Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola Olimpiade

Termasuk ada intervensi FIFA #Olimpiade2024

Intinya Sih...

  • Sepak bola Olimpiade hanya boleh mengirimkan pemain di bawah 23 tahun untuk berlaga, dengan tiga slot pemain di atas 23 tahun.
  • Pada Olimpiade 1984, IOC memperbolehkan pemain profesional tampil, tetapi yang belum pernah main di Piala Dunia FIFA.
  • Aturan U-23 telah membentuk wajah sepak bola Olimpiade selama beberapa dekade terakhir, menciptakan sejarah baru dalam ajang tersebut.

Olimpiade 2024 dimulai. Berbagai negara telah mengirimkan perwakilan di tiap cabang olahraga untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Salah satunya cabang olahraga sepak bola yang menjadi perhatian dalam pesta olahraga ini. 

Cabang olahraga sepak bola memiliki aturan khusus dalam tiap Olimpiade yang berlangsung. Sepak bola hanya diperbolehkan mengirimkan tiap pemain berusia di bawah 23 tahun untuk berlaga. Namun, mereka boleh mendaftarkan tiga nama pemain saja dengan usia di atas 23 tahun untuk melengkasi skuad. Mengapa demikian? Simak sejarah peraturan usia 23 tahun pada cabang olahraga sepak bola Olimpiade berikut!

1. Prancis menjadi negara pertama yang mempertandingkan sepak bola di Olimpiade

Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola OlimpiadeSkuad Inggris saat meraih medali emas di Olimpiade 1908. (twitter.com/FIFAcom)

Sepak bola pertama kali dipertandingkan di ajang olimpiade pada edisi 1900. Prancis menjadi saksi sejarah dipertandingkannya sepak bola di ajang 4 tahunan tersebut. Pada saat itu, Inggris menjadi negara pertama yang meraih gelar emas untuk cabang sepak bola. Debut pertama sepak bola di Olimpiade hanya diikuti tiga negara partisipan, yaitu Inggris, Prancis, dan Belgia.

Namun, saat itu setiap wakil negara hanya diperbolehkan menurunkan pemain-pemain amatir. Peraturan tersebut terus berlangsung hingga Olimpiade 1984, kecuali Olimpiade 1932 Los Angeles. Pada Olimpiade 1932, sepak bola dihapus dari daftar cabang olahraga yang pertandingkan karena saat itu Piala Dunia pertama kali diselenggarakan. Selain itu, Amerika Serikat ingin lebih mempromosikan American Football dibandingkan dengan sepak bola.

Baca Juga: Delegasi Palestina Tolak Jabat Tangan Israel di Olimpiade Paris 2024

2. Pemain profesional pertama kali diizinkan tampil pada Olimpiade 1984

Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola OlimpiadeSkuad Prancis saat meraih medali emas di Olimpiade 1984. (twitter.com/FIFAcom)

Pada Olimpiade 1984, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memperbolehkan pemain-pemain profesional untuk bermain di ajang Olimpiade. Namun, pemain-pemain yang tampil hanya diperbolehkan untuk pemain yang belum pernah tampil pada ajang Piala Dunia FIFA. Peraturan tersebut berlaku bagi negara-negara di bawah naungan konfederasi UEFA dan CONMEBOL.

FIFA tetap bersikeras agar Piala Dunia memiliki prioritas di atas Olimpiade. Hal tersebut memaksa IOC menyetujui dan berkompromi dengan argumen FIFA. Meski begitu, peraturan ini sempat menjadi tantangan dari pemain-pemain yang pernah bermain di Piala Dunia karena mereka jadi terhalang untuk turut berlaga di Olimpiade.

3. Olimpiade 1992 menjadi ajang pertama kalinya aturan U-23 diperkenalkan

Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola OlimpiadeNigeria meraih emas di Olimpiade 1996. (twitter.com/FIFAcom)

Pada Olimpiade 1992, aturan tersebut diperbarui dengan menyatakan bahwa semua pemain yang berlaga harus berusia di bawah 23 tahun. Empat tahun berselang, peraturan tersebut menambah tiga slot untuk pemain yang berusia di atas 23 tahun ke dalam skuad mereka. Aturan ini menjadi aturan terakhir yang berubah dan bertahan hingga saat ini. 

Selain itu, Olimpiade 1996 menjadi ajang pertama kali dipertandingkan sepak bola perempuan. Namun, aturannya berbeda dengan aturan sepak bola pria di ajang Olimpiade. Sepak bola perempuan tidak memiliki batasan usia. Pemain yang sudah pernah bermain di Piala Dunia diperbolehkan bermain.

4. Negara Eropa tidak pernah meraih medali emas sejak aturan terakhir diterapkan

Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola OlimpiadeSkuad Spanyol di Olimpiade 1992. (twitter.com/FIFAcom)

Pada Olimpiade 1992, Spanyol meraih meraih medali emas pertama mereka di cabang olahraga sepak bola. Namun, hal tersebut menjadi medali emas terakhir yang pernah diraih oleh negara asal Eropa. Format aturan tersebut membuat munculnya negara-negara juara baru yang sebelumnya tidak dijagokan di cabang olahraga sepak bola seperti Kamerun dan Nigeria. 

Negara Afrika dan Amerika Latin menjadi negara-negara yang mendominasi sejak Olimpiade 1992. Sedangkan, Asia dan Eropa hanya menjadi negara-negara pelengkap ajang tersebut. Bahkan, Brasil meraih medali emas dua kali secara beruntun pada Olimpiade 2016 dan Olimpiade 2020.

5. Alasan aturan tersebut berlaku di Olimpiade

Sejarah Aturan U-23 pada Sepak Bola OlimpiadePotret Messi (kiri) dan Aguero (kanan) saat meraih emas di Olimpiade 2008. (twitter.com/FIFAWorldCup)

FIFA sebagai induk organisasi sepak bola tidak menginginkan Olimpiade mengganggu Piala Dunia sebagai kompetisi sepak bola paling bergengsi. Oleh karena itu, FIFA tidak menginginkan pemain-pemain terbaiknya untuk bermain di Olimpiade yang ditakutkan mengalahkan pamor Piala Dunia itu sendiri. Maka, dibuatlah aturan U-23 yang membatasi Olimpiade dalam menyelenggarakan ajang olahraga tanpa harus menurunkan pamor Piala Dunia. 

Dalam sejarahnya, di antara FIFA dan IOC sering memang kerap perselisihan. Salah satunya adalah intervensi yang dilakukan oleh FIFA pada Olimpiade 1984. Ketika itu, FIFA hanya membolehkan negara-negara Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika Utara untuk menurunkan tim terbaik, sementara negara-negara dari dua kekuatan utama sepak bola, Eropa dan Amerika Selatan, hanya boleh menurunkan tim berisikan pemain yang belum pernah membela timnas di Piala Dunia. Hal tersebut membuat IOC sebagai Komite Olimpiade Internasional harus berkompromi atas keputusan FIFA.

Aturan U-23 telah membentuk wajah sepak bola Olimpiade selama beberapa dekade terakhir. Namun, dengan dinamika sepak bola yang terus berubah, menarik untuk memertanyakan apakah aturan ini masih relevan diteruskan di masa depan. Meski begitu, aturan ini juga di sisi lain berhasil menciptakan sejarah baru dalam sepak bola Olimpiade. Negara-negara yang sebelumnya jarang menjadi sorotan kini memiliki kesempatan untuk bersinar, sementara negara-negara dengan kekuatan besar di sepak bola harus beradaptasi karena mereka perlu membentuk skuad berbasis generasi muda.

Baca Juga: 3 Negara Debutan di Cabor Bulu Tangkis Olimpiade 2024

Firmansyah 19cahyo Photo Verified Writer Firmansyah 19cahyo

Bacaan adalah tuntunan dalam kehidupan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya