Graham Potter Datang, Kekeluargaan akan Muncul di Chelsea
Graham Potter (brightonandhoveindependent.co.uk)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Chelsea langsung bergerak mencari manajer baru begitu mereka mengakhiri kerja sama dengan Thomas Tuchel. Dalam waktu dekat, Graham Potter disinyalir akan segera merapat ke Stamford Bridge.
Merunut ucapan guru transfer asal Italia, Fabrizio Romano, disebutkan bahwa negosiasi Potter dan Chelsea sudah mencapai tahap akhir. Per Kamis (8/9/2022) ini, Potter sudah tidak menjalani sesi konferensi pers bersama Brighton.
"Tidak ada konferensi pers yang dilakukan Potter, karena pembicaraannya mengenai kepindahan ke Chelsea sudah masuk tahap akhir. Kesepakatan akan segera dicapai beberapa jam lagi," cuit Romano dalam akun Twitter pribadinya.
Kehadiran Potter di Chelsea jadi sesuatu yang layak untuk ditunggu. Dengan profilnya yang terbilang sederhana, mampukah dia membawa Chelsea berprestasi?
1. Catatan Graham Potter sederhana, tapi konsisten
potret Graham Potter (skysports.com)Potter memulai karier manajerialnya di klub antah berantah asal Swedia, Ostersund FK. Bersama Ostersund, Potter mulai dikenal publik. Dia mampu membawa klub utara Swedia tersebut melenggang ke babak 32 besar Liga Europa 2017/18.
Catatan apiknya bersama Ostersund membawa Potter hijrah ke Inggris. Swansea City jadi klub pertama yang dia tangani. Bersama Swansea, Potter mengenal sepak bola Inggris, dan membawa tim berlambang angsa tersebut menang 21 kali dari 51 laga.
Dari Swansea-lah, jalan Potter terbuka ke Premier League. Brighton and Hove Albion merekrutnya pada musim 2019/20. Bersama Brighton, Potter menahbiskan namanya sebagai manajer muda potensial Inggris.
Sejauh ini, Potter sudah memimpin Brighton dalam 135 laga di Premier League. Selama itu, Potter membawa Brighton menang 42 kali, imbang 46 kali, dan kalah 47 kali. Di awal musim 2022/23, Potter membawa Brighton bertengger di papan atas.
Baca Juga: 5 Pemain Andalan Thomas Tuchel Selama Melatih Chelsea
2. Potter andal menghidupkan aura kekeluargaan
Editor’s picks
wearebrighton.comSalah satu mantan pemain Ostersund yang kini main di Liga 1, Brwa Nouri, mengungkapkan Potter adalah sosok yang baik. Dia tidak memperlakukan pemain sebagai pesepak bola. Dia memperlakukan pemain layaknya manusia.
"Potter secara emosional sangat cerdas dalam berinteraksi dengan orang-orang, membuatmu merasa diterima, dan membuatmu berkembang. Dia sangat ahli dalam banyak hal. Bagiku, dia luar biasa," ujar Nouri dilansir ESPN FC.
Mantan chairman Ostersunds, Daniel Kindberg, mengamini pernyataan Nouri ini. Dia berujar, selain memiliki kesadaran taktikal yang apik, Potter adalah sosok yang mampu mengembangkan pemain dengan cara unik nan humanis.
"Di lapangan, Potter memiliki kesadaran taktikal yang lebih tinggi dibandingkan pelatih-pelatih lain di Skandinavia. Tidak cuma itu, caranya dalam mengembangkan pemain dan tim tak ada duanya," ujar Kindberg.
Sebagai manajer, Potter ingin timnya main fleksibel. Dia bisa menerapkan banyak sistem dalam satu pertandingan, dengan basis dasar 3-5-2. Dia juga menyenangi penguasaan bola, tidak beda jauh dengan Tuchel.
Bedanya, Potter lebih humanis. Dia memiliki pendekatan kekeluargaan yang bisa membuat Chelsea lebih rekat. Hal inilah yang tidak tampak saat mereka ditangani Tuchel.
3. Graham Potter bisa membuat Chelsea lebih hidup
express.co.ukDengan segala atributnya ini, Potter berpotensi membuat suasana di Chelsea lebih hidup. Dengan tetap berpegang teguh pada sepak bola yang menekankan dominasi, Potter bisa membuat Chelsea lebih terorganisasi.
Namun, jika acuannya adalah trofi, hal itu akan jadi tantangan bagi Graham Potter. Terbiasa dengan klub yang tidak menggebu akan trofi, dia akan menemukan tekanan yang lebih saat menangani Chelsea. Tekanan ini yang bisa menyulitkannya di kemudian hari.
Baca Juga: 5 Eks Pelatih Chelsea dengan Masa Jabatan Terlama pada Abad 21
