TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjawab Tantangan Sepakbola Wanita di Masa Depan

Tantangan itu juga berkaitan dengan pandangan masyarakat

Sejumlah pesepak bola timnas putri Indonesia mengikuti pengenalan dan pembukaan pemusatan latihan timnas putri Indonesia di Lapangan D, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (8/3/2021). Pembukaan pemusatan latihan yang dimulai tepat bersamaan dengan peringatan Hari Wanita Internasional hingga 31 Maret itu untuk menpersiapkan timnas putri Indonesia berlaga di SEA Games 2021 di Vietnam dan turnamen-turnamen internasional lainnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Jakarta, IDN Times - Saat ini, sepak bola wanita Indonesia tengah mengalami perkembangan. Selain pembentukan Timnas Putri Indonesia, sudah ada Liga 1 Putri yang dilaksanakan perdana pada 2019 lalu, dengan Persib sebagai juaranya.

Namun, ada tantangan bagi sepak bola wanita ini ke depannya, salah satunya adalah meyakinkan publik tentang wanita yang bisa memegang peran dalam sepak bola. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Herman Chaniago, menyebut hal ini harus bisa segera dilalui.

"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, apalagi peran serta perempuan dalam sepak bola di Indonesia masih kalah dari negara lain. Padahal potensi sepak bola wanita di Indonesia sangat besar," ujar Herman dalam jumpa pers virtual, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: Menyuarakan Kesetaraan Pria-Wanita Lewat Sepak Bola

Baca Juga: Berlisensi B AFC, Eks Kapten PSMS Latih Sepakbola Anak Usia Dini

1. Masih ada tabu yang mengikat sepak bola wanita di Indonesia

Instagram.com/zahmuz12

Herman mengakui, bahwa masih ada masyarakat yang percaya bahwa wanita bermain sepak bola adalah hal yang tabu. Padahal, banyak peran yang dapat dimainkan oleh wanita di sepak bola Indonesia, mulai dari level pemain hingga manajerial.

"Padahal, kegiatan sepak bola wanita ini bukanlah tabu, dan harus diyakinkan bahwa keadaan ini bukan tabu, dan perempuan harus punya kesetaraan dalam memilih profesi," ujar Herman.

2. Pemain Timnas Putri akui pernah dilarang orang tua

Pesepak bola timnas putri Indonesia Zahra Muzdalifah (kiri) menggiring bola saat pertandingan internal pada pengenalan dan pembukaan pemusatan latihan timnas putri Indonesia di Lapangan D, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (8/3/2021). Pembukaan pemusatan latihan yang dimulai tepat bersamaan dengan peringatan Hari Wanita Internasional hingga 31 Maret itu untuk menpersiapkan timnas putri Indonesia berlaga di SEA Games 2021 di Vietnam dan turnamen-turnamen internasional lainnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Salah satu penggawa Timnas Putri Indonesia, Danielle Daphne, mengakui bahwa tabu ini pernah ia alami semasa kecil. Saat itu, orang tuanya tidak menyetujuinya untuk bermain sepak bola. Namun, karena hasrat yang kuat, Daphne terus melangkah.

"Saya perlu waktu tiga tahun untuk meyakinkan orang tua saya. Saya yakin semua perempuan pernah mengalami yang saya alami, karena pandangan dan norma masyarakat," ujar Daphne.

"Ketika saya terpilih menjadi pemain di sebuah tim pada umur 12 tahun, dan saya jadi satu satunya wanita, setelah itu saya tidak ingin menjadikan sepak bola sekadar hobi. Saya ingin jadi inspirasi bagi perempuan lain untuk main sepak bola," lanjut dia.

Baca Juga: Jalan Terjal Danielle Daphne Berkarier di Dunia Sepakbola

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya