Profil KAS Eupen, Klub Kota Kecil di Perbatasan Belgia/Jerman

Klub baru Shayne Pattynama

Mungkin sebagian dari kita belum pernah mendengar KAS Eupen. Klub yang berkompetisi di Jupiler Pro League ini bukanlah tim unggulan Belgia. Mereka hanya dicap sebagai klub papan bawah. Pada 2023/2024, klub asal Eupen ini pun bertengger di posisi ke-15 klasemen kasta tertinggi Liga Belgia per Februari 2024.

Meskipun demikian, KAS Eupen termasuk salah satu tim dengan sejarah panjang di negara Eropa Barat tersebut. Klub yang berada di wilayah dominan etnis dari Jerman di Belgia ini berhasil bertahan di kasta tertinggi Liga Belgia dalam 7 musim terakhir dan belum sekali pun terdegradasi sejak promosi pada 2015/2016.

Menariknya, KAS Eupen memutuskan untuk merekrut salah satu pemain naturalisasi Indonesia, Shayne Pattynama, pada musim dingin 2024. Berikut profil KAS Eupen atau yang memiliki julukan Panda tersebut.

1. KAS Eupen didirikan 2 bulan usai berakhirnya Perang Dunia II di Eropa

Profil KAS Eupen, Klub Kota Kecil di Perbatasan Belgia/JermanPemain KAS Eupen ketika merayakan gol. (instagram.com/kaseupenofficial)

KAS Eupen atau Koenigliche Allgemeine Sportvereinigung Eupen didirikan pada Juli 1945, hanya 2 bulan setelah berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Klub ini awalnya bernama Alliance Sportive Eupen yang merupakan gabungan dua klub, Volksspiele 1908 Eupen dan FC Eupen 1920. Klub ini pun mengawali debut tandingnya pada 21 Juli 1945 untuk memperingati Hari Nasional Belgia.

Dilansir laman resmi klub, sejak saat itu, klub berjuluk Panda ini resmi terdaftar dalam Asosiasi Sepak Bola Belgia (RBFA). Pada 1945-1946, klub ini memulai debut di Division II – Provinciale. Saat itu, mereka juga sudah melakoni pertandingan di lapangan yang terletak di Kehrweg yang kini menjadi lokasi Kehrwegstadion. 

Pada 1947, pihak manajemen KAS Eupen meresmikan tribun dengan kapasitas 450 penonton yang saat ini menjadi lokasi T3. Pada 1957, Cafe Penalty diresmikan pihak klub yang berfungsi menambah fasilitas di dalam stadion. Kapasitas stadion pun ditambah menjadi 1.500 penonton pada 1969.

2. Bertahap mampu melangkah ke kasta tertinggi Liga Belgia

Profil KAS Eupen, Klub Kota Kecil di Perbatasan Belgia/JermanPemain KAS Eupen saat melawan KAA Gent. (instagram.com/kaseupenofficial)

Beberapa tahun menjalani laga di Division II – Provinciale, KAS Eupen akhirnya berhasil promosi ke kasta keempat Liga Belgia pada 1961. Mereka mampu bertahan cukup lama di sana tanpa terdegradasi. Pada 1968/1969, tim ini akhirnya promosi ke kasta ketiga untuk pertama kalinya.

Setelah bertahan cukup lama di kasta ketiga, tim berjuluk Panda ini akhirnya sukses tembus ke kasta kedua usai merengkuh gelar juara pada 1969/1970. Sayangnya, mereka harus jatuh bangun usai menembus kasta kedua dengan teperosok lagi ke kasta ketiga dan kembali juara kasta ketiga pada 1975/1976. Setelah itu, tim ini terus konsisten berlaga di kasta ketiga mulai 1977-2002.

Pada 2002/2003, KAS Eupen berhasil duduk di posisi runner-up kasta kedua, tetapi gagal masuk ke kasta tertinggi. Baru pada 2010/2011, tim ini masuk ke Jupiler Pro League untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sayangnya, Eupen hanya mampu bertahan 1 musim karena hanya duduk di posisi 15 klasemen akhir. Pada 2015/2016, tim ini kembali ke kasta tertinggi dan mampu bertahan sampai musim ini.

Baca Juga: Profil Shayne Pattynama, Bek Indonesia yang Hengkang dari Viking

3. Dibeli Aspire Zone Foundation dari Qatar

Profil KAS Eupen, Klub Kota Kecil di Perbatasan Belgia/JermanPemain KAS Eupen (kanan) saat melawan Mechelen. (instagram.com/kaseupenofficial)

Sejak 2012, KAS Eupen sudah diakuisisi Aspire Zone Foundation dari Qatar. Pembelian ini juga dilatarbelakangi klub yang mengalami krisis finansial dengan hutang mencapai 4 juta euro (Rp67,3 miliar). Keputusan ini juga melihat keinginan Aspire Zone Foundation untuk mendirikan Aspire Academy di Eropa.

Dilansir Deutsche Welle, Aspire Zone Foundation sudah mendirikan Aspire Football Dreams di Afrika pada 2007. Yayasan itu berdiri untuk memberikan fasilitas beasiswa bagi anak-anak di 17 negara berkembang di Afrika dan dibawa untuk sekolah di Doha, Qatar. Sayangnya, mereka tidak memiliki kesempatan bermain secara profesional, terutama setara dengan sepak bola Eropa.

Alasan tersebut yang mendorong Aspire Zone Foundation membeli KAS Eupen. Selain itu, Eupen dipilih karena terletak di tengah Eropa, perbatasan antara Belgia/Jerman. Meski mayoritas penduduk berbahasa Jerman, warga lokal juga mampu berbahasa Prancis untuk mempermudah pemain asal Afrika yang mayoritas menuturkan bahasa Prancis.

4. Konsisten menghuni papan bawah Jupiler Pro League

Profil KAS Eupen, Klub Kota Kecil di Perbatasan Belgia/JermanShayne Pattynama saat resmi bergabung dengan KAS Eupen. (instagram.com/kaseupenofficial)

Setelah dibeli Aspire Zone Foundation, sedikit demi sedikit, performa KAS Eupen mengalami peningkatan. Puncaknya, mereka mampu tembus ke Jupiler Pro League untuk kedua kalinya pada 2015/2016 dan bertahan sampai kini. Meskipun, tim berjuluk Panda ini konsisten hanya duduk di papan bawah. 

Dalam beberapa musim terakhir, KAS Eupen cukup aktif dalam membeli pemain berbakat dengan harga miring. Pada 2023/2024, manajemen klub mendatangkan beberapa pemain, termasuk Alfred Finnbogason dari Lyngby BK dan kiper muda Gabriel Slonina dari Chelsea. Pada musim dingin 2024, klub mendatangkan pemain Indonesia, Shayne Pattynama. 

Tak hanya aktif dalam bursa transfer, KAS Eupen sudah mencetak beberapa pemain sepak bola andal. Beberapa nama itu, seperti Clinton Mata yang kini membela Olympique Lyon dan Christian Kabasele yang memperkuat Udinese Calcio. Beberapa pemain muda jebolan akademi juga sudah dipromosikan ke tim senior, seperti Lorenzo Youndje, Boris Lambert, dan lainnya. 

Menilik sepak terjang KAS Eupen dalam beberapa tahun terakhir, tim ini punya perkembangan yang signifikan. Meski masih jadi penghuni papan bawah, sedikit demi sedikit, klub ini mulai jadi tim yang patut diperhitungkan di Belgia sekaligus tim pencetak pemain berbakat.

Baca Juga: Kepergian Shayne Pattynama Buat Viking FK Galau

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya