3 Penyebab Tumpulnya Lini Depan Prancis di Euro 2024

Pemain bintang tidak menjamin tampil bagus #EURO2024

Prancis merupakan salah satu negara yang difavoritkan menjuarai Euro 2024. Sebab, Les Bleus diperkuat sejumlah bintang yang menjadi andalan di klubnya masing-masing, seperti Kylian Mbappe, Marcus Thuram, dan Ousmane Dembele. Para pemain tersebut juga menjadi bagian dari perjalanan Prancis mencapai final Piala Dunia 2022. Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, bahkan masih mengandalkan beberapa pemain senior, macam Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan N'golo Kante.

Namun, penampilan Prancis selama tiga laga fase grup Euro 2024 jauh dari kata impresif. Mereka hanya mencetak dua gol yang berasal dari gol bunuh diri ketika menang 1-0 atas Austria dan tendangan penalti Kylian Mbappe saat seri 1-1 menghadapi Polandia. Dengan materi pemain yang penuh dengan nama-nama tenar, performa Prancis cukup mengecewakan.

Lantas, apa yang membuat lini depan Prancis begitu tumpul di Euro 2024? Berikut analisisnya.

1. Tidak ada kreativitas saat membangun serangan

3 Penyebab Tumpulnya Lini Depan Prancis di Euro 2024Adrien Rabiot (depan) tampil buruk dalam tiga laga fase grup Euro 2024. (uefa.com)

Permainan Prancis yang mengandalkan kecepatan Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele kerap kali terbaca lawan. Les Bleus lebih sering menyerang dari sisi sayap ketimbang mencoba memberikan umpan-umpan progresif dari lini tengah. Alhasil, saat bek-bek lawan berhasil mematikan Mbappe dan Dembele, Prancis tidak memiliki opsi serangan lain. Selain itu, performa buruk beberapa gelandang Prancis, seperti Antoine Griezmann dan Adrien Rabiot, cukup memengaruhi permainan. Mereka seharusnya menjadi kreator serangan, tetapi gagal memaksimalkan perannya dengan baik.

Kedua pemain ini belum memberikan satu pun assist. Dilansir Fotmob, Griezmann hanya mampu melepaskan 62 operan sukses dan 3 umpan silang sukses. Ia bahkan kehilangan bola empat kali. Sementara itu, Rabiot memang memberikan 133 operan sukses, tetapi lebih sering ke lini tengah atau belakang. Ia 5 kali kehilangan bola dan hanya 4 kali mencatat dribel sukses.

Deschamps sebenarnya punya opsi lain di lini tengah, seperti Warren Zaire-Emery dan Eduardo Camavinga. Namun, Camavinga hanya bermain sebagai pemain pengganti, sedangkan Zaire-Emery belum diturunkan. Kedua pemain muda ini layak diberi kesempatan setelah Rabiot dan Griezmann tidak menampilkan performa apik dalam tiga pertandingan babak grup.

Baca Juga: Rapor Hungaria di 3 Edisi Terakhir Euro, Belum Moncer

2. Performa Marcus Thuram dan Ousmane Dembele sangat mengecewakan

3 Penyebab Tumpulnya Lini Depan Prancis di Euro 2024Ousmane Dembele (uefa.com)

Prancis terlalu bergantung kepada Kylian Mbappe di lini depan. Padahal, Les Bleus memiliki penyerang lainnya yang memiliki kecepatan, seperti Marcus Thuram dan Ousmane Dembele. Akan tetapi, kedua pemain ini bermain begitu buruk dalam tiga pertandingan babak grup. Mereka belum mencetak gol maupun assist.

Dilansir Fotmob, Thuram melakukan 7 kali tembakan dan hanya 2 yang mengenai sasaran. Sayangnya, dua tembakan tepat sasaran itu tidak membahayakan kiper lawan. Thuram juga melepaskan 29 operan sukses dan menciptakan 1 peluang dari 71 sentuhan. Selain itu, ia sering terisolasi di lini depan dan bingung menempatkan posisinya. Hal ini dikarenakan Thuram lebih sering bermain melebar selama membela Inter Milan ketika berduet dengan Lautaro Martinez.

Ia belum menemukan kecocokan saat bermitra bersama Dembele dan Mbappe. Potensinya kurang maksimal saat ditempatkan sebagai striker nomor 9. Di sisi lain, menurut Fotmob, Dembele hanya melepaskan 5 tembakan dengan 1 mengenai sasaran. Akurasi operannya 76 persen dan tidak ada umpan yang benar-benar membahayakan pertahanan lawan. Buruknya performa Thuram dan Dembele membuat Mbappe seperti bekerja keras sendirian. Terbukti, ketika Mbappe absen melawan Belanda, kedua pemain itu tidak mampu bermain impresif.

3. Tidak memaksimalkan peran Olivier Giroud sebagai striker nomor 9 klasik

3 Penyebab Tumpulnya Lini Depan Prancis di Euro 2024Olivier Giroud (uefa.com)

Salah satu faktor kesuksesan Prancis di Piala Dunia 2018 dan 2022 adalah kehadiran Olivier Giroud di lini depan sebagai striker nomor 9 klasik. Ia memang tidak setajam Mbappe, tetapi perannya dalam membuka ruang, memancing lawan untuk menjaganya, serta memantulkan bola sangat krusial. Mbappe dan Griezmann sering kali mendapat ruang untuk melakukan tembakan atau tusukan ke kotak penalti ketika Giroud hadir.

Namun, Deschamps memutuskan mencadangkan Giroud dalam tiga pertandingan babak grup. Ia hanya dimasukkan sebagai pemain pengganti. Giroud tidak mampu memberikan solusi atas mandeknya lini depan Prancis dalam mencetak gol dengan waktu yang sempit itu. Meski usianya sudah 37 tahun, performa Giroud sebenarnya cukup impresif bersama AC Milan pada 2023/2024. Ia mencetak total 17 gol dan 9 assist dalam 47 laga di semua kompetisi bersama I Rossoneri.

Peran Giroud begitu krusial di lini depan meski tidak mencetak gol. Ia bisa memberikan opsi lain ketika serangan Prancis dari sisi sayap tidak efektif. Les Bleus bisa bermain dengan skema long ball karena Giroud punya keunggulan dalam duel bola atas. Bola pantul dari long ball tersebut bisa dimaksimalkan Mbappe atau Dembele lewat kecepatannya.

Deschamps perlu mempertimbangkan solusi lain dari tumpulnya lini depan Prancis. Sebab, mereka akan kesulitan jika harus terus-menerus bermain imbang sampai extra time pada fase gugur. Cukup disayangkan jika Prancis masih kesulitan mencetak gol dengan materi pemain mentereng.

Baca Juga: 6 Debutan yang Sukses Guncang Euro Sepanjang Sejarah

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Penggemar berat sepak bola terutama sepak bola Eropa dan sangat passionate dalam menulis konten artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya