TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perjuangan Berat Richarlison sampai Piala Dunia 2022

Perjalanan berat yang berbuah manis

Richarlison (instagram.com/cbf_futebol)

Kiprah Richarlison di Timnas Brasil dimulai pada 2018. Berkat kontribusinya, Tim Samba mampu menambah gelar juara Copa America 2019.

Pada Piala Dunia 2022, Richarlison kembali jadi pilihan utama Tite untuk menempati posisi penyerang Timnas Brasil. Ia jadi sorotan usai melesakkan dua golnya ke gawang Serbia pada laga perdana Grup G Piala Dunia 2022. Pada laga itu pula, sang striker  sukses memperagakan gol salto yang spektakuler. 

Seperti apa perjalanannya sampai titik ini? Begini perjuangan berat Richarlison sampai Piala Dunia 2022.

1. Masa kecilnya tidak mudah

Richarlison de Andrade lahir di kota kecil, Nova Venecia, Espirito Santo, pada 10 Mei 1997. Besar dari keluarga sederhana dengan ayah seorang pekerja konstruksi, tak mengurungkan niat Richarlison menjadi bintang sepak bola seperti saat ini. 

Melansir wawancaranya dengan FourFourTwo, Richarlison mengaku tinggal di area yang cukup berbahaya. Bahkan, ia sempat ditodong dan bisa kapan saja terjerumus ke dalam perdagangan narkoba seperti teman sebayanya. Beruntungnya, ia punya pelatih alias mentor yang memotivasinya untuk tetap berada di jalan yang lurus. 

Selain menghadapi situasi bahaya, Richarlison sempat merasakan pahitnya berada dalam keluarga broken home. Ayah dan ibunya bercerai sejak ia kanak-kanak. Tahu ibunya tidak akan memberikan izin bermain, ia memilih tinggal bersama ayahnya hingga usia 10 tahun. Namun, pada akhirnya Richarlison kecil harus kembali tinggal dengan ibunya setelah ayahnya dapat pekerjaan baru. 

Saat tinggal bersama sang ibu, Richarlison terpaksa bekerja sambil sekolah untuk membantu ekonomi keluarganya. Berbagai pekerjaan berupah rendah sudah ia jajal. Sejak itu, keinginannya menjadi pemain sepak bola makin kuat.

Baca Juga: 6 Pencetak Brace Pertama Piala Dunia 2022, Richarlison Sensasional!

2. Sempat ditolak klub Figueirense dan Avai 

Richarlison (instagram.com/richarlison)

Richarlison mengaku bahwa ia selalu bermain bola di jalanan dan kerap membolos sekolah untuk main sepak bola. Meski begitu, usahanya berbuah manis ketika ia dapat kesempatan uji coba di klub lokal Avai dan Figueirense. 

Sayangnya, kala itu Richarlison belum beruntung. Pihak Avai dan Figueirense mencoret namanya tepat pada hari ulang tahunnya. Ia sempat putus asa dan berpikir untuk menyudahi impiannya menjadi seorang atlet profesional. 

Dorongan orang terdekatnya memotivasi Richarlison mencoba klub lain. Ia kemudian mendarat di tim muda Real Noroeste. Dari situ, ia dilirik oleh pencari bakat America MG dan mengundangnya ikut uji coba di Belo Horizonte yang berjarak 500 km dari kotanya. Upaya itu berbuah hasil, ia resmi dikontrak tim junior America MG pada Desember 2014. 

Bersama tim junior America MG, ia menjuarai kompetisi U-17. Saat promosi ke tim senior, Richarlison dan kawan-kawan membantu America MG promosi ke Serie A Brasil.

Sejak itu, kariernya meroket. Tawaran iklan mulai masuk, begitu pula dengan pinangan dari klub-klub raksasa Brasil, mulai dari Cruzeiro, Palmeiras, dan Corinthians tertarik menggunakan jasanya. Namun, ia akhirnya memilih Fluminense pada 2016.

3. Memilih pergi ke Watford dibanding Ajax Amsterdam

Richarlison (instagram.com/richarlison)

Di Fluminense, ia dipasang sebagai penyerang utama, padahal usianya masih 18 tahun. Panggilan dari Timnas Brasil U-20 pun datang menjelang kompetisi antarnegara Amerika Selatan. 

Talenta Richarlison menarik hati pencari bakat dari Ajax Amsterdam. Klub raksasa Belanda itu menawarkannya kontrak untuk bergabung ke dalam skuad junior mereka. Mereka bahkan rela membayar transportasi dan akomodasi Richarlison dari Brasil ke Belanda.  

Pada waktu yang bersamaan, Marco Silva, pelatih Watford kala itu menghubungi dan menawarkannya kontrak. Tanpa berpikir panjang, Richarlison banting setir dan memilih pergi ke Watford. Padahal Ajax membuka peluangnya debut di UEFA Champions League (UCL) dan bersedia memberikan gaji lebih tinggi. Ia memilih setia kepada cita-cita masa kecilnya bermain di English Premier League (EPL).

4. Menjajal tiga klub berbeda di Inggris

Richarlison (instagram.com/richarlison)

Watford jadi rumahnya sejak 2017. Debutnya bersama klub baru terjadi saat timnya bersua Liverpool di salah satu laga EPL. Meski hanya jadi pemain pengganti, ia berhasil memukau pelatih Marco Silva yang akhirnya menunjuknya lebih sering untuk mengisi lini serang Watford pada 2017/2018. 

Kebersamaannya dengan Watford hanya bertahan semusim. Richarlison memilih hengkang ke Everton.

Di Everton, Richarlison tak kesulitan dapat posisi starter. Ia bertahan di sana selama 4 musim. Pada musim panas 2022, berbagai rumor kepindahannya menyeruak di media. Richarlison akhirnya berlabuh ke Tottenham Hotspur. Ia pun tercatat sebagai pembelian terbesar klub London Utara tersebut. 

Bersama The Lilly Whites, Richarlison belum menunjukkan kemampuan terbaiknya. Terlebih, ia mengalami cedera yang mengharuskannya absen dalam beberapa pertandingan. Namun, di UCL, ia tampil impresif dengan menorehkan 2 gol dalam 4 pertandingan.

Baca Juga: 6 Gol Salto Terakhir di Piala Dunia, Terbaru dari Richarlison

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya