De Bruyne: Uang Lebih Didengar FIFA dan UEFA, Ketimbang Suara Pemain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bintang Manchester City, Kevin de Bruyne, melayangkan kritik pedas terhadap federasi sepak bola dunia (FIFA) dan Eropa (UEFA). Menurutnya, organisasi itu hanya berorientasi pada uang saja, tanpa memikirkan kondisi kesehatan pemain.
Hal itu dilontarkan De Bruyne usai UEFA dipastikan menggelar Liga Champions musim ini dengan penambahan jumlah kontestan dan format baru. Bakal diikuti 36 tim, ajang ini digelar dengan sistem seperti liga, sehingga jadwal pertandingan bakal lebih padat.
1. FIFA dan UEFA malah menambah jumlah pertandingan
De Bruyne menilai, kondisi itu diperparah dengan jadwal padat dalam kalender FIFA. Sebab, pada pertengahan tahun depan juga bakal ada Piala Dunia Antarklub dengan format baru dan diikuti 32 kontestan di Amerika Serikat.
Sebelumnya, FIFA juga membuat kebijakan anyar terkait turnamen terakbar Piala Dunia 2026. Mereka menggelar ajang ini di tiga negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, serta diikuti lebih banyak peserta yaitu 36 negara.
"Yang jadi persoalan, FIFA dan UEFA acap menambahkan jumlah pertandingan. Padahal, kami punya kekhawatiran yang tak pernah diberikan solusinya. Nampaknya, uang lebih didengar ketimbang suara pemain,” ujar De Bruyne dikutip ESPN.
Baca Juga: De Bruyne Dirumorkan Pensiun, Pelatih Belgia: Jangan Dulu
Editor’s picks
2. Pemain rentan cedera
Menilik kebijakan-kebijakan itu, De Bruyne menilai jika FIFA dan UEFA tak peduli dengan kondisi para pesepak bola. Sebab, terlalu banyak pertandingan yang harus dijalani pemain selama satu musim.
Pemain bakal menjalani lebih kurang 80 pertandingan per musim. Hal itu, dianggap De Bruyne, bisa membuat pemain rentan cedera, momok yang mengancam karier pesepak bola profesional.
3. Jadwal musim depan beratkan pemain
De Bruyne menyebut, jadwal yang padat itu mungkin tak akan jadi masalah untuk musim ini, tapi ini bakal jadi persoalan besar tahun depan. Menurutnya, asosiasi pesepak bola profesional harus mencarikan solusi untuk melindungi pemain.
“Persoalan besarnya bakal datang usai Piala Dunia Antarklub. Sebagaimana diketahui, sepak mula Premier League jaraknya hanya tiga pekan usai final Piala Dunia Antarklub. Jadi, apakah kami hanya bisa rehat tiga minggu saja kemudian menjalani 80 pertandingan selama semusim,” beber pemain Timnas Belgia itu mengkritik FIFA dan UEFA.
Baca Juga: Pep Guardiola: Kevin De Bruyne Tak akan Pergi dari ManCity