Mengenal Sosok Alberto Ascari, Juara Dunia Formula 1 1952 dan 1953

Kematiannya menimbulkan banyak tanda tanya

Alberto Ascari adalah seorang juara dunia Formula 1 yang sangat dominan dan dicintai. Ia dikenal karena ketelitian dan ketepatannya dalam mengemudi. Keahlian tersebut menjadikannya sebagai salah satu pembalap teraman pada era yang paling bahaya. Oleh penggemar Italia, dirinya dijuluki sebagai Ciccio, yang berarti gemuk.

Dalam karirnya di Formula 1 yang berlangsung selama 6 musim, Ascari meraih berbagai prestasi yang mengesankan. Dari 33 entri balapan Formula 1, pembalap asal Italia ini mencatat 13 kemenangan dan 17 kali naik podium. Puncak prestasinya adalah saat ia menjadi juara dunia pembalap Formula 1 pada 1952 dan 1953.

1. Alberto Ascari adalah putra dari seorang pembalap yang diagungkan di daratan Eropa

Mengenal Sosok Alberto Ascari, Juara Dunia Formula 1 1952 dan 1953Alberto Ascari membalap di balik kemudi Ferrari. (twitter.com/ScuderiaFerrari)

Alberto Ascari lahir sebagai putra dari salah satu pembalap hebat Italia sebelum era peperangan. Nama pembalap tersebut adalah Antonio Ascari, juara Eropa. Pada kemudian hari, Alberto Ascari menggunakan identitas ayahnya itu untuk menamai anaknya.

Alberto Ascari sendiri lahir di Milan, Italia, pada 13 Juli 1918. Sayangnya, nasib menyedihkan harus menghampirinya saat Alberto masih berusia 7 tahun. Pada saat itu, ayahnya tewas mengenaskan ketika memimpin balapan di Montlhery, Essonne, Prancis. Kendati demikian, Alberto Ascari justru memiliki daya tarik untuk balapan.

Baca Juga: 4 Pembalap Asia Tenggara yang Pernah Membalap di Formula 1

2. Prestasi balap Alberto Ascari terbilang sangat gemilang

Mengenal Sosok Alberto Ascari, Juara Dunia Formula 1 1952 dan 1953Alberto Ascari membalap di balik kemudi Ferrari. (twitter.com/ScuderiaFerrari)

Alberto Ascari memulai karier balapnya bukan sebagai pembalap roda empat. Pada usia 19 tahun, Ascari direkrut Bianchi untuk membalap motor. Pengalaman pertamanya dalam kendaraan roda empat adalah pada Mile Miglia 1940 yang digelar 28 April 1940 dengan mengendarai Auto Avo Construzioni Tipo 815 Spider Touring. Akan tetapi, ia dan rekannya, Giovanni Minozzi, tidak mampu finis pada balapan tersebut.

Alberto Ascari diketahui ikut serta pada gejolak Perang Dunia 2. Garasinya, yang adalah warisan ayahnya, digunakan untuk melayani kebutuhan militer. Garasi tersebut tentunya juga dimanfaatkan untuk perawatan mobil.

Setelah Perang Dunia 2 usai, Alberto Ascari bersiap berhenti membalap. Keputusan ini disebabkan rasa tanggung jawabnya yang besar kepada keluarganya. Akan tetapi, Luigi Villoresi, rekan bisnisnya yang juga membalap, membujuknya untuk tidak berhenti membalap. Ascari menerima bujukan tersebut.

Dengan mengendarai mobil produksi Cisitalia, Maserati, dan Alfa Romeo, Alberto Ascari meraup kesuksesan pada 1947 dan 1948. Ia juga memenangkan Grand Prix Jenderal Juan Peron dan Kota Buenos Aires 1949 di Argentina. Karier balap ini terus berlanjut sampai 1950 ketika Ascari bergabung dengan tim Formula 1 Ferrari.

Pencapaian Alberto Ascari sebagai peraih gelar juara dunia pembalap Formula 1 1952 dan 1953 membuatnya sebagai pembalap Formula 1 pertama yang meraih lebih dari satu gelar itu secara berturut-turut. Dia menyetor 2 dari 3 gelar tersebut yang dimiliki Italia saat artikel ini ditulis. Tak lupa, dirinya juga adalah pembalap Ferrari pertama yang meraih gelar itu.

3. Alberto Ascari meninggal dunia di Monza pada 1955

https://www.youtube.com/embed/yD9b9wkBBHk

Pada Formula 1 GP Monako 1955, Alberto Ascari terlibat dalam kecelakaan yang sangat berbahaya. Pada kecelakaan tersebut, mobilnya sampai tercebur ke laut dan tenggelam. Syukurnya, Ascari tidak mengalami cedera parah sebagai akibat dari kecelakaan itu. Hanya saja, dirinya mengalami patah hidung, memar, dan syok.

Sekitar 4 hari setelah kecelakaannya pada Formula 1 GP Monako 1955, Alberto Ascari secara mengejutkan berada di Monza untuk menikmati sesi pengujian mobil sport Ferrari yang dikendarai Eugenio Castellotti. Pada kesempatan ini, Ascari menyempatkan diri mencoba mobil sport tersebut. Akan tetapi, dia mengalami kecelakaan di Kurva Vialone pada putaran ketiga.

Kecelakaannya di Monza mengakibatkan Alberto Ascari meninggal dunia. Berbagai cedera adalah alasan di balik kematiannya. Bagaimana pun, penyebab kecelakaan yang menewaskan Ascari ini belum diketahui sampai artikel ini ditulis.

Mirisnya, terdapat kesamaan dalam kematian Alberto Ascari dan ayahnya. Keduanya sama-sama meninggal dunia pada usia 36 tahun akibat kecelakaan saat keluar tikungan kiri, meninggal dunia 4 hari setelah mengalami kecelakaan serius, telah memenangi 13 GP, dan meninggalkan 1 istri serta 2 anak. Alberto Ascari meninggal dunia pada 26 Mei 1955, sementara ayahnya meninggal dunia pada 26 Juli 1925.

Alberto Ascari adalah sosok penyayang keluarga. Hal ini terbukti dari pernyataan Ascari yang mengungkap kasih sayangnya kepada keluarga, tetapi juga mengambarkan realitas keras dari olahraga yang dicintainya. "Saya tidak ingin mereka (Mietta Ascari, Patrizia Ascari, dan Antonio Ascari) terlalu mencintai saya. (Dengan begitu), mereka akan lebih sedikit menderita jika suatu hari nanti saya terbunuh," begitu kata Alberto Ascari, pembalap juara dunia, sebagaimana dilansir F1-Fansite.com.

Baca Juga: Yuji Ide, Pembalap yang Didepak setelah 4 Balapan Formula 1

Written by IRIZU Photo Verified Writer Written by IRIZU

IRIZU adalah nama pena seorang remaja yang rajin menulis, tetapi mudah jenuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya