tinggi, dengan full-back yang kerap menekan ke depan dan lambat turun. Kemudian, lubang di pertahanan MU lebih terbuka karena, secara praktik, skemanya bukan 4-2-3-1 atau 4-3-3, tetapi 4-4-2. Dalam hal ini, Slot memanfaatkan kelebihan Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai untuk urusan penguasaan bola dan duel di lini tengah.

"Saya memilih menahan Luis Diaz dan Mohamed Salah lebih tinggi, karena full-back mereka terlalu ke depan. Mereka bakal sering berada dalam situasi 1 lawan 1. Kemudian, kami manfaatkan tiga gelandang yang bisa berlari, berduel fisik. Jadi, mereka kami paksa lebih sering berlari dan berduel. Gelandang kami agresif, makanya bisa menang," ujar Slot.

Apa yang dikatakan Slot tentu jadi peringatan buat Ten Hag. Sebab, taktik eks pelatih Belanda itu sudah dikuliti habis oleh Slot. Kini, tinggal Ten Hag yang harus berkreasi, membuktikan diri dengan mengubah gaya main MU agar lebih efektif dan stabil. Bisakah Erik ten Hag melakukannya?

Baca Juga: Ten Hag Masih Aman di MU, Tapi Terancam Tuchel dan Southgate

Men Sana En Corpore Sano Photo Verified Writer Men Sana En Corpore Sano

Cuma penulis biasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya