Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti Ducati

Pabrikan Jepang kalah cepat dengan pabrikan Eropa

Andrea Dovizioso bukan satu-satunya orang yang melakoni balapan terakhir di gelaran MotoGP San Marino. Selain Dovizioso, crew chief Ramon Forcada pun ikut berhenti dari tim WithU RNF Yamaha musim 2022 ini.

Forcada adalah teknisi berpengalaman di ajang Grand Prix. Ia telah lama menangani Yamaha. Tak heran, pria yang berasal dari Spanyol ini tahu persis apa yang terjadi di tim pabrikan asal Iwata tersebut.

1. Musim depan jadi penentuan apakah Forcada akan pensiun atau lanjut berkarier di MotoGP

Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti DucatiAndrea Dovizioso (instagram.com/andreadovizioso)

Berbeda dengan Dovizioso, Ramon Forcada tak pensiun meski kini ia tak lagi berada di paddock MotoGP. Forcada menunggu tawaran untuk kembali musim depan.

“Balapan terakhirku? Aku tak tahu. Untuk musim ini, ya. Musim depan kita akan lihat apa yang akan terjadi. Apa yang pasti adalah musim depan aku tak akan bergabung lagi di tim (RNF) ini. Hal yang normal jika mereka mencoba sesuatu yang baru, mereka tak membutuhkan orang luar.

Untuk musim depan aku tak mencari apa pun. Jika ada tawaran yang datang, aku menyambutnya, jika tidak, aku akan pensiun,” kata Forcada dikutip Corsedimoto.

2. Ramon Forcada teknisi berpengalaman di MotoGP

Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti Ducatipotret Ramon Forcada (motogp.com)

Ramon Forcada punya karier yang panjang di MotoGP. Pengalamannya terbentang panjang selama lebih dari 30 tahun. Meski begitu, Forcada selalu bergabung dengan pabrikan Jepang.

Ia pernah menjadi kepala mekanik untuk Alex Barros di tim Repsol. Ia pun pernah menemani Tohru Ukawa di tim Camel Honda Pons. Kemudian ia sempat pindah ke garasi tim LCR pada era Casey Stoner dan Carlos Checa.

Pada 2008, Ramon Forcada memperkuat Yamaha, bersamaan dengan kedatangan Jorge Lorenzo ke pabrikan Iwata tersebut. Sejak saat itu, Forcada selalu setia dengan Yamaha. Ia akhirnya menemani Franco Morbidelli, lalu Andrea Dovizioso.

Baca Juga: Yamaha dan Ducati di Tes MotoGP Misano, tapi Usung Misi Berbeda

3. Menurut Forcada, Yamaha harus meniru pola mental seperti Ducati

Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti DucatiFabio Quartararo (motogp.com)

Punya pengalaman panjang bersama Yamaha, Forcada tentu tahu masalah apa yang dihadapi pabrikan berlogo garpu tala itu. Yamaha kurang mampu bersaing dengan pabrikan lain. Andrea Dovizioso yang ia tangani pun kesulitan di atas YZR-M1.

Apalagi sejak 2 tahun terakhir, Yamaha hanya digdaya di tangan Fabio Quartararo. Bagi Forcada, untuk menyelesaikan masalah tersebut, Yamaha perlu fleksibilitas dalam hal mental dan operasional.

“Ketika kamu berhenti berkembang, bagiku ada mentalitas yang hilang. Aku telah banyak bekerja dengan orang Jepang dan mereka selalu mencari kesempurnaan. Mereka harusnya tak perlu takut untuk membuat kesalahan.

Di Ducati ada hal-hal yang tak berfungsi, di sini tidak. Apa yang datang (ke garasi MotoGP) sudah jadi karena mereka telah mengujinya selama 3 bulan. Akan tetapi, ketika mereka merilisnya, pabrikan lain telah merilis tiga versi lagi,” kata teknisi andal asal Catalunya ini.

4. Dalam hal inovasi, kini pabrikan Jepang kalah dengan pabrikan Eropa

Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti DucatiFrancesco Bagnaia (motogp.com)

Dalam kejuaraan MotoGP sekarang, solusi teknis harus hadir dengan lebih cepat. Apalagi, kompetisi saat ini semakin mendekati batas kompetitifnya. Namun, pabrikan Jepang malah kebalikannya. Yamaha, seperti juga Honda, terlalu lama dalam membawa pembaruan ke lintasan.

Hal lain juga terkait peraturan. Pabrikan Jepang terlalu kaku menuruti peraturan yang ada. Berbeda dengan Ducati yang pintar mencari celah dan area abu-abu untuk membuat inovasi baru. Sebagai catatan, Ducati pionir dalam hal aerodinamis dan ride height device.

5. Forcada pun mencontohkan masalah fleksibilitas dalam aturan tekanan ban

Ramon Forcada Sebut Yamaha Harus Punya Mental seperti Ducatiilustrasi saling menyalip di tikungan balap (motogp.com)

Berbeda dengan Yamaha, menurut Forcada, pabrikan lain pun kerap bermain dengan peraturan, misalnya tekanan ban. Pabrikan Eropa senang mengakali batasan 1,9 bar yang diberlakukan oleh Michelin selaku pemasok tunggal ban MotoGP.

“Masalah tekanan ban sangat rumit karena kamu harus percaya apa yang dikatakan Michelin bahwa itu adalah masalah keselamatan. Kami menggunakan batasan 1,6 bar, bahkan lebih sedikit, dan itu masih berfungsi.

Jadi, jika 1,6 bar bekerja lebih baik dan kamu harus menggunakan 1,9 bar, yah, ada saja (pabrikan) yang bilang ‘iya, pak’, tetapi yang mereka gunakan tetap 1,6 bar,” kata Forcada dilansir Corsedimoto.

 

Kesuksesan pembalap di MotoGP tak hanya karena kemampuan mumpuni sang pembalap. Mereka juga didukung oleh para teknisi andal yang bekerja tak kenal lelah di garasi balap. Orang-orang seperti Ramon Forcada punya andil besar dalam setiap kemenangan yang diraih.

Baca Juga: Selain Ducati Lenovo, Ini Nasib 6 Pembalap Ducati Lain di GP Inggris

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya