Persija dan Persib Paling Sering Kena Sanksi di Liga 1 2023/24
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Football Institute merilis data evaluasi soal Liga 1, 2, dan Elite Pro Academy (EPA) musim 2023/24. Dari temuan mereka, Persija Jakarta dan Persib Bandung jadi dua tim yang paling sering melakukan pelanggaran disiplin.
Acara rilis temuan Football Institute ini dihelat di Barito Mansion, Selasa (9/7/2024). Turut hadir Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga, pengamat Effendi Gazali, mantan Ketua The Jakmania, Ferry Indrasjarief.
1. Persija jadi paling banyak melakukan pelanggaran
Dalam temuan Football Institute, Persija jadi klub yang paling banyak melakukan pelanggaran disiplin musim lalu. Total, mereka menorehkan 23 pelanggaran, dengan pelanggaran terbanyak dilakukan suporter (13).
Persib menyusul di posisi kedua, dengan total 19 pelanggaran. Rinciannya, 10 pelanggaran berasal dari suporter, tujuh pemain, satu ofisial, dan satu panpel. Tetap, pelanggaran oleh suporter jadi yang terbanyak.
Baca Juga: Stefano Beltrame Dipastikan Tak Bersama Persib Musim Depan
2. Persib dan Persija juga paling banyak bayar denda
Editor’s picks
Tidak cuma menjadi tim yang paling banyak melakukan pelanggaran, Persib dan Persija juga jadi tim yang paling banyak membayar denda. Khusus Persib, mereka jadi tim yang paling banyak bayar denda di Liga 1 musim lalu.
Total, Persib merogoh kocek Rp680 juta untuk membayar denda. Sedangkan Persija, mereka berada di urutan lima tim paling banyak membayar denda musim lalu di liga, dengan catatan Rp360 juta.
3. Denda tidak efektif?
Founder Football Institute, Budi Setiawan, menyatakan semestinya ada evaluasi dari Komdis PSSI terkait sanksi yang diberikan. Sebab, sanksi denda ternyata tidak memberikan efek jera, justru malah banyak pengulangan.
"Meskipun Komdis PSSI telah memberikan denda kepada pihak klub atas pelanggaran yang mereka melakukan selama Liga 1, 2, dan EPA, ternyata tidak memberikan dampak yang berpengaruh pada kualitas pertandingan. Pengulangan pelanggaran masih kerap terjadi," ujar Budi.