Best Starting Eleven yang Belum Pernah Juara UCL, Ada Harry Kane!

2. Bek kiri: Joao Cancelo

Joao Cancelo (twitter.com/FCBayernEN)

Joao Cancelo adalah bek sayap yang paling komplet secara kualitas. Ia memiliki kemampuan bertahan sangat baik dan cerdik dalam membantu penyerangan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pemain asal Portugal itu selalu menjadi andalan bersama klub yang dibelanya.

Sayang, penampilan Cancelo menurun pada 2022/2023 lalu. Ia bahkan dipinjamkan Manchester City kepada Bayern Munich pada bursa transfer Januari 2023. Apesnya, saat dipinjamkan ke Bayern Munich, Manchester City justru berhasil menjadi juara Liga Champions. Dengan demikian, Cancelo harus menunggu waktu lebih lama agar bisa merasakan trofi Si Kuping Besar.

3. Bek tengah: Mats Hummels

Mats Hummels (twitter.com/FCBayernEN)

Mats Hummels menghabiskan seluruh kariernya di Liga Jerman. Bek berusia 34 tahun itu hanya memperkuat dua klub, yakni Borussia Dortmund dan Bayern Munich. Ia berhasil memenangi semua gelar domestik bersama dua tim tersebut.

Sayangnya, Hummels belum pernah merasakan trofi Liga Champions. Hummels sebenarnya hampir meraihnya pada 2012/2013. Namun, Borussia Dortmund saat itu kalah dari Bayern Munich dengan skor 1-2 pada partai final.

4. Bek tengah: Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci (twitter.com/juventusfc)

Leonardo Bonucci sangat setia membela Juventus. Pria berumur 36 tahun tersebut secara keseluruhan sudah mengabdi di Turin selama 12 tahun. Ia turut mengantarkan tim mencapai final Liga Champions sebanyak dua kesempatan. Momen tersebut tercipta pada 2014/2015 dan 2016/2017.

Dalam dua final tersebut, Bonucci gagal membawa klubnya meraih kemenangan. Musim 2023/2024 menjadi kesempatan terakhir Bonucci untuk bisa merasakan gelar Liga Champions. Sebab, ia sudah memutuskan bakal gantung sepatu pada 2024.

5. Bek kanan: Kieran Trippier

Kieran Trippier (twitter.com/NUFC)

Kieran Trippier tampil cukup konsisten sebagai bek kanan dalam beberapa musim terakhir. Penampilannya yang bagus tersebut membuatnya kini kembali mendapatkan panggilan ke Timnas Inggris. Ia bermain di Liga Champions bersama dua klub berbeda, yaitu Tottenham Hotspur dan Atletico Madrid.

Capaian terbaik Trippier tercipta pada 2018/2019. Kala itu, Tottenham Hotspur berhasil mencapai final Liga Champions. Namun, Trippier dan kolega harus menyerah dari Liverpool dengan skor 0-2. Ia pun masuk best starting eleven yang belum pernah juara UCL. Untungnya, kans Trippier untuk bisa menjuarai Liga Champions kembali terbuka. Sebab, ia baru saja mengantarkan Newcastle United untuk pertama kalinya bermain di Liga Champions pada 2023/2024.

Baca Juga: 5 Pemain Bintang yang Tidak Pernah Meraih Trofi UCL hingga Pensiun

6. Gelandang kiri: David Silva

David Silva (twitter.com/ManCity)

David Silva membela lima klub berbeda sepanjang karier profesionalnya. SD Eibar, Valencia, Celta Vigo, Manchester City, dan Real Sociedad menjadi tim yang beruntung bisa merasakan jasanya. Namun, ia hanya bermain di Liga Champions bersama Valencia dan Manchester City.

Perjalanan terbaik Silva di kompetisi tertinggi Benua Biru adalah mencapai semifinal pada 2015/2016. Langkah Manchester City saat itu dihentikan Real Madrid dengan agregat 0-1. Sekarang, peluang Silva untuk bisa meraih gelar Liga Champions makin tipis. Sebab, pemain berusia 37 tahun itu hanya membela tim medioker Liga Spanyol, Real Sociedad.

7. Gelandang tengah: Paul Pogba

Paul Pogba (twitter.com/juventusfc)

Kualitas Paul Pogba sebagai gelandang papan atas tentu tidak perlu diragukan lagi. Bintang asal Prancis ini bahkan sempat memecahkan rekor transfer dunia pada 2016. Manchester United rela merogoh kocek sebesar 105 juta euro atau Rp1,72 triliun untuk mengontraknya dari Juventus.

Di Liga Champions, penampilan Pogba tidak terlalu mengesankan. Ia hanya sekali mencicipi laga final. Itu terjadi saat Juventus bersua Barcelona pada 2014/2015. Pogba dan rekan-rekannya kalah 1-3 dari Barcelona. Pada musim 2023/2024, Pogba tidak bisa merasakan kompetisi Liga Champions. Pasalnya, Juventus hanya mampu finis di urutan ketujuh pada musim 2022/2023 lalu.

8. Gelandang tengah: Marco Verratti

Marco Verratti (twitter.com/PSG_English)

Marco Verratti merupakan gelandang yang penuh kreativitas. Umpan-umpan pemain asal Italia ini kerap merepotkan lini pertahanan lawan. Sepanjang kariernya, Verratti hanya membela dua klub, yakni Pescara dan Paris Saint-Germain.

Sejumlah trofi kompetisi lokal berhasil diraihnya bersama PSG. Hanya gelar Liga Champions yang sampai saat ini belum didapatkan Verratti. Pria berusia 30 tahun itu sempat mengantarkan PSG mencapai final Liga Champions 2019/2020. Sayang, PSG kalah dari Bayern Munich dengan skor tipis 0-1.

9. Gelandang kanan: Mario Gotze

Mario Gotze (twitter.com/MarioGoetze)

Mario Gotze besar bersama tim muda Borussia Dortmund. Ia berhasil promosi ke tim utama pada 2010. Penampilannya yang impresif membuatnya membelot ke Bayern Munich pada 2013. Bersama dua klub tersebut, Gotze berhasil meraih sejumlah trofi bergengsi, macam gelar Bundesliga, Piala Jerman, Piala Super Jerman, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antarklub.

Trofi Liga Champions menjadi satu-satunya gelar yang belum diraih Gotze sejauh ini. Ia sebenarnya hampir meraihnya pada 2012/2013. Namun, Gotze yang saat itu berseragam Dortmund harus mengakui kekalahan dari Bayern Munich pada laga final dengan skor 1-2.

10. Striker: Harry Kane

Harry Kane (twitter.com/SpursOfficial)

Harry Kane merupakan produk asli akademi Tottenham Hotspur. Ia tumbuh menjadi striker yang haus gol bersama klub London Utara tersebut. Sayangnya, sejak bergabung dengan tim senior pada 2013/2014, Kane belum pernah memenangi satu pun gelar juara, baik domestik maupun Eropa.

Kane hampir meraih gelar Liga Champions pada 2018/2019. Namun, Spurs saat itu harus takluk dari Liverpool dengan skor 0-2 pada partai puncak. Peluang Kane untuk meraih trofi Liga Champions cukup besar jika dirinya memilih hengkang dari Spurs dan bergabung dengan klub elite. Bayern Munich kabarnya tertarik merekrut Kane pada bursa transfer musim panas 2023 ini.

11. Striker: Edinson Cavani

Edinson Cavani (twitter.com/ManUtd)

Edinson Cavani merupakan salah satu striker papan atas di kompetisi top Eropa. Klub-klub elite pernah diperkuat Cavani, macam Palermo, Napoli, Paris Saint-Germain, Manchester United, hingga Valencia. Kendati demikian, pemain asal Uruguay itu belum pernah menjuarai Liga Champions sepanjang kariernya.

Ia sebenarnya ikut andil dalam keberhasilan PSG mencapai final Liga Champions 2019/2020. Namun, Cavani kala itu tidak tampil pada laga puncak karena mengalami cedera. Tanpa kehadiran dirinya, PSG harus mengakui kekalahan dari Bayern Munich dengan skor 0-1.

Mempunyai kemampuan mumpuni ternyata bukan jaminan pesepak bola dapat memenangi gelar Liga Champions. Buktinya sederet nama di atas selalu gagal meraih trofi Si Kuping Besar hingga hari ini. Mereka pun masuk best starting eleven yang belum pernah juara UCL. Namun, beberapa masih berpeluang mendapatkan gelar juara.

Baca Juga: 7 Pemain Terbaik Liga Champions 2023, Siapa Jagoanmu?