3 Alasan Timnas Belgia Tampil Kurang Greget di Euro 2024

Sudah balik menjadi tim medioker? #EURO2024

Intinya Sih...

  • Timnas Belgia meraih hasil kurang impresif di Euro 2024, dengan satu kemenangan, seri, dan kekalahan
  • Romelu Lukaku gagal mencetak gol penting dan pemain muda tidak mendapat kesempatan tampil
  • Kevin De Bruyne terlibat dalam serangan dan bertahan, namun rekan-rekannya tidak memberikan dukungan yang cukup

Penampilan Timnas Belgia selama fase grup Euro 2024 terbilang kurang impresif. Tim berjuluk The Red Devils itu meraih masing-masing satu kemenangan, seri, dan kalah. Hasil positif kala mengalahkan Rumania dengan skor 2-0 pun tidak diperoleh lewat permainan impresif dengan kombinasi apik antarpermain.

Banyak pihak dari kalangan pandit, media, dan fans yang kecewa dengan penampilan Belgia pada Euro 2024. Fans Belgia bahkan sampai menyoraki para pemain usai hasil seri 0-0 melawan Ukraina. Mereka menganggap generasi emas Belgia sudah habis. Para bintang Belgia yang mencapai peringkat ketiga Piala Dunia 2018, seperti Eden Hazard, Vincent Kompany, dan Marouane Fellaini sudah pensiun.

Lantas, faktor apa saja yang kini menjadi penyebab Belgia tampil kurang menggigit selama fase grup Euro 2024?

1. Kesulitan mencetak gol dan terlalu banyak membuang peluang

3 Alasan Timnas Belgia Tampil Kurang Greget di Euro 2024Romelu Lukaku (uefa.com)

Salah satu kelemahan Timnas Belgia di Euro 2024 berada di lini depan. Romelu Lukaku sebagai striker utama terlalu banyak membuang peluang. Menurut statistik resmi UEFA, Lukaku total memiliki 10 peluang dengan 7 mengenai sasaran dan sekali meleset. Akan tetapi, sebagian besar tembakan mengarah ke gawang tidak membahayakan kiper lawan.

Salah satunya ketika melawan Ukraina, Lukaku mendapat umpan matang dari Kevin De Bruyne dan berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Ukraina. Akan tetapi, ia malah melepaskan tembakan ke arah kiper dengan kekuatan tendangan yang lemah. Padahal, Lukaku bisa saja memasukkan bola tersebut lewat sepakan kaki kiri yang menjadi kekuatan utamanya.

Sementara itu, Lois Openda yang mencetak 24 gol dari 34 laga Bundesliga pada 2023/2024 kurang mendapat kesempatan. Ia bahkan tidak pernah bermain lebih dari 10 menit. Pelatih Timnas Belgia, Domenico Tedesco, lebih percaya Lukaku yang banyak membuang peluang ketimbang memberikan kesempatan kepada Openda untuk tampil sebagai striker sejak menit pertama. Inilah salah satu penyebab Timnas Belgia kesulitan mencetak gol di Euro 2024.

Baca Juga: 3 Detail Menarik dari Klasemen Akhir Fase Grup Euro 2024

2. Tidak ada regenerasi dalam skuad utama

3 Alasan Timnas Belgia Tampil Kurang Greget di Euro 2024Domenico Tedesco (tengah) kurang memberikan kesempatan kepada para pemain muda. (uefa.com)

Era generasi emas Belgia sudah berakhir. Para pemain bintang macam Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, dan Jan Vertonghen sudah makin menua. Sementara itu, para pemain muda yang mengisi skuad Belgia tidak memiliki kualitas yang setara dengan seniornya itu. Ditambah lagi, Tedesco kurang memberikan kesempatan kepada talenta-talenta muda Belgia untuk tampil di starting line-up pada Euro 2024.

Selain Openda, Tedesco juga belum memberikan kepercayaan kepada Charles De Ketelaere untuk bermain di Euro 2024. Ia bahkan tidak diturunkan dalam tiga laga fase grup. Padahal, De Ketelaere merupakan sosok penting dalam perjalanan Atalanta meraih gelar juara Liga Europa pada 2023/2024. Ia total mencetak 14 gol dan 11 assist dalam 50 pertandingan. 

Di sisi lain, pemain seperti Jeremy Doku dan Leandro Trossard, tidak memberikan nilai tambah bagi Belgia. Mereka gagal memberikan assist atau mencetak gol dalam tiga laga Euro 2024. Kegagalan dalam meregenerasi generasi emas Belgia dapat berakibat fatal. Mereka bisa saja tersingkir dari Euro 2024 dari babak 16 besar menghadapi Prancis.

3. Kevin De Bruyne bekerja keras sendirian

3 Alasan Timnas Belgia Tampil Kurang Greget di Euro 2024Kevin De Bruyne (uefa.com)

Dilansir Fotmob, Kevin De Bruyne memiliki statistik 113 operan sukses, 11 kali menciptakan peluang, dan mencetak 1 gol. Ia juga memenangi 22 duel fisik, 6 duel udara, dan 14 kali memenangkan penguasaan bola. De Bruyne membuktikan dirinya terlibat saat menyerang maupun bertahan.

Sementara itu, rekan-rekannya tidak memberikan dukungan kepada De Bruyne. Salah satunya Amadou Onana yang mengisi posisi gelandang bertahan. Dilansir Fotmob, Onana hanya memberikan 161 operan sukses dan hanya sekali menciptakan peluang. Ia juga hanya memenangi 4 tekel dan 2 intersep.

Alhasil, kurang tampilnya gelandang tengah memaksa Kevin De Bruyne ikut turun ke sisi pertahanan. Terbukti, motor serangan Manchester City itu juga berhasil memenangi penguasaan bola sebanyak 14 kali dan unggul dalam duel fisik 22 kali. Mengambil peran sebagai pengatur serangan sekaligus menahan gempuran serangan membuat potensi terbaik De Bruyne tidak keluar sempurna.

Hasil di tiga laga fase grup menggambarkan kualitas Timnas Belgia tidak sehebat saat tampil di Piala Dunia 2018. Terlebih lagi, lawan Belgia di babak 16 besar adalah tim kuat lainnya, Prancis. Langkah mereka tentu cukup sulit untuk melaju ke babak berikutnya jika performa tim tidak segera diperbaiki.

Baca Juga: 3 Faktor Ini yang Bikin Timnas Inggris Tampil Buruk di Euro 2024

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Penggemar berat sepak bola terutama sepak bola Eropa dan sangat passionate dalam menulis konten artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya