[WANSUS] Asa Tinju Indonesia di Tangan 3 Juara Asia Pasifik

Tinju Indonesia menuju pentas dunia

Jakarta, IDN Times - Geliat tinju di Indonesia memang tak segemerlap dulu. Mudah bagi masyarakat awam mengenal atlet-atlet tinju profesional papan atas, mulai dari Ellyas Pical hingga Chris John.

Mereka mampu menelurkan prestasi bergengsi. Bahkan, Chris John sempat menyandang gelar juara dunia sangat lama, hingga akhirnya kalah dikoyak usia. 

Sementara, prestasi tinju amatir juga cukup luar biasa. Siapa yang tak kenal dengan Wiem Gomes hingga Pino Bahari yang meraih medali emas di Asian Games  Namun, Setelah itu tinju di tanah air seperti tak bergairah.

Grafik penurunan itu bisa dilihat salah satunya di ajang Olimpiade. Sudah dua dekade lebih, petinju tanah air tak merasakan bermain di pentas tersebut. Terakhir kali hal itu di lakukan oleh La Paena Masara (Sydney 2000).

Seiring pensiunnya nama-nama bintang, tinju di Indonesia bak kehilangan popularitas. Anak-anak muda justru lebih sering menyaksikan MMA hingga gulat WWE. 

CEO XBC Sportech, Urgyen Rinchen Sim, menyatakan yang membedakan tinju dengan MMA sekarang adalah terkait aspek hiburan. MMA hingga WWE, diakui Sim, lebih kental dengan aspek hiburan.

Terlebih buat WWE, yang pertarungannya memang memiliki skenario dan jalan cerita menarik perhatian.

Indonesia sempat kesulitan mencari petinju tangguh yang bisa diorbitkan dan jadi juara dunia. Kini, Indonesia mulai memiliki harapan dalam diri Herbi Jansen Marapu, Ilham Leoisa, dan Jon Jon Jet.

Ketiganya memegang sabuk juara WBC Continental Asia Pasifik. Jansen memegang sabuk kelas ringan, sementara Ilham merupakan juara di divisi welter. Lalu, Jon kini jadi jawara di kelas super bantam.

Untuk mengetahui bagaimana perkembangan prestasi tinju Indonesia, berikut petikan wawancara IDN Times dengan ketiganya. 

Coba perkenalkan diri Bang Herbi Jansen Marapu!

[WANSUS] Asa Tinju Indonesia di Tangan 3 Juara Asia PasifikAksi Hebi Marapu saat berduel di atas arena. (dok. XBC Sportech)

Hallo, nama saya Herbi Jansen Marapu. Saya tampil di kelas light weight 61,2 kg dan juara WBC Continental Asia Pasifik. Saya sudah menjalani 18 kali pertandingan, menang 17 dan kalah satu kali. 

Saat ini saya berlatih di XBC Sportech. Aktivitas saya selain jadi pentinju, saya juga mengajar anak-anak bertinju. Saya pun melatih orang dewasa yang berminat dan datang. Intinya, saya masih kasih banyak olahraga pada umumnya kepada yang mau.

Sekarang sudah ada di jalur kontinental menuju dunia, sudah ada bayangan belum? terakhir yang kita tahu petinju paling fenomenal Chris John dan Daud Yordan

Saya serahkan semuanya kepada tim manajemen di XBC Sportech. Fokus saya menyiapkan diri saja kalau untuk pertandingan atau event dari tim yang sudah menyiapkan semua.

Saya tinggal tunggu jadwal pertandingan, karena setiap hari untuk ke arah situ kami harus memperbaiki diri lebih baik, semeoga nanti bisa juara dunia. 

Sudah 18 kali bertarung dan satu kali kalah, selama pertarungan ada rasa takut enggak?

Sebenarnya dalam pertandingan itu kami punya rasa takut. Itu cukup manusiawi.

Namun, bagaimana cara untuk menghilangkan ketakutan itu, kami berlatih lebih keras. Mungkin belajar, berlatih, sehingga mindset takut dengan sendirinya bakal hilang.

Jika kita tidak ada persiapan, mungkin rasa takut itu akan tetap ada. Bermain serba bingung saat di ring harus gimana ya bingung.

Mungkin dengan persiapan cukup baik, istirahat yang baik, rasa takut itu bisa pergi dan kita bisa bermain lepas mengeluarkan kemampuan terbaik.

Selanjutnya, pindah ke salah satu juara juga yang menggunakan seragam TNI AU, boleh memperkenalkan diri!

[WANSUS] Asa Tinju Indonesia di Tangan 3 Juara Asia PasifikPetinju Indonesia, Ilham Leoisa (kiri), jelang duel perebutan sabuk juara WBC Continental Asia Pasifik. (dok. XBC Sportech)

Nama saya adalah Ilham Leoisa. Saya berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Selain petinju proofesional, saya berprofesi sebagai TNI Angkatan Udara. 

Kebetulan saya masuk TNI AU melalui jalur atlet. Baik di TNI atau Polri, biasanya ada jalur khusus untuk atlet berprestasi dan saya salah satunya. 

Bang Ilham merupakan pentinju profesional dan seorang TNI AU, ada kebanggan nggak? Bagaimana sih hidup di antara dua bidang berbeda?

Jelas kalau kebanggan kami bangga. Jadi atlet dan TNI sekaligus, apalagi dapat juara itu nilai plus menurut kami.

Hidup di antara dua perbedaan itu yang saya lakukan harus bisa mengatur waktu bekerja dan bertanding. Alhamdulillah, TNI AU kasih kami waktu berlatih setiap hari dari pagi dan sore waktu khususnya, begitu juga bertanding.

Kalau ada jadwal bertanding, otomatis atasan memberikan izin. Semua persiapan pun bisa dilakukan tanpa menggangu masing-masing tanggung jawabnya.

Baca Juga: Daud Yordan dan Upaya Hidupkan Lagi Tinju di Indonesia

Porsi anggota dan petinju, sulit memposisikan diri Nggak? Membantu nggak status pekerjaan sebagai TNI di atas ring?

Jelas berbeda, aya bisa memposisikan diri sebagai abdi negara saat bekerja dan sebagai atlet saat bertanding. Saat bertugas jadi TNI AU, saya harus punya sikap lebih baik, apalagi pakai seragam, kami harus menjaga etika

Namun, status profesi saya sebagai TNI AU ternyata jelas membantu saya di atas ring saat bertanding. Sikap yang diterapkan selama jadi abdi negara, seperti mental, kedisiplinan, sikap sopan santun, sampai etika, semua terbawa di atas ring.

Sekarang pindah ke salah satu petinju yang murah senyum, bisa memperkenalkan diri?

[WANSUS] Asa Tinju Indonesia di Tangan 3 Juara Asia PasifikDua petinju Indonesia Jon Jon Jet dan Ilham (dok.XBC Sporttech)

Perkenalkan, saya adalah Jon Jon Jet seorang petinju profesional Indonesia asal NTT. Saya akan menceritakan kiprah saya di dunia tinju hingga kerja keras di atas ring untuk membawa harum negara. 

Saya senang membuat konten melalui platform TikTok. Isinya sih soal latihan dan bagaimana kehidupan seorang atlet tinju. Semua memperlihatkan proses latihan hingga persiapan pertandingan, semoga bisa mengedukasi. 

Tujuan saya hanya satu, memperlihatkan jika tinju Indonesia itu ada dan bisa mengharumkan nama bangsa melalui prestasi.

Baca Juga: Saat Tinju Bergelora Lagi di Balai Sarbini

Menurut Bang Jon, tinju Indonesia seperti apa? Apakah sudah menjanjikan menjadi atlet tinju?

Kalau untuk tinju Indonesia, sekarang masih kurang, karena pertandingannya masih susah. Selain itu, pengurus hingga promotor juga saya lihat masih cukup kesulitan untuk mengurus olahraga potensial ini.

Cukup baik jika serius menjadi petinju profesional. Sebetulnya, mau berprofesi apapun semuanya sangat baik jika dilakukan dengan serius. Jika sudah dilakukan semua prestasi akan datang sendiri.

Saya bisa jadi juara tentu sangat senang dan bangga. Hal itu juga tak lepas dari peran penting manajemen tim yang terus membantu saya sampai saat ini.

Bagaimana Anda bisa sampai tahap juara? Lucunya itu beriringan dengan tujuan jadi influencer juga

Semua dilakukan dengan persiapam matang, setiap latihan melakukan kerja keras. Dengan menyiapkan diri sampai hari pertandingan, kondisi mental hingga kemampuan tentu terus meningkat.

Hal itu membuat saya bisa menjadi juara.

Kalau itu hanya membuat konten saja, tak punya tujuan apapun. Yang penting saya membagikan pengalaman bagaimana hidup menjadi atlet tinju melalui TikTok.

Baca Juga: Tinju Indonesia yang Belum Mati

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya