TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erick Thohir: Jangan Pertanyakan Nasionalisme Mees Hilgers

Mees Hilgers tunjukkan nasionalismenya

Momen Mees Hilgers mengalungkan bendera Indonesia di pundaknya. (Youtube/@fctwente).

Intinya Sih...

  • Mees Hilgers mengibarkan bendera Indonesia di Belanda sebagai bukti nasionalisme.
  • Hilgers memiliki darah Indonesia dari ibunya, yang sering pulang ke Manado.
  • Hilgers akan mendapatkan paspor Indonesia setelah proses naturalisasi disetujui oleh DPR.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengomentari terkait Mees Hilgers yang mengibarkan bendera Indonesia di Belanda. Hal itu jadi bukti nasionalisme dari penggawa FC Twente itu.

Momen Hilgers mengibarkan bendera Merah Putih ini terjadi saat Twente bersua SC Heerenveen, Selasa (17/9/2024) petang waktu Belanda. Laga tersebut dimenangi Twente dengan skor 2-0 lewat dua gol Sem Steijn.

"Ada sebuah video hari ini, baru terlihat ketika Mees Hilgers bermain dengan klubnya, tiba-tiba ada yang bawa bendera Merah Putih. Lalu, dia ambil bendera Merah-Putihnya dia foto. Nah, itulah nasionalisme," kata Erick di Jakarta, Kamis (19/9/2024).

1. Erick tegaskan Hilgers punya darah Indonesia

DPR Restui Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Bela Timnas Indonesia. (IDN Times/Tino Satrio)

Erick menegaskan, Hilgers memiliki darah Indonesia dari ibunya, Linda Tombeng. Dia juga menyebut, nasionalisme dari ibu Hilgers tak perlu dipertanyakan lagi karena masih sering pulang ke Manado.

"Ibunya masih sering pulang ke Manado, melihat yayasan tunanetra yang mereka bina. Jadi, mereka sangat Indonesia. Jangan pernah pertanyakan Merah-Putih dan nasionalisme mereka," kata Erick.

Baca Juga: Tok! DPR Sepakat Berikan Status WNI ke Hilgers dan Eliano

2. Nasionalisme bukan dari hal-hal kontroversial

Foto Mees Hilgers lahir di Amersfoort dan memulai karier di Belanda ( Pinterest.com/citra ayuhana)

Erick mengungkapkan, nasionalisme bukanlah hal-hal yang sifatnya kontroversial. Melihat Hilgers yang mengibarkan bendera Merah-Putih, serta ibunya yang masih sering pulang ke Manado, itulah bentuk nasionalisme.

"Hal-hal macam itulah yang bisa kita sebut nasionalisme. Kita tidak bisa hanya melihat nasionalisme dari hal-hal yang kontroversial," kata Erick.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya