TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Klub yang Juara Liga Champions usai Mengganti Pelatih Tengah Musim

Chelsea dua kali merasakannya

skuad Chelsea menjuarai UCL 2020/21 (uefa.com)

Tugas seorang pelatih tidaklah mudah. Mereka bertanggung jawab atas performa klub secara keseluruhan. Tidak hanya soal pemain, tetapi juga gaya bermain dan utamanya prestasi. Jika performa klub tak sesuai ekspektasi, pelatih yang bertanggung jawab pertama kali dan pemecatan bisa menjadi konsekuensinya.

Pergantiain pelatih pun terkadang tidak menjadi solusi, apalagi jika terjadi pada tengah musim. Mereka tidak memiliki waktu banyak untuk beradaptasi. Namun, pengecualian terjadi pada klub-klub berikut ini. Mereka justru keluar sebagi juara Liga Champions saat terjadi pergantian pelatih pada tengah musim.

1. Real Madrid (2000)

selebrasi juara Liga Champions Real Madrid musim 1999/00 (twitter.com/ChampionsLeague)

Mantan pemain Wales, John Toshack, ditunjuk sebagai pelatih interim Real Madrid pada Februari 1999 usai dipecatnya Guus Hiddink. Sayangnya, kariernya pun tidak berjalan mulus. Di bawah asuhannya, Real Madrid gagal meraih kemenangan dalam delapan laga LaLiga beruntun. Ia pun digantikan pada November oleh legenda klub, Vicente Del Bosque.

Di bawah asuhnnya, performa Real Madrid di LaLiga tidak begitu mengesankan. Real Madrid finis di peringkat ke-5 pada akhir musim. Namun, performa mereka di Liga Champions sangatlah luar biasa. Mereka mengalahkan Manchester United dan Bayern Munchen sebelum keluar sebagai juara Liga Champions usai mengalahkan Valencia 3-0 di musim itu.

Baca Juga: Lawan-Lawan Berat Menanti Chelsea di 16 Besar Liga Champions

2. Chelsea (2012)

Roberto Di Matteo meraih gelar UCL 2011/2012 (skysports.com)

Pelatih muda Andre Villas-Boas dijuluki "Mourinho baru" ketika ia ditunjuk sebagai manajer Chelsea pada musim panas 2011. Itu tak lepas dari prestasinya mempersembahkan empat gelar bagi Porto, termasuk Liga Europa. Namun, Villas-Boas gagal mengangkat performa Chelsea dan dipecat setelah sembilan bulan bertugas. Musim itu, Chelsea pun berada diujung tanduk usai kalah 3-1 dari Napoli pada leg pertama babak perempat final.

Asisten manajer, Roberto Di Matteo, ditunjuk sebagai caretaker dan hebatnya melakukan comeback dengan skor 4-1 melawan Napoli di leg kedua. Setelahnya, Chelsea semakin beringas dengan mengalahkan Barcelona di semifinal dan keluar sebagai juara usai menundukkan Bayern Munchen. Ini menjadi trofi UCL pertama sepanjang sejarah klub.

3. Real Madrid (2016)  

Zinedine Zidane dan Marcelo (marca.com)

Pada musim 2015/16 Real Madrid menunjuk Rafael Benitez sebagai pelatih anyar Real Madrid menggantikan Carlo Ancelotti. Di awal masa tugasnya, ia sukses memuncaki LaLiga dan tak terkalahkan di fase grup Liga Champions dengan koleksi 16 poin. Namun, kekalahan 4-0 dari Barcelona di Santiago Bernabeu menjadi noda hitam. Gaya kepelatihannya pun dikabarkan tidak disukai para pemain sehingga menimbulkan konflik internal.

Benitez kemudian dipecat pada Januari 2016 meski memiliki catatan impresif dengan 17 kemenangan, 5 hasil imbang, dan 3 kali kalah. Ia digantikan sang asisten, Zinedine Zidane. Itu menjadi tugas pertama Zidane sebagai pelatih tim utama. Hebatnya, di musim perdananya itu ia berhasil membawa Real Madrid meraih juara Liga Champions dan runner up di LaLiga. Tidak hanya sekali, Zidane kemudian sukses pertahankan gelar UCL dua musim berikutnya.

4. Bayern Munchen (2020)

selebrasi juara Bayern Munchen (fcbayern.com)

Niko Kovac ditunjuk menjadi suksesor Jupp Heynckess usai sang pelatih memutuskan pensiun setelah meraih treble winner. Di musim pertamanya, Kovac cukup sukses dengan meraih gelar Bundesliga dan DFB Pokal. Namun, musim keduanya tidak berjalan mulus karena kualitas penampilan tim yang tidak meyakinkan. Padahal, saat itu klub masih bertahan di papan atas.

Ia kemudian digantikan oleh Hansi Flick sebagai pelatih sementara. Hebatnya, Bayern ala Hansi Flick adalah mesin pembunuh yang mematikan. Di musim perdananya sebagai manajer klub itu, Flick sukses meraih treble winner, termasuk Liga Champions usai mengalahkan PSG di final. Selama masa jabatannya, Flick sukses  mempersembahkan dua gelar Bundesliga sebelum memutuskan pergi demi menangani Timnas Jerman.

Baca Juga: Banjir Gol! 5 Kemenangan Fantastis yang Pernah Diraih Thomas Tuchel

Verified Writer

Firli Purnagara

#A_squad

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya