5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga Insinyur

Ada yang sukses jadi juara dunia dan punya jabatan mentereng

Dunia balap juga milik perempuan. Setidaknya sudah ada beberapa perempuan tangguh yang sukses di ajang balap.

Tak hanya bisa membalap dan mendapatkan poin, ada pembalap perempuan yang bisa jadi juara dunia. Beberapa lainnya punya peran penting dalam pengembangan motor dan tim balap. Bahkan, ada yang punya peran besar mengatur ajang balap. Siapa saja mereka?

1. Maria Herrera berlaga di MotoE

5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga InsinyurMaria Herrera (motogp.com)

Maria Herrera adalah satu-satunya pembalap perempuan di kelas MotoE. Musim ini ia akan bergabung dengan Openbank Aspar Team. Herrera termasuk pembalap senior karena sudah berpartisipasi di ajang balap motor listrik ini sejak 2019.

Lebih jauh lagi, Maria Herrera bahkan sudah meniti karier di ajang kejuaraan dunia Grand Prix sejak 2013. Kali itu ia menjadi pembalap wildcard di kelas Moto3. Baru pada 2015 ia berkesempatan turun balap semusim penuh dengan tim Husqvarna Factory Laglisse.

Pada tahun pertamanya di kelas Moto3 tersebut Herrera bisa mengumpulkan 9 poin. Ia berlaga di Moto3 hingga 2017. Tahun berikutnya ia pindah berlaga di WSSP300. Di ajang balap ini Herrera sering mendapat poin. Ia sempat finis ke-4 dan beberapa kali finis sepuluh besar.

2. Ana Carrasco turun balap di Moto3

5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga InsinyurAna Carrasco (motogp.com)

Di kelas Moto3, Ana Carrasco menjadi sorotan. Pada awal musim 2022, secara mengejutkan ia mengumumkan comeback ke Moto3 setelah 5 tahun berlaga di ajang WSSP300. Ia bergabung dengan tim BOE SKX dengan mengendarai KTM.

Itu menjadikan Ana Carrasco sebagai pembalap perempuan satu-satunya di kelas Moto3. Pembalap Spanyol kelahiran Murcia ini memang tak asing dengan ajang Grand Prix. Ia pernah merasakan ganasnya persaingan di kelas Moto3 pada 2013—2015.

Saat tahun pertamanya, ia bisa meraih 9 poin dan menempati posisi ke-21 di akhir klasemen. Hasil terbaiknya adalah finis di urutan ke-8 di GP Valencia.

Selepas dari Moto3, Carrasco beralih ke ajang WorldSBK dengan turun di kategori WSSP300. Pada 2018, ia berhasil menjadi juara dunia. Dengan prestasi ini, Carrasco adalah pembalap perempuan pertama yang menjadi juara dunia di kejuaraan road race solo.

Baca Juga: Mengenal Ana Carrasco, Pembalap WSSP300 yang Kembali ke Moto3

3. Jenny Anderson, data engineer di tim Marc Marquez

5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga InsinyurJenny Anderson (motogp.com)

Tak banyak yang tahu bahwa ada juga perempuan yang bekerja di paddock MotoGP. Salah satunya adalah Jenny Anderson yang malang melintang sebagai data engineer di tim balap kelas premier.

Jenny mengawali kariernya di MotoGP sebagai salah satu kru dari tim KTM. Saat pabrikan asal Austria ini masuk ke MotoGP pada 2015, Jenny punya peran di dalamnya. Ia terlibat dalam pengembangan RC16, terutama dalam pengaturan ECU (Electronic Control Unit).

Sampai dengan tahun 2020, ia bekerja sebagai data engineer KTM untuk Pol Espargaro. Kini ia menjadi data engineer di tim Repsol Honda. Ia bekerja di samping Marc Marquez.

Insinyur lulusan motorsport engineering dari Oxford Brookes University ini memang tak asing dengan dunia balap. Jenny adalah mantan pembalap gokar. Ia pun pernah bekerja di Formula 3 bersama Kevin Magnussen. Ia menganggap positif jika banyak wanita berkarier di dunia motorsport.

“Ketika aku masih (balap) gokar, aku jadi satu-satunya perempuan di paddock dari sekitar 200 orang. Dan sekarang aku melihat lebih banyak lagi perempuan yang bekerja di dunia motorsport, baik sebagai pembalap ataupun insinyur, dan itu adalah hal yang positif,” ujar Jenny seperti dikutip GPOne.

4. Elena De Cia ada di balik tangguhnya Aprilia RS-GP

5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga InsinyurElena De Cia dan tim Aprilia Racing (motogp.com)

Jika ada Jenny Anderson di Repsol Honda, maka ada Elena De Cia di Aprilia Racing. Elena punya jabatan mentereng di pabrikan Noale, ia menjabat sebagai Control Strategies and Model Support Manager.

Ia punya karier yang panjang di dunia balap. Sejak 2012 ia sudah terlibat dengan Aprilia. Sempat bergabung dengan tim Suzuki MotoGP pada 2017 selama dua tahun, ia kemudian kembali lagi ke Aprilia Racing pada 2019.

Elena De Cia seorang lulusan pascasarjana di bidang matematika. Tesisnya yang membahas tentang lintasan sepeda motor (motorcycle trajectories) membawanya bekerja di divisi balap Aprilia.

Kini ia bertanggung jawab atas strategi yang akan digunakan oleh tim Aprilia Racing. Ia fokus pada simulasi aerodinamis, pengoptimalan pengembangan, dan strategi balap. Ia pun punya peran dalam mengembangkan RS-GP.

“Berada di departemen yang mengumpulkan semua data dan informasi, aku memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan pengendara, bagian elektronik, aerodinamis, dan pembalap untuk dapat mempelajari lebih lanjut tentang setiap aspek motor,” ujar Elena dikutip laman resmi MotoGP.

5. Ana Ezpeleta, bos balap Road to MotoGP

5 Perempuan Tangguh di MotoGP, dari Rider hingga InsinyurAna Ezpeleta saat mengatur ajang Asia Talent Cup. (motogp.com)

Ana Ezpeleta menjadi salah satu perempuan yang jabatannya paling tinggi di Dorna. Ia adalah Direktur untuk Departemen Talent Promotion.

Ini adalah departemen yang mengatur dan mengelola enam ajang balap bertajuk Road to MotoGP. Terdiri dari Northern Talent Cup, Asia Talent Cup, British Talent Cup, Red Bull MotoGP Rookies Cup, Junior Talent Team, dan MiniGP.

Ana Ezpeleta sudah memimpin departemen ini sejak 2015. Bagi Ana, dunia balap memang bukan hal yang asing.

Sebagai putri dari Carmelo Ezpeleta, ia dilahirkan dari keluarga yang cinta pada sepeda motor dan dunia balap. Ana memulai kariernya di dunia MotoGP pada 2013 sebagai Manajer Pembangunan Sirkuit Baru (New Tracks Development Manager). Pekerjaan yang bisa menyatukan gairahnya tentang desain dan sepeda motor.

Salah satu proyek yang saat itu ia tangani adalah menguji sirkuit baru di Argentina. Sirkuit Termas de Rio Hondo akhirnya jadi tuan rumah MotoGP sejak 2014.

Pada 2013, Ana juga turut membidani kelahiran Idemitsu Asia Talent Cup. Ia bekerja sama dengan Alberto Puig. Pengalaman inilah sebagai modalnya menduduki posisinya yang sekarang.

Sebenarnya tak hanya lima orang di atas, masih banyak perempuan tangguh lain yang juga meniti karier di MotoGP. Asal punya skill dan passion, siapa pun memang bisa berkarya di dunia balap.

Baca Juga: Cepat dan Hebat, Ini 12 Pembalap Perempuan di Ajang Grand Prix

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya