TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Jeong Seok Seo, Penerjemah STY di Timnas Indonesia

Jadi penyambung lidah STY

Jeong Seok Seo, penerjemah Shin Tae Yong di Timnas Indonesia (instagram.com/jeongseokseo)

Jeong Seok Seo atau akrab disapa Jeje merupakan penerjemah Shin Tae Yong selama menjadi pelatih Timnas Indonesia sejak akhir 2019. Ia jadi salah satu sosok yang berperan besar dalam kesuksesan Shin Tae Yong melatih Timnas Indonesia selama ini.

Jeje bertugas menerjemahkan dan menyampaikan perkataan Shin kepada para pemain, maupun sebaliknya. Oleh sebab itu, pria berdarah Korea Selatan ini menjadi figur vital dalam menjaga komunikasi antara pelatih dan pemain.

Lantas, seperti apa profil dan perjalanan karier Jeong Seok Seo? Simak selengkapnya di bawah ini, ya!

1. Pindah ke Indonesia sejak SMA

Jeong Seok Seo, penerjemah STY di Timnas Indonesia (instagram.com/jeongseokseo)

Jeong Seok Seo atau Jeje lahir di Korea Selatan pada 1993. Jeje mulai tertarik dengan dunia sepak bola sejak Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Saat itu, timnas negaranya mampu melaju hingga semifinal dan mencapai posisi empat besar.

Sejak saat itu, Jeje mulai menekuni sepak bola. Dia sempat ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) lokal di Kota Seoul. Menjelang kelas satu SMA, dia pindah ke Indonesia karena ayahnya memiliki bisnis di Tanah Air.

Sebagai orang dari negara asing, Jeje tentu membutuhkan adaptasi dengan budaya, bahasa, hingga pertemanan di Indonesia. Meski sudah sempat belajar bahasa Indonesia selama 3-6 bulan, tapi Jeje perlu waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar-benar lancar berbahasa Indonesia sehari-hari.

Syukurnya, teman-teman dan pihak sekolah selalu mendukungnya untuk cepat beradaptasi di Indonesia. Ditambah dengan skill Jeje dalam bermain bola menjadi cara untuk lebih cepat dekat dengan teman-temannya.

Selama di SMA, Jeje aktif mengikuti turnamen futsal antar sekolah dan pernah meraih juara. Namun, karier Jeje sebagai pemain hanya sebatas itu. Jeje memutuskan tidak melanjutkan karier profesionalnya di Indonesia karena trauma dengan kekerasan dan sikap senioritas yang pernah dialaminya saat bersekolah sepak bola di Korea.

2. Bermula dari penerjemah lepas

Jeong Seok Seo, penerjemah Shin Tae Yong di Timnas Indonesia (instagram.com/jeongseokseo)

Lulus SMA, Jeje melanjutkan kuliah di Binus University sekitar tahun 2013. Selama di bangku kuliah, Jeje juga masih aktif bermain futsal dan sepak bola. Jika di lapangan besar, dia kerap menjadi bek kanan atau gelandang serang.

Namun, lagi-lagi menjadi pesepak bola sudah bukan jadi tujuan utamanya. Jeje hanya menjadikan olahraga ini sebatas hobi dan hiburan.

Sejak SMA dan mulai mahir bahasa Indonesia, sebenarnya Jeje sudah mulai bekerja sebagai penerjemah lepas. Pekerjaan ini masih dia teruskan sampai kuliah.

Pada suatu waktu, Jeje ditawari menjadi penerjemah untuk pelatih Shin Tae Yong. Saat itu, kontrak sebagai penerjemah Shin Tae Yong hanya tiga hari. Tanpa pikir panjang, Jeje langsung mengambil kesempatan itu karena dia sudah kenal STY sebagai pesepak bola terkenal di Korea.

Setelah kontrak pertama selesai, Jeje ditawari langsung oleh PSSI untuk menjadi penerjemah STY dengan durasi yang lebih lama.

Baca Juga: Profil Ole Romeny, Pemain Utrecht Berdarah Medan Target PSSI

3. Bangun chemistry dengan STY

Jeong Seok Seo, penerjemah Shin Tae Yong di Timnas Indonesia (instagram.com/jeongseokseo)

Masa awal karier Jeje sebagai penerjemah pelatih sepak bola tentu tidak mudah. Jeje sadar harus membangun chemistry yang kuat dengan Shin Tae Yong agar komunikasi dan pesan bisa tersampaikan dengan baik.

Awalnya, Jeje sekadar menerjemahkan perkataan STY kepada pemain dengan nada dan intonasi yang datar. STY pun meminta Jeje untuk berlatih tidak hanya menerjemahkan dengan baik, tapi juga mengikuti intonasi dan volume suaranya. Tujuannya agar emosi dan perasaan STY juga bisa tersampaikan dengan baik kepada pemain. 

Secara bertahap, Jeje terus belajar dan menyesuaikan kebutuhan STY. Saat ini, Jeje sudah punya formula sendiri sebagai penerjemah STY. Jeje tidak menerjemahkan kata per kata, tapi memahami dulu perkataan STY, lalu membuat kesimpulan yang disampaikan kepada pemain dengan bahasa santai dan mudah dipahami.

Selain itu, Jeje dan STY juga sudah saling memahami satu sama lain. STY tahu kapan harus berhenti bicara dan kapan Jeje selesai berbicara kepada pemain, begitu juga sebaliknya.

Baca Juga: Daftar Nomor Punggung Timnas Indonesia, Sering Diacak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya