Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan Kualitas

Bagaimana mekanisme harga pemain di Liga 1?

Intinya Sih...

  • Regulasi Liga 1 2024/25 akan tambahkan kuota pemain asing menjadi delapan, karena harga pemain lokal mahal.
  • Pemain lokal termahal di Liga 1 mencapai Rp7,8 miliar, dengan label Timnas berpengaruh pada harga.
  • Mekanisme penentuan harga pemain lokal didasarkan pada statistik, label Timnas, dan negosiasi klub.

Jakarta, IDN Times - Wacana regulasi delapan pemain asing di Liga 1 2024/25 mengemuka. Namun, ada satu alasan menarik yang jadi sebab diberlakukannya regulasi ini. Katanya, harga pemain lokal sudah mahal.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, menggelontorkan wacana ini jelang final leg kedua Liga 1 2023/24 antara Madura United lawan Persib. Dia menyatakan kuota pemain asing bertambah menjadi delapan.

Mekanismenya, setiap tim boleh memiliki delapan pemain asing dan semua masuk Daftar Susunan Pemain (DSP). Tetapi, yang bisa masuk skuad hanya 5+1, salah satunya pemain dari Asia.

"Regulasi pemain asing akan menjadi delapan. Tapi, tetap yang main adalah 5+1. Satunya Asia bukan ASEAN. Kemudian, delapannya boleh ada di DSP, sehingga nanti harus asing bergantian dengan asing. Asia tukar Asia," ujar Ferry.

Sebanyak dua petinggi klub Liga 1, Ardian Satya Nagara (Dewa United) dan Yabes Tanuri (Bali United), buka-bukaan mengenai hadirnya wacana delapan pemain asing di Liga 1 2024/25 ini. Mereka kompak mengakui hal itu tak lepas dari mahalnya harga pemain lokal.

"Terkait PSSI dan PT LIB tentang aturan penambahan kuota pemain asing, menurut saya, melihat belakangan melonjaknya harga-harga dan gaji pemain lokal," ujar Ardian.

"Harga pemain lokal agak tinggi. Beberapa jauh lebih mahal daripada pemain asing. Tapi kami juga melihat, saling bermain atau tidak. Namun pada dasarnya, kami membeli pemain berdasarkan kemampuan," ucap Yabes.

Menilik alasan mahalnya harga pemain lokal di atas, menarik untuk menilik, sejatinya seperti apa penentuan harga pemain lokal di Liga 1? Apa mereka memang semahal itu?

Harga pemain lokal memang mahal

Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan KualitasPSS Sleman vs Madura United. (Instagram.com/pssleman)

Dilansir laman harga transfer kenamaan dari Jerman, Transfermarkt, ada 10 pemain lokal di Liga 1 2023/24 yang masuk kategori mahal. Harga mereka bahkan berada di atas Rp4 miliar.

Penggawa Persija, Andritany Ardhiyasa, jadi pemain lokal termahal ke-10, dengan harga mencapai sekitar Rp4,3 miliar. Lalu, ada penggawa Persib, Marc Klok, yang jadi pemain lokal termahal dengan harga sekitar Rp7,8 miliar.

Kemudian, Rizky Ridho (Rp6,5 miliar), Rachmat Irianto (Rp5,7 miliar), Stefano Lilipaly (Rp5,2 miliar), Bagas Kaffa (Rp4,8 miliar), Ricky Kambuaya (Rp4,8 miliar), Ezra Walian (Rp4,8 miliar), Beckham Putra (Rp4,8 miliar), dan Ricky Fajrin (Rp4,8 miliar), yang juga masuk deretan pemain lokal mahal.

Dari semua pemain itu, ada kesamaan yang bisa dilihat. Mulai dari Klok, Ridho, Irianto, Lilipaly, Bagas, Ricky, Ezra, Beckham, Ricky, dan Andritany, adalah pemain-pemain berlabel Timnas. Apakah memang label ini memengaruhi harga pemain sebegitunya?

Baca Juga: Buntut 8 Pemain Asing, Harga Pemain Lokal Liga 1 Kena Imbas

Ada sejumlah indikator penentuan harga

Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan KualitasMaman Abdurahman dan sang anak di laga Persija vs PSIS. (Dok. Persija)

Agen kenamaan Indonesia, Muly Munial, menjelaskan tentang mekanisme harga pemain lokal ditetapkan. Dia menyatakan tak ada harga yang tetap untuk pemain. Fluktuasi itu akan selalu ada berdasarkan perkembangan pemain, dipadu statistik selama satu hingga dua musim terakhir.

"Ya mereka pasti rata-rata. Mereka pasti dasarnya bicarakan statistik. Kalau striker itu berapa gol, ya. Atau, mereka cari fullback. Ada berapa fullback yang tersedia. Ada berapa persen dari mereka yang punya jam terbang. Ya, dari situ mereka menentukan harga," ujar Muly di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Selain statistik, Muly tidak memungkiri label lain seperti Timnas dan eks bintang klub tertentu, bisa memengaruhi harga pemain lokal. Namun, kendati sudah ada label itu, harga pasti tetap bergantung pada negosiasi pemain, agen, dan klub.

Bahkan, Muly juga mengakui label Timnas junior, entah itu U-16, U-19, atau U-23, bisa memberi pengaruh besar bagi harga pemain. Meski begitu, pada akhirnya dia menyerahkan semua pada kemampuan finansial klub.

"Sekarang, semua sudah tahu, gila juga ya harga pemain Timnas sudah segini (mahal). Jadi, ya bukan hanya pemain saja yang berkomunikasi, klub juga. Saya percaya dengan free market, biar ada yang memutuskan," kata Muly.

Berapa pasaran harga pemain lokal saat ini?

Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan KualitasDewa United di ajang Liga 1 2023/24. (Dok. Dewa United FC)

Muly mengungkapkan, pasaran harga pemain lokal saat ini beragam. Dia mengungkapkan variasi harga pemain untuk Liga 1 berada di kisaran Rp2 miliar untuk non-label Timnas untuk harga termahal, dan termurah Rp2 juta.

Untuk pemain berharga Rp2 juta, Muly menyebut hal itu tak lepas dari status sang pemain yang merupakan didikan akademi. Mereka biasanya dibayar murah, demi bisa mendapatkan jam terbang dan latihan di klub, dengan kontrak jangka panjang.

"Sekarang Liga 1 mungkin ya, rata-rata kita bilang di angka Rp400 sampai Rp500 juta ada. Ada juga yang Rp2 miliar ke atas. Ada juga yang di bawah Rp5 juta, sampai Rp2 juta. Tapi, rata-rata mereka itu pemain didikan akademi klub," kata Muly.

Muly juga mengakui, wacana regulasi delapan pemain asing di Liga 1 ini memengaruhi pasaran harga pemain lokal. Regulasi tersebut, menurut Muly, mengarahkan klub lebih memilih pemain asing, karena memang ada beberapa yang harganya lebih murah ketimbang lokal dan kualitasnya gak kalah bagus.

"Ya kan, sekarang daripada merreka bayar gaji pemain Rp3 miliar, pemain Indonesia, mendingan ada asing yang harganya 5.000 sampai 6.000 dolar Amerika Serikat (kisaran Rp98 juta). Dan mungkin bisa sama atau lebih bagus," ujar Muly.

Tidak semua asing itu bagus

Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan KualitasBhayangkara FC lawan Persik di Liga 1. (ligaindonesiabaru.com)

Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Andritany Ardhiyasa, menyatakan tidak semua pemain asing memiliki kualitas. Kadang, ada pemain asing yang tidak bisa bersaing di sebuah tim. Namun, kebijakan klub terhadap pemain asing itu berbeda.

Alih-alih memanfaatkan pemain lokal, klub justru tetap mencari amunisi asing, dengan kualitas yang tidak jauh beda dengan lokal. Hal itu mengundang pertanyaan tersendiri baginya.

"Ada tim yang degradasi, pemain asingnya diganti lokal, jadi cadangan. Itu kan sudah mengambil satu slot untuk pemain lokal, dan harganya dia sebagai pemain asing juga mahal. Kenapa slot itu tidak dikasih ke pemain lokal?" kata Andritany.

Namun, bukan berarti semua pemain asing itu buruk. Andritany mencontohkan, saat di Persija, mereka punya Michael Krmencik dan Abdulla Yusuf Helal yang sangat berkualitas. Namun, mendatangkan pemain sekaliber mereka tentu butuh dana besar.

"Makanya, Persija tahun lalu ada Yusuf dan Krmencik, luar biasa. Mereka bagus sekali. Bagus di dalam dan luar lapangan, dan mereka membantu mengangkat tim. Tapi, memang klub siap? Tentu ada harga, ada kualitas," ujar Andritany.

Kembali kepada keuangan masing-masing klub

Dilema Harga Pemain di Liga 1, Antara Mahal dan KualitasPersib lawan Bali United di Liga 1 2023/24. (Dok. Persib)

Lebih lanjut, Muly mengungkapkan transfer dan harga pemain di kompetisi pada akhirnya tergantung pada finansial klub. Semua bergantung pada kepintaran klub dalam mematok harga, baik untuk pemainnya ataupun untuk incaran.

"Agen sama pemain pasti berusaha mendapat harga yang terbaik. Tapi, balik lagi, yang menentukan adalah yang beli (klub-klub Liga 1). Apakah itu pantas atau tidak. Tentu semua tergantung pada klub. Pintar-pintar mereka itu," kata Muly.

Baca Juga: Klausul Baru Pelatih Liga 1, Wajib Lepas Pemain ke Timnas

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya