Profil Gianpiero Lambiase, Insinyur di Balik Kesuksesan Max Verstappen

Sering ribut dengan Max Verstappen

Gelar juara dunia Formula 1 2023 menjadi milik Max Verstappen. Pembalap asal Belanda ini mampu memenangi 19 dari 22 balapan hingga mengantarkannya menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun. Selain itu, ia berhasil memecahkan berbagai rekor yang telah bertahan selama bertahun-tahun lamanya.

Tak banyak yang tahu bahwa salah satu faktor kesuksesan Verstappen adalah orang yang berada di balik radionya selama balapan, yaitu Gianpiero Lambiase. Ia sudah menjadi race engineer Verstappen selama 7 tahun terakhir dan menjadi bagian penting dari kesuksesan Sang Pembalap.

Siapakah Gianpiero Lambiase ini? Berikut profil Gianpiero Lambiase yang harus kamu tahu!

1. Sebelum menjadi insinyur balap, Gianpiero Lambiase lebih dahulu berkarier di dunia seni

Profil Gianpiero Lambiase, Insinyur di Balik Kesuksesan Max VerstappenGianpiero Lambiase (kiri) saat menjadi race engineer untuk Sergio Perez di Force India pada 2014. (twitter.com/GPLambiase)

Gianpiero Lambiase lahir di Bedford, Inggris, pada 14 Oktober 1980. Ia lahir dari kedua orangtua yang berasal dari Italia. Pria yang akrab disapa GP ini merupakan lulusan teknik mesin University of Cambridge. Dilansir Total Motorsport, ia awalnya tidak berencana berkarier sebagai insinyur, melainkan sebagai aktor dan drummer untuk band Torperstate, sebuah band indie yang menempati posisi runner-up di MTV Unsigned Band Awards pada 2003.

Barulah pada 2005, Lambiase meniti karier di Formula 1 bersama Jordan. Selama 10 tahun bermarkas di Silverstone, Inggris, dirinya telah bekerja untuk 4 tim berbeda. Selain Jordan, Lambiase sempat melipir ke Midland, Spyker, dan Force India. Pada 2010, ia naik jabatan menjadi race engineer untuk Vitantonio Liuzzi, Paul di Resta, dan Sergio Perez di Force India hingga 2014.

Prestasi terbaiknya selama 10 tahun terjadi saat Lambiase menjadi performance engineer Giancarlo Fisichella pada 2009. Ketika itu, Fisichella berhasil meraih pole position di GP Belgia, sekaligus menjadi yang pertama dan satu-satunya bagi Force India. Lalu, pada sesi balapan, pembalap asal Italia ini sukses finis di posisi kedua yang menjadi podium pertama bagi timnya.

2. Bergabung ke Red Bull sejak 2015, karier Gianpiero Lambiase sempat menghadapi tantangan

Profil Gianpiero Lambiase, Insinyur di Balik Kesuksesan Max VerstappenMax Verstappen (kiri) bersama Gianpiero Lambiase pada 2016. (twitter.com/redbullracing)

Gianpiero Lambiase kemudian diboyong ke Red Bull sebagai race engineer pada 2015. Pada awal kariernya, ia bekerja sama dengan pembalap asal Rusia, Daniil Kvyat. Selama semusim lebih bersama Kvyat, Lambiase berhasil mengantarkan Sang Pembalap meraih dua kali podium pada GP Hungaria 2015 dan GP China 2016.

Kerja sama Lambiase dengan Max Verstappen baru dimulai pada GP Spanyol 2016. Verstappen yang melakoni balapan debutnya bersama Red Bull sukses memenangi balapan setelah Lewis Hamilton dan Nico Rosberg mengalami insiden pada lap pertama. Kemenangan pertamanya di Formula 1 sekaligus menjadikannya sebagai pembalap termuda dalam sejarah F1 yang memenangi balapan pada usia 18 tahun 228 hari.

Meski bekerja untuk tim besar, bukan berarti Lambiase tidak menemui tantangan. Pada 2017–2018, mobil RB13 dan RB14 mengalami masalah realibilitas mesin yang membuat Max Verstappen dan Daniel Ricciardo kala itu beberapa kali tidak dapat menyelesaikan balapan. Ini berdampak kepada klasemen akhir konstruktor yang membuat mereka harus puas berada di peringkat ketiga di belakang Mercedes dan Ferrari pada 2 musim tersebut.

Baca Juga: Red Bull Heran Mercedes Terjebak dengan Inovasi yang Gagal

3. Gianpiero Lambiase berhasil menyokong performa Max Verstappen hingga juara dunia

Profil Gianpiero Lambiase, Insinyur di Balik Kesuksesan Max VerstappenGianpiero Lambiase (kiri) saat naik di podium bersama Max Verstappen pada GP Qatar 2023. (formula1.com)

Pada 2019, Gianpiero Lambiase mampu membawa performa Max Verstappen menjadi lebih baik dengan meraih 3 kali kemenangan dan 6 kali podium. Namun, partner Verstappen kala itu, Pierre Gasly, gagal meraih satu pun podium hingga digantikan Alex Albon pada paruh kedua musim 2019. Pada 2020, performa Albon dinilai tidak memuaskan dengan tak sekali pun naik ke podium. Ini membuat Verstappen lagi-lagi harus menggendong timnya sendirian.

Masuknya Sergio Perez sebagai pembalap Red Bull pada 2021 menjadi angin segar bagi tim asal Austria itu. GP sendiri sudah tak asing dengan Checo yang sebelumnya pernah bekerja sama saat di Force India hingga 2014. Kehadiran pembalap asal Meksiko itu berbuah manis hingga mengantarkan Max Verstappen merengkuh juara dunia untuk pertama kalinya setelah memenangi seri terakhir di GP Abu Dhabi. 

Prestasinya bersama Red Bull membuat GP naik jabatan menjadi head of race engineer pada 2022. Ia berperan penting dalam mengatur kerja sama Verstappen dan Perez dalam menginstruksikan strategi balapan yang efektif. Ini terbukti dengan Red Bull kembali menjadi tim yang dominan. Verstappen berhasil meraih gelar juara dunia untuk kedua kalinya dan Red Bull meraih gelar juara konstruktor kelima kalinya.

4. Hubungan Gianpiero Lambiase dan Max Verstappen layaknya bromance

Profil Gianpiero Lambiase, Insinyur di Balik Kesuksesan Max VerstappenMax Verstappen (kiri) bersama Gianpiero Lambiase (formula1.com)

Banyak penggemar Formula 1 mengira bahwa hubungan Max Verstappen dan Gianpiero Lambiase kurang baik. Ini terdengar ketika keduanya sering kali berbicara di radio dengan nada tinggi. Bahkan, mereka tak jarang melontarkan kalimat pedas satu sama lain.

Salah satu momen keduanya bersitegang terjadi saat sesi kualifikasi GP Belgia 2023. Verstappen yang pada sesi kedua kualifikasi (Q2) finis di urutan ke-10 menyalahkan eksekusi payah timnya dengan kata-kata kasar. GP kemudian membalasnya dengan mengkritisi performa Sang Pembalap. Pada akhirnya, Verstappen berhasil meraih posisi pertama dan meminta maaf kepada race engineer-nya.

Max Verstappen sendiri sudah mengklarifikasi terkait hubungannya dengan GP. Ia mengatakan bahwa ini hanya terjadi saat di dalam lintasan agar lebih lugas dalam menyampaikan informasi di antara keduanya. Pembalap berusia 26 tahun itu juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya membalap di Formula 1 tanpa bantuan insinyur balapnya.

Satu suara dengan Verstappen, Lambiase juga mengaku senang bekerja sama dengannya. Ia mengatakan bila dirinya sudah terkesan dengan Verstappen sejak awal mereka bekerja sama. Ditambah, sifat blak-blakan Sang Pembalap memudahkannya dalam merancang set-up mobil.

Gianpiero Lambiase adalah sosok penting di balik kesuksesan Max Verstappen. Ia adalah race engineer yang telah bekerja sama dengan Verstappen selama 7 tahun terakhir dan telah membantu Sang Pembalap meraih tiga gelar juara dunia Formula 1. Mereka adalah salah satu pasangan race engineer/pembalap paling sukses dalam sejarah Formula 1. Mereka akan terus menjadi sosok penting bagi Red Bull pada masa yang akan datang.

Baca Juga: Max Verstappen Tak Menyukai Sprint Race meski Sering Menang

Widyo Andana Pradiptha Photo Verified Writer Widyo Andana Pradiptha

Seringnya nulis tentang sepak bola dan Formula 1

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya