Bohemian FC, Klub Sepak Bola Irlandia yang Menolak Apatis

Satu-satunya tim sepak bola yang vokal soal Palestina

Hampir semua klub sepak bola di dunia memilih jalur aman dengan jadi apolitik. Ini mungkin sesuai dengan natur mereka sebagai perpanjangan tangan beberapa pelaku industri dan politik besar di satu wilayah bahkan dunia. Namun, apatis ternyata tidak menarik buat klub bernama Bohemian FC yang bermarkas di Irlandia.

Secara gamblang, mereka menyatakan posisi mereka dalam isu-isu kemanusiaan. Mulai dari antirasisme, pro-LGBTQ+, propengungsi, kesetaraan gender, hingga solidaritas untuk Palestina. Tidak seperti Celtic FC yang aktivismenya digerakkan kelompok suporter, manajemen Bohemian FC ikut berpartisipasi langsung dalam kampanye-kampanye tersebut. Mengapa dan bagaimana mereka bisa melakukannya di tengah rekan sejawat mereka yang bungkam? Berikut secuil profil klub kiri Bohemian FC.

1. Satu dari sedikit klub sepak bola di dunia yang bebas pengaruh pemilik modal besar

Bohemian FC, Klub Sepak Bola Irlandia yang Menolak Apatispemain Bohemian FC (instagram.com/bfcdublin)

Bermarkas di bagian utara Kota Dublin, Irlandia, yang dahulu identik dengan masyarakat kelas pekerja dan kaum hipster, tak heran kalau klub ini punya kecenderungan menganut aliran politik sayap kiri alias sosialis. Mereka juga mengeklaim sebagai klub dengan biaya operasional 100 persen dari penggemar yang tergabung dalam skema keanggotaan. Nilai dan cara mereka beroperasi mirip dengan FC St Pauli asal Jerman.

Dengan status independen itu, tak heran kalau Bohemian FC berani menyatakan posisi politik mereka. Tidak seperti klub-klub lain yang memilih bungkam atau selektif memilih isu yang kiranya aman mereka promosikan, Bohemian FC setia berpihak kepada kemanusiaan dan kebenaran. Namun, dengan status Bohemian FC sebagai klub medioker di liga sekecil League of Ireland, suara dan dampak yang mereka beri jelas tak sebesar klub-klub liga top Eropa.

Baca Juga: Alasan Paris Saint-Germain Ingin Datangkan Matvey Safonov

2. Akvitisme jadi daya tarik yang membantu keuangan klub

Bohemian FC, Klub Sepak Bola Irlandia yang Menolak Apatismural Hind Rajab di dinding luar stadion markas Bohemian FC (instagram.com/bfcdublin)

Meski menganut politik sayap kiri, Bohemian FC menggunakan strategi pemasaran yang cukup kapitalis. Merujuk wawancara Rory Smith dari New York Times dengan COO Bohemian FC, Daniel Lambert, sejak adanya media sosial, mereka bisa menggaet penggemar baru dari generasi muda. Ini karena Bohs, julukan Bohemian FC, menarik buat anak-anak muda yang butuh aktualisasi. Apalagi gen z, terutama di negara-negara Barat, dikenal sebagai generasi paling melek sosial politik. 

Keberadaan mereka juga sering dilihat orang sebagai antisipasi meningkatnya aktivitas kelompok sayap kanan dan nasionalis ekstrem di Irlandia. Kenaikan tren aliran politik sayap kanan di Irlandia sebenarnya tidak endemik. Fenomena itu terjadi hampir di seluruh Eropa seiring dengan naiknya jumlah pencari suaka dan pekerja migran asal Afrika, Asiam dan Timur Tengah di Uni Eropa. 

Masih menurut liputan Rory Smith, dalam 1 dekade terakhir, Bohs berhasil meningkatkan penjualan merchandise mereka sampai 2.000 persen. Jumlah anggota mereka juga naik drastis, dari 500-an kini mencapai 3000. Itu belum termasuk orang-orang dalam daftar tunggu untuk dapat persetujuan. Di sektor sponsorship, Bohemian FC tak tampak melakukan kerja sama dengan perusahaan mayor selain DHL. Sponsor mereka mayoritas entitas bisnis lokal.

Hal ini yang mulai memudar dari FC St Pauli. Baru saja klub Jerman yang resmi promosi ke Bundesliga Jerman 2024/2025 itu meneken kontrak dengan Puma. Padahal selama beberapa musim lalu, mereka memilih membuat aparel olahraga sendiri dengan nama DIIY. St Pauli juga memilih bungkam soal krisis kemanusiaan di Palestina.

3. Bela hak LGBTQ+ sampai solidaritas untuk Palestina

Bohemian FC, Klub Sepak Bola Irlandia yang Menolak Apatisjersey Bohemian FC bernada bendera Palestina (instagram.com/bfcdublin)

Pilihan mereka jelas tak populer. Isu pengungsi, LGBTQ+, dan Palestina amat terpolarisasi. Tak pelak, Bohs harus menerima banyak kritik, bahkan kehilangan penggemar yang menganggap aktivisme mereka sebagai gimmick belaka. Namun, selama antusiasme penggemar mereka yang bersedia jadi anggota tak pudar, rasanya sulit untuk menghentikan aktivisme Bohemian FC. Mereka tetap memasang plakat-plakat antirasisme dan propengungsi serta memasang bendera pelangi sebagai penanda sudut lapangan.

Dinding stadion mereka dicat dengan mural-mural pro-Palestina. Pada 15 Mei 2024 lalu, mereka mengadakan pertandingan amal melawan Timnas perempuan Palestina. Pemilihan tanggalnya pun tidak acak, yakni bertepatan dengan peringatan 76 tahun Nakba, migrasi paksa yang dilakukan milisi Zionis terhadap warga Arab Palestina pada 1948. Dalam pertandingan itu, slogan berbahasa Gaelic bertuliskan Saoirse don Phailistin yang berarti "kemerdekaan untuk Palestina" tampak di mana-mana.

Solidaritas Bohemian FC untuk Palestina ternyata bukan hal baru. Pada awal 2023, mereka sudah pernah merilis jersey bernuansa bendera Palestina yang 10 persen hasil penjualannya diserahkan kepada Sport for Life Palestine, sebuah organisasi nonprofit yang berbasis di Tepi Barat, Palestina. Jersey itu masih mereka pakai dalam beberapa pertandingan sampai sekarang.

Bohemian FC adalah contoh langka entitas olahraga yang bersedia konsisten bergerak membela kemanusiaan dan kebenaran. Sebuah fenomena yang tak mengejutkan mengingat banyak penggemar dan pegiat olahraga yang lebih nyaman jadi apatis.

Baca Juga: Alasan Klub Sepak Bola Jepang Ramai-ramai Berganti Nama

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya