TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tim yang Menang meski Kalah Penguasaan Bola di Piala Dunia 2022

Penguasaan bola tidak menjamin kemenangan 

Pemain Arab Saudi rayakan gol ke gawang Argentina. (instagram.com/fifaworldcup)

Persentase penguasaan bola sering kali dikaitkan dengan kemenangan tim. Hal ini dibuktikan oleh Casal dkk lewat penelitian mereka berjudul "Possession in Football: More Than a Quantitative Aspect–A Mixed Method Study" pada gelaran Piala Eropa 2016 lalu. 

Penelitian tersebut mengamati 12 pertandingan dari 14 tim berbeda. Ditemukan bahwa tim-tim kuat memiliki penguasaan bola yang lebih besar, terutama di area pertahanan lawan. Sebaliknya tim lemah biasanya menguasai bola hanya di area pertahanan sendiri.

Lebih lanjut, mereka juga menemukan bahwa pola penguasaan bola tim yang kurang difavoritkan banyak dipengaruhi oleh skor sementara alias progres dalam pertandingan. Berbeda dengan tim kuat yang biasanya penguasaan bolanya lebih stabil. 

Walau begitu, tampaknya kemenangan tidak bisa ditentukan oleh satu faktor saja, seperti penguasaan bola. Dalam edisi Piala Dunia 2022 Qatar, terjadi fenomena menarik di mana ada setidaknya enam tim yang berhasil menang meski kalah penguasaan bola. Tim mana saja itu?

1. Arab Saudi atas Argentina 

Pemain Arab Saudi rayakan gol pertama ke gawang Argentina. (instagram.com/fifaworldcup)

Kemenangan fenomenal pertama yang jadi kejutan di Piala Dunia 2022 terjadi pada laga perdana Grup C yang mempertemukan Argentina dengan Arab Saudi. Sesuai dengan data dan rekam jejaknya, Argentina jauh lebih diunggulkan dari segi peringkat FIFA dan keberadaan pemain-pemain bintang. 

Hal ini terbukti pula dari persentase penguasaan bola Argentina yang mencapai 69 persen. Argentina bahkan sempat unggul pada menit ke-10 lewat penalti Messi. Namun, semua berubah pada babak kedua.

Sekitar 4 menit setelah sepak mula paruh kedua dilakukan, Saleh Al Shehri mencetak gol penyama kedudukan. Itu disusul dengan gol kedua Salem Al Dawsari 4 menit kemudian. 

Argentina berusaha keras untuk setidaknya mencetak gol kedua selama sisa waktu paruh kedua. Tercatat, Le Albiceleste melontarkan 15 tendangan ke gawang dengan 6 yang hampir berbuah gol. Arab Saudi wajib berterima kasih kepada kiper mereka, Mohammed Al Owais, yang tampil cemerlang.

2. Jepang atas Jerman 

Ritsu Doan selebrasi usai cetak gol ke gawang Jerman. (instagram.com/fifaworldcup)

Hal serupa terulang pada laga Jerman kontra Jepang. Statistik pertandingan menunjukkan bahwa persentase penguasaan bola Jepang hanya 26 persen. Berbanding jauh dengan Jerman yang mencapai 74 persen.

Jalannya pertandingan terlihat berpihak kepada Jerman yang membuat kiper Jepang, Shuichi Gonda, harus berjuang keras. Tercatat, Jerman melontarkan total 26 serangan ke arah gawang Jepang selama pertandingan tersebut.

Tak satu pun yang berhasil mengoyak gawang Samurai Biru. Satu gol Jerman tercipta lewat titik penalti pada menit ke-33. Sementara, Jepang yang hanya menciptakan 12 tendangan ke arah gawang berhasil mengeksekusi 2 di antaranya jadi gol menjelang akhir laga.

Baca Juga: Tempat Latihan Tim-Tim Grup D Piala Dunia 2022, Mana yang Terbaik?

3. Iran atas Wales 

Rouzbeh Cheshmi merayakan gol Iran ke gawang Wales. (instagram.com/fifaworldcup)

Pada matchday dua Grup B, Iran dan Wales akhirnya dipertemukan. Iran yang sudah kalah 1-6 dari Inggris pada laga sebelumnya terancam tersingkir bila kalah pada laga tersebut. Kekuatan tim terlihat imbang, tetapi Wales lebih menguasai jalannya pertandingan dengan persentase ball possesion sebesar 62 persen. 

Meski sama-sama asyik menyerang dan bertahan, sampai 90 menit waktu normal tidak ada gol yang tercipta dari masing-masing kubu. Kartu merah untuk kiper Wales Wayne Hennessey juga tidak membuat jalan Iran menuju kemenangan menjadi lebih mudah.

Semua berubah ketika Rouzbeh Cheshmi menyarangkan gol jarak jauh ke gawang Wales pada menit 90+8. Wales seakan kehilangan harapan dan membuat Iran lebih leluasa menguasai bola hingga berakhir dengan terciptanya gol kedua dari kaki Ramin Rezaeian, beberapa menit sebelum peluit panjang berbunyi.

4. Polandia atas Arab Saudi 

Piotr Zielinski usai menjebloskan gol ke gawang Arab Saudi. (instagram.com/fifaworldcup)

Seperti karma yang berbalik, giliran Arab Saudi yang kalah meski menang penguasaan bola. Kali ini lawan mereka Polandia yang tercatat selama pertandingan hanya punya 36 persen penguasaan bola. 

Arab Saudi juga menciptakan lebih banyak peluang, terutama pada menit-menit awal. Meski begitu, Piotr Zielinski justru yang berhasil mengoyak gawang Arab Saudi pada menit ke-39.

Arab Saudi punya peluang menyamakan kedudukan dari titik penalti, tetapi tendangan Salem Al-Dawsari berhasil ditepis Wojciech Szczesny. Pantulan tepisan tersebut sempat ditendang lagi oleh Mohammed Al-Burayk, tetapi kembali diselamatkan refleks cepat Szczesny. Meski terus berusaha menyamakan kedudukan, Arab Saudi justru tertinggal lebih jauh usai Lewandowski menjebloskan gol pada menit ke-82. 

5. Australia atas Tunisia 

Pemain Australia meluapkan emosi usai laga kontra Tunisia. (instagram.com/fifaworldcup)

Sebenarnya, selisih persentase penguasaan bola Australia dan Tunisia pada laga kedua Grup D tidak jauh. Tunisia unggul dengan 59 persen penguasaan bola. Mereka juga menyerang lebih sering menciptakan peluang dibanding tim lawan. 

Kemenangan tak terduga Australia terjadi pada menit ke-23 lewat gol Mitchell Duke. Skor 1-0 bertahan hingga akhir laga walaupun Tunisia berhasil melontarkan 14 tendangan ke arah gawang.

Baca Juga: 5 Peserta Piala Dunia 2022 dengan Pengalaman Minim di Piala Dunia

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya