3 Isu yang Selimuti Penyelenggaraan Piala Dunia 2026 di AS

Negara adidaya tak lepas dari masalah

Copa America 2024 resmi berakhir pada 14 Juli 2024 waktu setempat. Amerika Serikat pun kini bisa fokus jadi tuan rumah Piala Dunia 2026 yang bakal diselenggarakan dua tahun dari sekarang. Namun, bukannya dapat pujian, Copa America 2024 justru membuka tabir negara adidaya itu.

Ada beberapa isu yang kiranya yang masih jadi perdebatan dan kekhawatiran banyak orang. Tak cuma calon penonton dari luar negeri, tetapi juga warga lokal sendiri. Apa saja?

1. Pengelolaan ketertiban pertandingan yang kurang baik selama Copa America 2024

3 Isu yang Selimuti Penyelenggaraan Piala Dunia 2026 di ASSuporter Timnas Kolombia menyambut James Rodriguez di terowongan pemain Copa America 2024. (instagram.com/copaamerica)

Sorotan yang paling jelas terjadi pada laga semifinal Copa America 2024 yang mempertemukan Uruguay dengan Kolombia pada Kamis (11/07/24) lalu di Bank of America Stadium, Charlotte, North Carolina. Setelah laga berakhir dengan kemenangan Kolombia, suporter negara pemenang tampak menyerang tribun penonton yang berisikan anggota keluarga pemain Uruguay. Ketiadaan petugas keamanan memaksa para pemain Uruguay menuju tribun untuk melindungi keluarga mereka.

Beberapa pemain terlibat baku hantam dengan suporter Kolombia hingga akhirnya petugas keamanan datang melerai. Keterlambatan ini membuat banyak pihak mempertanyakan kemampuan Amerika Serikat menyelenggarakan Piala Dunia 2026. Ini belum termasuk keributan yang terjadi pada partai final antara Argentina vs Kolombia (14/07/24) di mana sejumlah penonton tanpa tiket memaksa masuk ke dalam stadion dan memaksa panitia menunda jadwal sepak mula.

Padahal, peserta Piala Dunia 2026 akan ditambah jadi 48 dari yang biasanya hanya 32 tim. Amerika Serikat bukan tuan rumah satu-satunya, tetapi mereka akan menyelenggarakan 78 dari total 104 pertandingan pada turnamen akbar tersebut. Itu berarti mereka adalah tuan rumah utama mengingat Kanada dan Meksiko hanya akan menyelenggarakan masing-masing 13 laga.

2. Masalah visa bisa halangi penonton asal luar negeri

3 Isu yang Selimuti Penyelenggaraan Piala Dunia 2026 di ASSuporter asal Uruguay butuh visa masuk Amerika Serikat untuk menonton Copa America 2024. (instagram.com/copaamerica)

Isu lain yang jadi kekhawatiran banyak pihak, terutama penggemar sepak bola internasional, adalah masalah visa. Meski nantinya akan masuk dalam skema visa non-imigran, beberapa warga negara tertentu harus mengantre dan melakoni wawancara tatap muka dengan perwakilan Amerika Serikat di negara masing-masing. Tak hanya keluar waktu, biaya pengajuannya pun tidak murah. Untuk pengunjung yang belum pernah mengajukan visa, prosesnya pun biasanya lebih lama. Pihak kedutaan besar dan konjen pun punya hak penuh untuk menerima atau menolak pengajuan visa tersebut.

Dilansir The Athletic, antrean wawancara visa Amerika Serikat di Meksiko dan Kolombia sudah mencapai 600—800 hari. Padahal, bila dihitung dari Juni 2024, Piala Dunia 2026 akan berlangsung kurang dari 800 hari lagi. Belum lagi, Kanada dan Meksiko punya aturan imigrasi yang beda pula dengan Amerika Serikat.

Ini berarti seseorang dari negara dengan visa lemah seperti Indonesia yang ingin menonton pertandingan di 3 negara penyelenggara harus mengantongi 3 visa sekaligus. Masalahnya, hanya ada 41 negara di dunia yang dibebaskan dari kewajiban mengurus visa oleh Amerika Serikat. Itu pun didominasi negara-negara anggota Uni Eropa ditambah negara sekutu mereka di Asia, seperti Jepang, Korsel, Israel, dan Singapura.

3. Isu kepemilikan senjata masih jadi polemik dalam negeri Amerika Serikat

3 Isu yang Selimuti Penyelenggaraan Piala Dunia 2026 di ASSpanduk protes soal regulasi kepemilikan senjata di Amerika Serikat. (Pexels.com/Katie Godowski)

Isu berikutnya yang tak kalah ramai adalah hak kepemilikan senjata di Amerika Serikat yang relatif bebas. Amerika Serikat sendiri punya sejarah panjang soal ini. Sejak lama senjata adalah bagian integral dari sistem masyarakat negeri itu. Entah untuk kegiatan berburu, membela diri, hingga hubungannya dengan military industrial complex (lingkaran hubungan antara institusi militer, industri senjata dan pemerintah). PEW Research Center yang melakukan studi pada 2021—2022 menemukan bahwa masyarakat Amerika terpolarisasi soal ini.

Sebagian menganggap senjata adalah sumber masalah karena adanya insiden penembakan massal di tempat umum. Di sisi lain, mereka butuh senjata untuk melindungi diri dari aksi kriminal. Lebih dari separuh responden setuju kalau Amerika Serikat butuh regulasi yang lebih ketat soal kepemilikan senjata menurut studi PEW. Namun, hingga kini tak ada perubahan apa pun soal itu. Dua partai di negeri itu, Demokrat dan Republik sama-sama tak berani mengambil terobosan berani soal isu ini.

Mendekati penyelenggaraan Piala Dunia 2026, penembakan massal masih terjadi di Amerika Serikat. Data yang dihimpun CBS News per 4 Juli 2024 menunjukkan bahwa sepanjang tahun ini sudah ada 216 insiden penembakan di seluruh Amerika Serikat. Terakhir, pada 13 Juli 2024, terjadi upaya penembakan terhadap calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Wajar jika calon penonton Piala Dunia 2026 was-was perihal keselamatan mereka saat menonton pertandingan. Apalagi masih ada trauma mengingat lambatnya respons petugas keamanan pada laga semifinal Copa America 2024 beberapa waktu lalu.

Menggagalkan mungkin kata yang terlalu frontal, layaknya dulu wacana pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar karena dugaan pelanggaran HAM terhadap pekerja konstruksi stadion. FIFA tentu tak mau mengambil risiko mencari alternatif tuan rumah dalam waktu yang sudah mepet seperti ini. Berkaca dari beberapa insiden di Copa America 2024, Amerika Serikat masih punya waktu untuk memperbaiki tata kelola keramaian mereka.

Baca Juga: 7 Orang Tewas akibat Dua Penembakan Massal di Amerika Serikat

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya