Brandon Roy, Talenta Berbakat yang Singkat Membangun Karier di NBA

Semua hancur lantaran menderita cedera lutut

Brandon Roy memulai semua cerita dari Kota Seattle. Dirinya lahir dalam lingkungan keluarga kelas pekerja. Sang ayah merupakan sopir bus kota, sedangkan ibunya menjalankan pekerjaan menjadi juru masak di sebuah kantin sekolah dasar. Hal tersebut harus dilakukan agar keempat anaknya mendapat kehidupan yang layak.

Brandon Roy sendiri sudah tidak asing dengan olahraga basket lantaran sang ayah pernah menekuni hal tersebut sampai masa SMA. Ini ternyata sukses membuatnya termotivasi merakit cita-cita menjadi atlet profesional. Terbukti, dirinya memiliki jiwa kompetitif sehingga tidak ragu bermain dengan anak-anak yang usianya lebih tua. Selain itu, dia ternyata sejak kecil sudah bersahabat dengan Nate Robinson yang sama-sama menghabiskan waktu di kota Seattle.

Singkat cerita, Brandon Roy melanjutkan jenjang pendidikan ke Garfield High School Seattle. Dirinya makin menekuni olahraga basket demi mewujudkan mimpi berkompetisi di ajang profesional. Di sela-sela waktu kosong, dia memilih untuk terus melatih akurasi tembakan agar bisa tampil solid. Benar saja, Roy sukses menjelma sebagai bintang SMA sehingga membuat namanya harum di negara bagian Washington.

1. Melanjutkan pendidikan dan karier basket dengan membela University of Washington

https://www.youtube.com/embed/lVK_Z53hh4o

Berkat rekam jejak selama SMA, Brandon Roy ternyata sempat berpikir untuk mencoba peruntungan dengan mengikuti NBA Draft 2002. Hal ini terinspirasi dari keberhasilan Kobe Bryant dan Tracy McGrady yang langsung menembus liga basket Amerika Serikat dan Kanada tersebut. Dirinya bahkan diundang oleh beberapa tim NBA untuk melakukan sesi latihan. Namun, talenta kelahiran Seattle ini mengakui belum siap secara fisik sehingga menunda tampil di kancah profesional.

Brandon Roy kemudian banting setir untuk melanjutkan pendidikan. Langkahnya tak mudah, dia sempat beberapa kali gagal dalam melakukan tes masuk perguruan tinggi. Sembari menunggu hasil ujian, dia tentu tidak mau menjadi beban keluarga dan memilih bekerja sebagai pembersih kontainer dengan bayaran 11 dolar per jam atau skitar Rp167 ribu di pelabuhan Seattle. Usahanya berbuah manis, Roy dinilai memenuhi syarat gabung ke University of Washington pada 2002.

Brandon Roy ternyata bertemu dengan sahabatnya yaitu Nate Robinson yang sama-sama mengenyam pendidikan di University of Washington. Ini membuatnya cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Benar saja, dirinya perlahan menampilkan etos kerja solid sehingga menjelma sebagai salah satu tumpuan permainan Washington Huskies. Dia mencatatkan rata-rata 14,3 poin, 3 assist, dan 5 rebound dari 103 penampilan selama di NCAA divisi 1. Selain itu, guard asal Seattle tersebut juga sukses meraih berbagai pencapaian individu.

2. Brandon Roy memberikan dampak penting pada musim debut untuk Portland Trail Blazers

Brandon Roy, Talenta Berbakat yang Singkat Membangun Karier di NBABrandon Roy (nba.com)

Menghabiskan waktu kurang lebih selama 4 tahun di Univesity of Washington, Brandon Roy akhirnya mengikuti NBA Draft 2006. Dirinya tentu lebih percaya diri karena sudah siap secara mental dan fisik. Tak sia-sia, shooting guard ini dipilih pada urutan keenam oleh Portland Trail Blazers. Kedatangannya tentu membawa harapan besar untuk mendongkrak kinerja tim asal Oregon tersebut agar tampil meyakinkan di NBA.

Meski berstatus debutan, Brandon Roy sering dipasang sebagai starter sehingga memperoleh cukup banyak menit bermain di NBA 2006/2007. Ini juga membuatnya menunjukkan peran penting terhadap performa Portland Trail Blazers. Shooting guard yang akrab dipanggil B-Roy ini mengukir rata-rata 16,8 poin, 4 assist, 4,4 rebound, dan 1,2 steal dari 57 pertandingan musim reguler. Catatan tersebut mengantarkannya meraih penghargaan NBA Rookie of the Year dan masuk dalam NBA All-Rookie First Team.

Baca Juga: 5 Tim dengan Peluang Kecil, tetapi Bisa Jadi Kuda Hitam di NBA 2024

3. Perjalanan berliku bersama Portland Trail Blazers

https://www.youtube.com/embed/MYJBueebmuQ

Setelah tampil menjanjikan ketika musim debut, Brandon Roy mencuri perhatian para penggemar sehingga menjadi idola baru publik Portland Trail Blazers. Tak menyia-nyiakan kepercayaan, dirinya bisa bertransformasi sebagai salah satu tumpuan penting dalam skema permainan tim asal Oregon tersebut. Dia juga berhasil mengantarkan Blazers memasuki babak playoff sebanyak tiga kali di NBA.

Selain itu, Brandon Roy mengukir pencapaian pribadi selama membela Portland Trail Blazers dengan terpilih sebanyak tiga kali untuk mengikuti NBA All-Star. Namun, perjalanannya ternyata berliku, shooting guard kelahiran Seattle ini kinerjanya terhambat masalah lutut sehingga harus melakoni operasi. Cedera tersebut bisa terjadi lantaran ia sering melakukan pergerakan yang terlalu eksplosif. 

Cedera tak kunjung membaik, Brandon Roy memutuskan untuk pensiun dari dunia basket profesional ketika umurnya masih 27 tahun pada 2011. Ini tentu membuatnya hanya singkat merasakan atmosfer persaingan di NBA. Dirinya mencatatkan total rata- rata selama musim reguler 19 poin, 4,7 assist, 4,3 rebound, dan 1 steal dari 321 pertandingan. Sementara saat babak playoff, dia mengukir total rata-rata 16,3 poin, 2,6 assist, 3,3 rebound, dan 0,6 steal dari 15 pertandingan bersama tim asal Oregon tersebut.

4. Sempat memutuskan kembali membangun karier di NBA

Brandon Roy, Talenta Berbakat yang Singkat Membangun Karier di NBABrandon Roy (nba.com)

Setelah melakukan prosedur terapi platelet-rich plasma (PRP) pada area lutut seperti yang pernah dijalani oleh Kobe Bryant, Brandon Roy percaya diri membuat keputusan mengejutkan dengan rencana kembali membangun karier di NBA pada Juni 2012. Shooting guard yang akrab dipanggil B-Roy ini berstatus free agent sehingga mencari pelabuhan baru. Gayung bersambut, beberapa tim seperti Golden State Warriors, Dallas Mavericks, Chicago Bulls, Indiana Pacers, dan Minnesota Timberwolves menaruh minat untuk mengajaknya gabung.

Brandon Roy kemudian sepakat dengan tawaran dari Minnesota Timberwolves untuk mengarungi ketatnya persaingan NBA 2012/2013. Salah satu faktor penting ia memilih gabung dengan tim asal Minneapolis tersebut lantaran ada sosok Bill Bayno yang pernah menduduki jabatan staf kepelatihan ketika sama-sama membela Portland Trail Blazers. Selain itu, dia juga tertarik menjadi rekan satu tim dari Ricky Rubio dan Kevin Love.

Tak sesuai harapan, Brandon Roy kembali berkutat dengan cedera lutut sehingga kontribusinya tidak berjalan optimal bersama Minnesota Timberwolves 2012/2013. Pemain kelahiran Seattle ini hanya membuat rata-rata 5,8 poin, 0,6 assist, 2,8 rebound, dan 0,6 steal dari 5 pertandingan musim reguler. Timberwolves kemudian memilih untuk melepas B-Roy pada Mei 2013. Ini menjadi akhir perjalannya berkarier di liga basket profesional Amerika Serikat dan Kanada tersebut.

Brandon Roy tentu menjadi salah satu talenta berbakat yang pernah bermain di NBA. Dirinya sukses bertransformasi sebagai figur kunci ketika masih tampil memperkuat Portland Trail Blazers. Sayangnya, cedera lutut harus membuyarkan semua mimpi sehingga hanya singkat membangun karier profesional. Meski begitu, kehebatannya sampai hari ini masih dikenang, terutama bagi penggemar Blazers.

Baca Juga: 5 Bintang NBA yang Pindah Tim pada Musim Panas 2024

Tio Wahyu Utomo Photo Verified Writer Tio Wahyu Utomo

Halooo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya