Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier League

Ghibahin striker jadi hal haram buat Schmeichel

Jakarta, IDN Times - Peter Schmeichel memang berasal dari Denmark, negara yang selalu menjadi underdog di setiap turnamen kelas Eropa dan dunia. Namun, jika bicara kariernya di Manchester United, Premier League, dan Timnas, dia adalah seorang legenda.

Sekarang, Schmeichel memang sudah pensiun. Hari-harinya diisi oleh menjadi pengamat, dan juga mengisi beberapa acara yang kerap dihadiri legenda-legenda sepak bola. Terbaru, dia turut menyemarakkan Vidio Premier League Festival.

Dalam sebuah sesi wawancara bernama Media Roundtable with Vidio yang diselenggarakan di Jakarta beberapa waktu lalu, Schmeichel bercerita mengenai MU dan Premier League. Tidak lupa juga, dia bercerita soal Denmark.

Baca Juga: Peter Schmeichel Hadiri Vidio Premier League Festival

Halo Peter, senang berjumpa dengan Anda. Mari kita mulai dengan pertanyaan, siapa penyerang tajam di Premier League?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeaguePeter Schmeichel di Indonesia. (Dok. Vidio)

Ya pertama-tama, saat main dulu, saya tidak pernah memerhatikan striker, karena ketika melakukan itu, mereka akan terluka. Ya, saya hanya bisa bicara calon penyerang tajam di Premier League musim depan. Itu menarik untuk dibicarakan.

Erling Haaland adalah penyerang yang mencetak gol paling banyak musim lalu. Kalau tidak salah, dia mencetak 37 gol musim lalu. Itu adalah catatan mengesankan. Sekarang, dia memasuki musim keduanya di Premier League.

Jika bicara soal sindrom musim kedua, ini akan lebih sulit karena semua orang sudah tahu. Dalam kasus Haaland, semua pemain bertahan pasti sudah mulai berpikir bagaimana cara mengatasinya.

Itu bakal menjadi sesuatu yang layak kita nantikan musim depan. Apakah dia akan tetap bagus, atau justru jadi buruk? Tapi kita harus sepakat Haaland adalah pemain spesial

Saya juga ingin melihat bagaimana rekrutan anyar MU, Rasmus Holjund. Dia adalah pemain muda, tidak seperti Haaland, tapi mereka punya kesamaan dalam hal kecepatan, kekuatan, dan mentalitas. Dia sedikit lebih muda dibanding Haaland. Akan tetapi, sejauh yang saya tahu, dia punya potensi tak terbatas.

Dia bisa menjadi prospek buat Manchester United di masa depan. Tentu, dia akan mendapatkan banyak tekanan. Tapi, semoga dia dilatih dengan baik, mendapatkan banyak jam terbang, dan saya rasa jika dua hal itu dilakukan, MU bakal memiliki penyerang bagus dan mencetak banyak gol. Jadi buat saya, ada dua striker (Haaland dan Hojlund) yang saya nanti penampilannya (musim depan).

MU bisa kalahkan ManCity musim lalu, apakah bisa bersaing?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeagueManchester United (dok. Instagram.com/manchesterunited)

ManCity adalah tim yang sangat spesial. Keberhasilan mereka meraih treble winners musim lalu adalah bukti dari spesialnya ManCity. Bukan cuma harus punya tim yang fantastis, mereka juga harus punya faktor keberuntungan (agar bisa meraih treble). Dan ManCity memiliki itu semua musim lalu.

Mereka memainkan sepak bola yang luar biasa, dengan ditopang performa apik dari individu dan tim. Saya rasa salah satu pemain terbaik di ManCity musim lalu menurut saya adalah (Ilkay) Guendogan.

Akan tetapi, Guendogan tidak di situ lagi dan sejujurnya saya kira mereka tidak akan bisa menemukan pengganti. Mereka hanya merekrut Kovacic untuk mengisi lini tengah. Belum lagi Riyad Mahrez juga pergi. Dia adalah pencetak gol ulung bagi ManCity, banyak main di Premier League dan jadi top scorer bagi ManCity di Piala FA.

Saya pikir empat pemain tengah yang mereka miliki, (Bernardo) Silva, (Riyad) Mahrez, (Jack) Grealish, dan (Phil) Foden, membuat ManCity sulit untuk dihadapi, karena kita tidak tahu siapa yang akan dimainkan, dan Pep Guardiola memiliki opsi yang banyak di bangku cadangan.

Pep adalah sosok yang tidak pernah membiarkan pemainnya gampang pergi, apalagi jika kualitasnya bagus. Jadi, perginya beberapa pemain mungkin karena masalah tersendiri, apakah ada pemain muda yang diorbitkan atau apa, saya tidak tahu.

MU, ketika coba untuk menyaingi, harus memiliki apa yang juga dimiliki ManCity. Dimulai dari lini belakang, MU harus bisa bermain sejak dari kiper. Andre Onana adalah pilihan yang bagus, karena bisa memainkan bola layaknya Ederson (Moraes).

Tapi, tentu saja karena ini MU, bisakah Onana melakukan itu? Bisakah dia mengatasi tekanan karena sekarang semua mata tertuju padanya. Banyak yang menonton Ajax Amsterdam dan Inter Milan, tapi semua orang menonton MU. Apa yang akan terjadi ketika dia bikin kesalahan? Bisakah dia melupakan itu dengan cepat? Saya harap dia bisa melakukannya.

Lalu, lanjut ke persaingan di lini tengah. Ini pendapat pribadi saya, MU bisa menyaingi ManCity. MU punya (Alejandro) Garnacho, (Jadon) Sancho, Antony, dan ada juga opsi Bruno Fernandes yang bisa main di mana saja di tengah. Ada juga Haaland vs Hojlund di depan.

Jadi apakah MU bisa menyaingi ManCity? Saya tidak tahu. Akan tetapi, saya optimistis dengan kondisi MU sekarang. Musim perdana Erik ten Hag di MU sangat penuh tantangan. Ketika dia datang, dia langsung beres-beres di tim dan berhasil melakukannya.

Dia tahu caranya mengatasi masalah dengan Cristiano Ronaldo, dan itu adalah cara yang bagus. Dia berani menghukum Ronaldo, dan menegaskan pemain di ruang ganti, bahwa dia adalah bosnya di MU. Hal itu langsung memberikan dampak besar bagi permainan MU musim lalu.

Jadi, sekarang MU sudah memiliki manajer yang bagus, dan dia sudah tahu tim ini mau dibawa ke arah mana. Dia tahu pemain-pemain yang cocok dengan sistemnya, tidak cuma kuat, tangguh, tapi juga menarik. Pemain yang bikin kita betah menonton MU, meski tim dalam kondisi kalah.

Sejarah MU memang luar biasa, karena ketika kita berdiskusi dengan orang-orang yang sudah mendukung sejak lama, ada George Best, dan banyak pemain lain. Itu memiliki arti tersendiri bagi fans MU, karena mereka adalah pemain-pemain yang diingat fans karena gaya mainnya yang unik dan luar biasa. Pemain macam itu masih ada.

Misal Garnacho, dia adalah pemain yang harus diperhatikan untuk beberapa musim ke depan. Kembali ke pertanyaan kamu, apakah kita sudah bisa menyaingi ManCity? Saya tidak tahu, tetapi saya harap kita sudah setara dengan ManCity.

Di pramusim, Onana marah ke bek MU, bagaimana pendapatmu? Apa memang kiper harus aktif memberi instruksi ke pemain belakang?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeagueAndre Onana, kiper anyar MU. (instagram.com/andreonana.24)

Tentu saja iya. Generasi saat ini, kebanyakan mereka secara natural tidak terlahir sebagai pemimpin, mereka sering kali tumbuh dengan cara dimanja, semua hal dilakukan oleh orang lain bagi mereka. Itu realitasnya.

Menyambung ke sepak bola, saya pikir saat ini kita sedikit memiliki sosok yang bisa disebut pemimpin. Dan jika melihat sepak bola sekarang, tak banyak pemain punya jiwa kepemimpinan luar biasa. Berbeda dengan zaman saya dulu main di MU, semua pemain bisa jadi pemimpin. Ini adalah perubahan di sepak bola sekarang.

Padahal, penting memiliki orang yang bisa bicara dan memberi arahan dari belakang. Sebab, kiper bisa melihat semua situasi di atas lapangan. Peran terpenting kiper adalah untuk mencegah terjadinya gol, juga mencegah terciptanya peluang. Jika ada orang-orang seperti ini di belakang, itu bisa dilakukan.

Jadi, alasan MU merekrutnya adalah karena punya jiwa pemimpin. Dia juga andal memainkan bola dengan kakinya, dan itu penting untuk gaya bermain yang diinginkan Erik ten Hag di MU.

Saya sudah mengikuti Onana sejak musim lalu di Liga Champions, dan salut dengannya. Dia sudah melakukan tugasnya dengan baik, tapi itu di Ajax dan di Inter Milan, bukan di MU. Jadi saya berharap dia bisa melakukan hal yang sama di MU. Beruntunglah, dia sangat percaya diri, dan itu bagus.

Baca Juga: Polemik Omelan Andre Onana ke Maguire, Layak Gak Sih?

Jika Peter Schmeichel masih dalam kondisi primanya, akankah dia dipilih main oleh Ten Hag? Terkejutkah kamu dengan perubahan peran kiper sekarang ini?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeagueManajer Manchester United, Erik ten Hag saat menghadapi Sevilla, Jumat (14/4/2023). (uefa.com)

Sulit untuk menjawab pertanyaan itu, saya tidak bisa membandingkan kondisi sepak bola sekarang dengan zaman dulu. Saya tidak terkejut dengan evolusi yang terjadi di sepak bola saat ini. Bahkan, evolusi ini masih terus berjalan.

Jika kamu melihat laga Piala FA musim lalu dan Premier League, evolusi itu benar-benar terlihat dan terasa. Dalam sebuah laga, manajer bisa saja mengganti kiper karena bisa memainkan bola dengan kaki lebih baik. Aliran bola juga diatur rapi, menunggu pemain hingga jarak setengah sampai satu meter, agar tercipta ruang kosong yang bisa dimanfaatkan.

Dan terkadang, sekarang pemain lebih senang mengumpan bola, daripada langsung menerobos masuk dengan dribel. Itulah bentuk evolusi dari sepak bola sekarang, dan masih akan terus berlanjut. Ke depan, akan lebih sedikit kiper yang hanya bisa menangkap bola.

Menurut saya, itu adalah sesuatu fantastis yang sukses ditambahkan ke permainan sepak bola hari ini. Membuat permainan sepak bola lebih menarik, sekaligus membuat kiper-kiper harus bekerja keras untuk memenuhi standar itu. Namun, saya melihat banyak kiper bisa melakukannya.

Fans MU di Indonesia sangat besar, tetapi kerap banyak hate comment di media sosial, salah satunya soal Harry Maguire. Pendapatmu bagaimana?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeagueBek Manchester United, Harry Maguire / Instagram @manchesterunited

Ini sangat menyedihkan. Ada banyak hal yang bisa terjadi media sosial. Saya kira awalnya media sosial dirancang supaya orang bisa terkoneksi dan berteman. Tapi kadang beberapa orang bodoh (yang menyalahgunakannya).

Soal Maguire, saya sudah mengikutinya sejak dia di Leicester City. Dia adalah pemain fantastis. Sebagai pengamat, dulu sebelum Piala Dunia 2018 di Rusia, kami harus memilih 11 pemain inti Inggris untuk laga lawan Tunisia, dan entu saya memilih Harry Maguire masuk starting line up, saya jadi satu-satunya yang memilih dia. Saya bilang pria ini fantastis.

Kita bisa lihat sama-sama di Piala Dunia 2018, Harry Maguire selalu main di setiap laga dan dia jadi salah satu pemain terbaik di ajang itu. Jangan lupa juga, mereka berhasil tembus babak semifinal. Jalan panjang sukses dia tempuh. Intinya saya sering membicarakan orang ini, dan MU akhirnya merekrutnya.

Jadi, dia mengalami masa-masa buruk di jeda musim panas 2023 ini. Dia juga berada di situasi yang sangat tidak beruntung di Manchester United. Sayangnya, tim juga tidak melindungi dia, dan ketika dia melakukan beberapa kesalahan, semua orang berpaling darinya.

Tapi saya ingin mengeklaim bahwa Harry Maguire adalah pemain yang bagus, tetapi saya pikir akan sulit baginya di masa depan di MU. Itu juga karena situasi yang terjadi di media sosial, di mana lima orang bisa membuat situasi media sosial menjadi rusuh. Sedih memang, tapi itu realitanya. Pemain memang bisa menggunakan media sosial untuk kepentingannya, tetapi ada efek buruk dari situ. Beruntung saya tidak main di zaman media sosial seperti sekarang ini.

Baca Juga: Peter Schmeichel Jabarkan Beda Kiper Dulu dan Sekarang

Komentar kamu soal Timnas Denmark?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeagueChristian Eriksen sumbang gol untuk Denmark (Instagram.com/herrelandsholdet)

Saya rasa Piala Dunia adalah contoh bagaimana sepak bola mengalami naik dan turun. Tentu saja Denmark tidak dijagokan di ajang itu, tetapi semua orang di Denmark belajar dari situ, pemain, pelatih, manajemen, media, pundit.

Tapi, faktanya Denmark punya banyak talenta dan pemain bagus. Kita punya pemain seperti Hojlund yang ditransfer ke MU dengan harga mahal. Hal itu jarang terjadi di Denmark, dan itu membuat pemain muda di negara kami lebih percaya diri, apalagi kami juga punya banyak pemain U-21 yang bagus.

Saya rasa Denmark bisa menjadi salah satu tim terbaik di Piala Dunia dengan kekuatan yang ini. Saya cukup bangga dengan negara saya saat ini, dan saya optimistis Denmark bisa menjadi salah satu kekuatan di sepak bola dunia

Opini kamu tentang Richard Moller Nielsen?

Peter Schmeichel yang Akhirnya Ghibah Kiper dan Striker Premier LeaguePeter Schmeichel di Indonesia. (Dok. Vidio)

Dia adalah pahlawanku. Ada perbedaan besar antara menjadi pelatih klub dan pelatih tim nasional. Richard Moller Nielsen adalah sosok yang cerdas. Dia membuat semuanya jadi mudah bagi kami di atas lapangan. Dia juga mengajari kami semua caranya main sederhana.

Ketika para pemain Denmark kembali dari berbagai klub di Eropa (jelang Piala Eropa 1992), dia mampu menyatukan kami semua dalam waktu singkat. Dia punya cara untuk menyatukan gaya main kami yang berbeda-beda, sehingga para pemain tak ada rasa ragu di atas lapangan. Semua begitu jelas, dan kami akhirnya bisa main dengan efektif

Soal dia (Moller Nielsen) jadi pahlawan saya, dia adalah orang mengorbitkan saya sedari muda dan saya banyak berlatih secara individu bersamanya. Dia juga memasukkan saya ke tim U-21 dan dia yang membawa saya ke Timnas senior. Dia datang ke klub saya, ke kampung halaman saya. Sebelum Piala Dunia 1986, saya banyak berlatih bersamanya setiap Selasa dan Kamis. Dia sangat percaya pada kemampuan saya, dan saya juga nyaman bersamanya. Sayangnya dia sudah meninggal, tetapi kami berakhir sebagai teman yang sangat baik.

Ketika rumor menyebar bahwa saya akan kembali ke Denmark setelah saya pensiun, saya ada di Kopenhagen dan dia tinggal di kota lain yang jauh dari Kopenhagen, dia menghubungi saya dan berkata 'rumah tetangga saya dijual, ayo beli dan ayo kita bertetangga'. Ya, sedekat itulah hubungan kami. Dia adalah orang baik.

Dia adalah orang yang mampu membuat orang seperti saya ini berprogres begitu cepat. Kenapa, karena dia cerdas dan dia memberi arahan yang jelas kepada saya soal karier saya.

Baca Juga: Richard Moller Nielsen, Pahlawan bagi Peter Schmeichel

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya