TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dynamo Makhachkala dan Integrasi Dagestan dalam Sepak Bola Rusia

Beberapa pemain asal republik otonom ini ikut bermunculan

pemain Dynamo Makhachkala (instagram.com/dinamo_mx)

Apa yang tebersit di benakmu saat Dagestan disebut? Pasti Khabib Nurmagomedov, mantan atlet mixed martial art (MMA) yang popularitasnya menanjak hebat sejak menjuarai UFC Lightweight Champion berturut-turut pada 2018 sampai 2021. Tak lama sejak kemunculan Nurmagomedov, beberapa atlet asal Dagestan turut meramaikan sepak bola Rusia.

Mereka antara lain adalah top skor Liga Primer Rusia (RPL) 2020/2021, Gamid Agalarov, dan pemain muda yang sedang bersinar bersama CSKA Moskow awal musim 2024/2025, Tamerlan Musaev. Klub asal ibu kota Dagestan, Dynamo Makhachkala, juga muncul di RPL setelah bertahun-tahun lamanya region otonom itu absen dari di liga utama Rusia sejak kejatuhan Anzhi Makhachkala.

Ini kontras dengan citra Dagestan yang pernah disebut otoritas Rusia sebagai region paling tak stabil karena keberadaan gerakan separatis. Apa yang membuat Dagestan kini jadi salah satu penyumbang atlet berbakat untuk Rusia? Mari mengupas sejarah dan perkembangan olahraga di salah satu republik otonom di Federasi Rusia tersebut.

1. Dagestan adalah salah satu region separatis yang berhasil diredam otoritas Rusia

suporter Dynamo Makhachkala (instagram.com/dinamo_mx)

Dagestan bukan region biasa di Rusia. Berada di Kaukasus Utara, bertetangga dengan Chechnya dan Ingushetia, sejak abad ke-19 ketiganya membentuk wilayah segitiga separatis karena penolakan warga dan pemimpin lokal terhadap kehadiran Kekaisaran Rusia. Gerakan itu bertahan sampai era Soviet dan Rusia modern, bahkan sempat tereskalasi jadi perang skala besar pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. 

Pada pertengahan 2000-an, di bawah kepemimpinan Dmitry Medvedev dan Vladimir Putin, otoritas Rusia berhasil meredam perlawanan kelompok separatis di wilayah segitiga itu. Bila mengutip laporan Stockholm International Peace Research Institute, Rusia menggunakan cara-cara kekerasan dan taktik politik-ekonomi. Tak hanya menempatkan pasukan keamanan dalam jumlah besar di sana, otoritas Rusia juga memastikan aktivis separatis dapat hukuman berat. Tak ketinggalan, mereka mengimbanginya dengan pembangunan ekonomi, modernisasi, pengakuan terhadap agama dan adat, serta penunjukan tokoh pemimpin yang punya loyalitas tinggi pada pemerintah.

Khusus untuk kasus Dagestan, otoritas Rusia secara strategis menggunakan pendekatan yang berbeda. Ini karena secara komposisi penduduk, Dagestan tidak seperti Chechnya dan Ingushetia yang diisi satu kelompok etnik yang sama. Dagestan dihuni beberapa kelompok etnik sekaligus seperti Kumyk, Legiz, Dargis, Avar, Chechnya, bahkan Yahudi. Dengan begitu, pembagian kekuasaan antar kelompok etnik pun dipikir masak-masak. Rusia juga merangkul tokoh-tokoh penting dari sektor bisnis, untuk melengkapi figur-figur keagamaan dan militer yang sudah mereka pasang. Lagi-lagi dibanding dua tetangganya, Dagestan punya potensi ekonomi yang besar dibanding bila merujuk laporan riset International Crisis Group berjudul 'The Mosaic of Power Relations. The North Caucasus: The Challenges of Integration (III), Governance, Elections, Rule of Law'. 

2. Dynamo Makhachkala, tim yang dapat suntikan dana dari pemerintah lokal

Gamid Agalarov (tengah) berseragam Dynamo Makhachkala. (instagram.com/dinamo_mx)

Beberapa pebisnis yang dimaksud antara lain Suleyman Kerimov dan Igor Yakovlev yang pernah jadi pemilik saham Anzhi Makhachkala. Sayangnya, kejayaan Anzhi tidak bertahan lama. Setelah beberapa kali pergantian kepemilikan dan manajemen seiring memburuknya kesehatan Kerimov, Anzhi justru terus tersungkur dan terdepak dari liga utama. Pada 2022, mereka kehilangan lisensi dan menyatakan kebangkrutan. 

Di sisi lain, ada satu klub asal Makhachkala yang justru mengalami renaissance. FC Dynamo Makhachkala lebih dulu kehilangan lisensi dan dinyatakan bangkrut pada 2016. Pada 2019, sebuah klub bernama FC Makachkala dibentuk oleh beberapa tokoh termasuk legenda sepak bola Dagestan, Gadzhi Gadzhiyev. Klub tersebut mengantongi lisensi liga divisi tiga Rusia dan legenda sepak bola Dagestan 90-an, Ruslan Agalarov ditunjuk jadi pelatih pertama klub tersebut. 

Pada 2021, Presiden Republik Dagestan, Sergei Melikov memilih untuk ikut andil dalam operasional klub itu. Ia bahkan menginisiasi perubahan nama jadi FC Dynamo Makhachkala sekaligus menandai kelahiran kembali klub yang pernah bangkrut pada 2016. Dengan dukungan moral dan logistik dari pemerintah, klub mengalami kenaikan performa yang relatif cepat. 

Setelah musim 2021/2022 berakhir, klub berhasil mengantongi tiket promosi ke liga divisi dua Rusia (FNL). Tak perlu waktu lama, mereka meraih posisi runner-up klasemen akhir FNL 2023/2024 dan sukses memenangkan laga play-off promosi/relegasi. Satu-satunya perwakilan Dagestan itu resmi dinyatakan promosi ke liga utama Rusia (RPL) untuk musim 2024/2025.

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya