Peran Identitas Visual dan Branding dalam Sepak Bola

Bukan sekadar konsistensi warna dan logo belaka

Sejak lama identitas visual adalah elemen penting dalam strategi branding sebuah entitas komersial, termasuk tim sepak bola. Bedanya, dengan adanya media sosial, peran identitas visual makin membesar. Ini terjadi karena tim dituntut untuk punya kehadiran virtual yang baik dan relevan. Tak terbatas pada estetika, relevansi yang dimaksud juga termasuk inovasi serta penyertaan nilai historis.

Tak heran kamu bakal melihat makin banyak tim sepak bola dunia yang cukup niat saat menggarap identitas visual mereka. Selain foto resolusi tinggi, desain jersey dan stadion mereka dipermak sedemikian rupa. Tak sedikit yang rela menggelontorkan dana untuk berkolaborasi dengan studio desain yang punya keahlian khusus di bidang itu. Lantas, apa sih sebenarnya peran identitas visual dalam tim sepak bola? Bukankah, tim lebih baik fokus memenangkan gelar demi gelar saja?

1. Identitas visual mampu memikat penggemar baru

Peran Identitas Visual dan Branding dalam Sepak Bolajersey pink hand-dyed yang dipakai Virginia Dream FC pada 2023 (instagram.com/virginiadreamfc)

Meski bergerak di bidang olahraga, tim sepak bola tetap masuk dalam kategori entitas komersial. Untuk bisa bertahan di tengah sistem ekonomi kapitalis seperti sekarang, eksposur jadi krusial. Bagi klub baru, eksposur dari memenangkan gelar atau turnamen bukanlah perkara mudah. Tak jarang yang akhirnya memilih untuk mengandalkan identitas visual untuk menarik perhatian. 

Seperti yang dilakukan Virginia Dream FC, klub yang saat ini berlaga di liga semi-profesional National Premier Soccer League (NPSL) Amerika Serikat. Berdiri pada 2016, klub ini dapat perhatian publik saat merilis jersey berwarna pink dengan corak hand-dyed pada 2023. Itu bertepatan dengan debut mereka di NPSL. Media pun mulai melirik mereka.

Tahun 2024 ini, mereka masih mempertahankan warna pink, tetapi mengubah detail desainnya. Yakni dengan menyelipkan detail garis bercorak keramik Azulejo untuk mengapresiasi kultur Portugal yang mendominasi presentase etnisitas staf mereka.

Pemilihan warna pink pastel sebagai jersey sepak bola memang bukan hal baru. Juventus pernah mengadopsi warna itu pada musim 2015/2016. Inter Miami FC bahkan sudah pakai jersey pink sebagai seragam utama mereka sejak 2022. Penggunaan warna tak awam itu dengan cerita di balik desainnya sukses bikin Virginia Dream FC raup eksposur.

2. Sebuah upaya mempertahankan dan merawat fans loyal

Peran Identitas Visual dan Branding dalam Sepak Bolapenampakan stadion dan desain jersey RSC Anderlecht musim 2023/2024 (instagram.com/rscanderlecht)

Kasusnya akan sedikit berbeda untuk tim sepak bola yang sudah berdiri puluhan sampai ratusan tahun lalu. Tentu mereka punya fans loyal yang tak jarang bersifat turun temurun. Untuk itu, biasanya tim sepak bola dengan nilai historis kuat tak akan main-main dengan logo dan warna kebanggaan mereka.

Coba ingat polemik akuisisi SV Austria Salzburg oleh Red Bull pada 2005. Identik dengan warna ungu, Red Bull mengubah identitas klub dengan warna merah yang merupakan ciri khas jenama mereka. Tak pelak, fans loyal SV Austria Salzburg menolak dan berakhir dengan terpecahnya klub jadi dua entitas berbeda.

Strategi re-branding yang sukses bisa kamu lihat lewat RSC Anderlecht. Bekerja sama dengan studio Base Design, Anderlecht terlihat mengubah beberapa elemen dalam identitas visual mereka. Misalnya pemilihan tipografi dan tentu desain jersey yang lebih clean dan minimalis. Namun, mereka tidak mengubah elemen-elemen yang sudah pakem seperti warna ungu, putih, dan emas yang sudah melekat pada klub.

Hebatnya, seiring dengan perkembangan zaman dan meluasnya demografi fans mereka, situs dan media sosial mereka pun kini mengadopsi prinsip inklusivitas dan keberagaman. Ini terlihat dengan penyertaan bahasa Inggris selain bahasa Belanda dan Prancis yang umum dipakai di Belgia.

SSC Bari juga bisa jadi studi kasus menarik. Bekerja sama dengan Kappa, mereka merilis jersey dengan desain retro berwarna perak milenium yang jadi daya tarik tersendiri. Itu tak hanya menarik kolektor, tetapi juga penggemar loyal yang kebanyakan mewarisi kecintaan terhadap klub dari leluhur mereka.

3. Bisa disulap jadi representasi kultural yang unik

Peran Identitas Visual dan Branding dalam Sepak Bolajersey utama Venezia FC (instagram.com/veneziafc)

Branding kuat yang didukung oleh identitas visual mumpuni dimiliki pula oleh Venezia FC. Terinspirasi dari markas mereka yang berupa kota turis menawan dengan sejarah maritim yang kuat dan jadi rumah para pekerja kreatif, Venezia FC berhasil merangkum semuanya dalam 4 desain jersey mereka.

Dua jersey utama mereka yang berwarna hitam (kandang) dan putih (tandang) tampak seperti pakaian-pakaian beraliran haute couture khas desainer high-fesyen Italia dan Prancis. Sementara itu, jersey ketiga dan keempat mereka yang bercorak garis dan kerahnya bergaya nautical merupakan bentuk pengakuan terhadap sejarah maritim kota itu yang kuat.

Contoh lain yang tak kalah menarik adalah Vancouver FC. Pada 2024, mereka memperkenalkan jersey bercorak bunga sakura. Pemilihan bunga sakura bukan sembarang keputusan. Mirip dengan Venezia FC, Vancouver terinspirasi lokasi markas mereka yang terkenal dengan jajaran pohon sakura. Tercatat ada beberapa taman di Vancouver yang terkenal jadi spot menikmati bunga berwarna pink itu.

Selain bentuk apresiasi terhadap berkah alamnya, pemilihan corak bunga dan warna lembut untuk jersey tersebut didorong pula oleh agenda melawan bullying di sektor pendidikan dan olahraga. Mereka berkomitmen mendonasikan sebagian dari hasil penjualan jersey tersebut untuk gerakan non-profit Pink Shirt Day di Kanada yang fokusnya melawan perundungan dan mempromosikan inklusivitas.

Klub sepak bola bukan hanya tim olahraga belaka dewasa ini. Mereka sudah jadi subkultur baru yang punya posisi strategis untuk menyebarkan nilai-nilai tertentu, seperti kebersamaan, inklusivitas, keberagaman, dan sportivitas. Mereka juga sebuah entitas komersial yang butuh mempertahankan relevansinya untuk bisa bertahan di tengah sistem ekonomi kapitalis. Tak heran strategi branding jadi hal yang tak bisa mereka abaikan.

Baca Juga: 3 Manfaat Branding dalam Karier, Buka Peluang Baru

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya