TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Timnas Argentina Punya Banyak Fans di Luar Negeri?

Efek Lionel Messi dan alasan lainnya

Timnas Argentina (instagram.com/afaselecion)

Argentina adalah tim favorit di Piala Dunia sejak lama. Ia sering disandingkan dengan Brasil sebagai salah satu perwakilan terkuat dari Amerika Selatan.

Pamornya meluas sampai ke berbagai penjuru dunia. Tidak hanya untuk publik Argentina, La Albiceleste ternyata memiliki banyak penggemar dari berbagai penjuru dunia, terutama Asia.

Mengapa Timnas Argentina punya banyak fans di luar negeri? Jawabannya mungkin bisa kamu temukan dalam ulasan berikut!

1. Termasuk negara yang paling sering berpartisipasi di Piala Dunia

Timnas Argentina (instagram.com/afaselecion)

Melansir statistik FIFA, Argentina adalah salah satu negara dengan partisipasi terbanyak di Piala Dunia, yaitu sebanyak 18 kali. Ia setara dengan Italia. Argentina hanya kalah dari Brasil (22 kali) dan Jerman (20 kali).

Argentina juga masuk dalam delapan negara yang berhasil merengkuh trofi bergengsi tersebut. Tercatat, La Albiceleste menjadi juara pada edisi 1978 dan 1986.

Pada 1978, sosok bintang mereka adalah Mario Kempes, yang pernah jadi sosok sentral di Valencia. Sementara, edisi 1986 menjadi spesial karena kehadiran Diego Maradona. Sang legenda sebenarnya sudah disertakan pada Piala Dunia 1982, tetapi kala itu timnya hanya berhasil mencapai babak penyisihan grup ronde kedua.

Pada Piala Dunia 1986 pula, Maradona mencetak Gol Tangan Tuhan dan Gol Abad Ini ketika berjumpa Inggris pada fase gugur. Di edisi itu, gelandang serang tersebut dianugerahi Sepatu Emas untuk 5 gol dan 5 assist yang ia ciptakan sepanjang turnamen.

Baca Juga: Tribute Messi untuk Maradona Usai Argentina ke Semifinal Piala Dunia

2. Diego Maradona dan trofi Piala Dunia 1986 beresonansi dengan kalangan marginal di dunia

Diego Maradona tampil di Piala Dunia 1986. (fifa.com)

Gelar Piala Dunia 1986 sarat akan simbol. Pertama, simbol perlawanan kepada Inggris dan mendobrak dominasi Eropa di sepak bola. Sekitar 3 tahun sebelum Piala Dunia bergulir, Argentina baru saja lepas dari pemerintah junta militer yang mundur karena kalah pada Perang Falklands dengan Kerajaan Inggris. Ini membuat banyak orang Argentina menaruh sentimen tersendiri kepada Inggris dan menganggap kemenangan ini sebagai simbol perlawanan dan balas dendam. 

Apalagi, Argentina juga pernah merasa "dicurangi" pada Piala Dunia 1966 oleh wasit yang mengusir Antonio Rattin pada laga lawan Inggris. Rattin saat itu diusir karena dianggap mengucapkan kata-kata kasar ketika memrotes keputusan wasit. Merujuk laporan The Guardian, sang wasit Rudolf Kreitlein merupakan pria asal Jerman yang tidak berbicara bahasa Spanyol dan membuat pertimbangannya hanya dari raut muka sang pemain.

Kemenangan tersebut ternyata tidak hanya berarti untuk publik Argentina yang menaruh sentimen kepada Inggris. Namun, beresonansi pula dengan penduduk di negara-negara Asia yang pernah diokupasi Kerajaan Inggris. Hal ini diungkap salah satu responden asal Bangladesh yang diwawancarai jurnalis Al Jazeera, Sandra Gathmann, dalam salah satu liputannya pada 7 Desember 2022. 

Kedua, keberadaan sosok Maradona yang mewakili kaum marginal dan rakyat kecil pada umumnya. Mengutip liputan Al Jazeera, Maradona lahir dan besar di kawasan pemukiman kelas menengah bawah di pinggiran Buenos Aires yang bernama Fiorito bersama tujuh saudara kandungnya. Keberhasilannya menjadi pemain kelas dunia dan merengkuh Piala Dunia tentu menginspirasi banyak kaum marginal di seluruh penjuru dunia.

3. Efek Lionel Messi, banyak orang ingin melihat sang pemain idola menggondol trofi Piala Dunia

Lionel Messi (instagram.com/afaseleccion)

Seperti atlet sepak bola pada umumnya, Diego Maradona tidak selamanya bermain untuk Timnas Argentina. Ia mulai digantikan nama-nama lain dari generasi berikutnya.

Sepeninggal Maradona, La Albiceleste sebenarnya tidak kesulitan menemukan bintang baru. Sebut saja Gabriel Batistuta, Juan Pablo Sorin, Javier Zanetti, Javier Mascherano, Diego Simeone, hingga Esteban Cambiasso. 

Nama-nama tadi sampai sekarang masih bisa kita ingat karena talentanya yang mumpuni dan kontribusinya dalam mewarnai dinamika sepak bola dunia pada era 2000-an. Namun, sosok yang paling mencuri perhatian dan masih aktif hingga kini, siapa lagi kalau bukan Lionel Messi? 

Messi debut di Piala Dunia 2006 sebagai remaja 19 tahun. Sesuai perkiraan, ia tampil apik bersama Argentina. Sekitar 3 tahun kemudian, Messi meraih gelar Ballon d'Or  pada usia 22 tahun. Sebuah fenomena yang mencengangkan, tetapi ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah.

Jafari dan Smith pada 2016 mempublikasikan sebuah penelitian tentang cara kerja otak Messi yang berbeda dari kebanyakan pemain sepak bola dalam jurnal Chronobiology International. Menurut temuan mereka, Messi memiliki kemampuan motorik yang jauh lebih baik dari kebanyakan atlet lainnya.

Kemampuan ini membuat Messi memiliki banyak ruang untuk mengoptimalkan kemampuan kognitifnya. Dengan begitu, La Pulga mampu melakukan pengamatan dan membuat keputusan dengan lebih cermat dan cepat. 

Sangat mudah menemukan orang yang mengaku sebagai fans Messi ke mana pun kamu pergi ke venue olahraga. Sepeninggal para seniornya, secara natural Messi ditunjuk jadi kapten sejak Piala Dunia 2014.

Sejak saat itu pula, banyak fans yang ingin melihat Messi naik ke podium juara membawa negaranya meraih trofi. Setelah menunggu lama, visi itu akhirnya terwujud pada 2021 lewat gelar Copa Libertadores. 

Meski begitu, suporter Messi belum puas. Mengingat usianya yang tak lagi muda, orang percaya bahwa Piala Dunia 2022 adalah kesempatan terakhir Messi mempersembahkan gelar prestisius tersebut.

Ini yang sepertinya bisa menjelaskan mengapa banyak orang berbondong-bondong terbang ke Qatar menjadi pendukung Timnas Argentina. Mereka berharap bisa melihat aksi Messi di panggung akbar tersebut untuk terakhir kalinya.

Baca Juga: 5 Tandem Lionel Messi Selama Bertarung di Piala Dunia, Siapa Terbaik?

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya