4 Fakta Patrick Anderson, Legenda Basket Tanpa Kaki

Pebasket kursi roda terhebat sepanjang masa

Pemain seperti Michael Jordan, LeBron James, ataupun Kobe Bryant layak disebut sebagai legenda bola basket. Mereka telah mencetak berbagai rekor legendaris serta meraih segudang prestasi selama berkarier di NBA. Warisan dan pencapaian yang mereka raih pun akan selalu dikenang banyak orang.

Namun, seorang legenda basket tak hanya mereka yang memiliki fisik yang fenomenal saja. Pasalnya, Patrick Anderson berhasil mengukir namanya sebagai salah satu legenda basket tanpa memiliki kedua kakinya. Ia menjadi alasan utama mengapa Kanada sempat mendominasi basket kursi roda di Paralimpiade selama satu dekade lebih.

Berikut adalah fakta-fakta Patrick Anderson, pebasket legendaris tanpa kaki.

1. Awalnya tidak tertarik dengan bola basket

4 Fakta Patrick Anderson, Legenda Basket Tanpa KakiPatrick Anderson (facebook.com/ParalympicsAPC)

Patrick Anderson lahir pada 22 Agustus 1979 di Edmonton, Alberta, Kanada. Namun, saat berusia tiga tahun keluarganya berpindah ke Fergus, Ontario, sehingga ia menghabiskan masa kecilnya di sana. Anderson merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara.

Sejak kecil, Anderson lebih suka bermain hoki es dan bermimpi untuk menjadi seorang pemain profesional. Bagaimana tidak, olahraga ini merupakan yang paling populer di Kanada, jauh mengalahkan bola basket. Namun, mimpi itu harus sirna setelah Anderson harus kehilangan kedua kakinya karena kecelakaan saat usianya masih sembilan tahun. 

Setelah menghabiskan setahun penuh untuk pemulihan, Anderson mulai jatuh cinta dengan bola basket setelah mengikuti kamp olahraga kursi roda di daerah Kitchener dan Waterloo. Di situ, ia termotivasi oleh para pemain timnas Kanada cabang basket kursi roda yang turut menceritakan pengalaman dan perjuangan mereka. Sejak itu, Anderson mulai meninggalkan olahraga hoki es dan lebih berfokus untuk menjadi pebasket yang hebat.

2. Kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik

4 Fakta Patrick Anderson, Legenda Basket Tanpa KakiPatrick Anderson (instagram.com/patrickdanderson)

Dengan motivasi yang menjulang tinggi untuk tetap menjadi seorang atlet, Patrick Anderson pun tak berhenti bekerja keras untuk meningkatkan kemampuannya di lapangan. Permainannya pun dapat berkembang dengan cepat. Sebab, di usianya yang masih sangat muda, Anderson harus sering bermain melawan orang-orang dewasa karena terbatasnya pemain yang sepantaran dengannya.

Ditambah dengan badannya yang mendukung untuk basket kursi roda, perjuangan Anderson pun terbayarkan. Pada 1997, setelah 6 tahun menghabiskan waktu untuk berlatih, namanya akhirnya berhasil masuk ke dalam susunan pemain timnas junior Kanada. Setahun kemudian, Anderson akhirnya berkesempatan untuk membela timnas senior Kanada untuk pertama kalinya. Selain itu, ia juga berhasil mendapatkan tawaran beasiswa untuk bermain di University of Illinois, salah satu kampus dengan program basket kursi roda terbaik di Amerika Serikat. 

Baca Juga: Pemerintah Keluar Rp41,25 Miliar untuk Bonus Atlet Paralimpiade

3. Tampil legendaris di panggung internasional

4 Fakta Patrick Anderson, Legenda Basket Tanpa KakiPatrick Anderson (paralympic.org)

Berhasil masuk ke dalam skuad timnas Kanada hanyalah awal dari perjalanan karier Patrick Anderson. Tanpa berlama-lama, ia langsung bermain layaknya seorang legenda. Anderson sukses meraih banyak pencapaian bergengsi di berbagai ajang internasional.

Bersama timnas junior, Anderson dan Kanada berhasil memenangi gelar juara beruntun dalam ajang World Championships pada 1997 dan 2001. Ia dinobatkan sebagai MVP dalam dua turnamen itu. Performa Anderson pun makin meledak saat ia membela Kanada di Paralimpiade.

Di Paralimpiade 2000, Anderson mencatat rataan 20,8 poin, 12,2 rebound, dan 4,3 assist serta meraih medali emas. Ia berhasil membawa pulang medali emas keduanya di Paralimpiade 2004 setelah mencatat rataan 21,8 poin, 11,2 rebound, dan 4,1 assist. Puncak kehebatannya di Paralimpiade terjadi pada 2012 dengan rataan 25 poin, 11 rebound, dan 8 assist. Ia juga meraih medali emas ketiganya dalam ajang ini.

Anderson berhasil melakukan sesuatu yang cukup mustahil di level basket tertinggi. Sebagai perbandingan, Jordan, LeBron, dan Kobe tidak pernah mencatat rataan minimal 20 poin selama membela Amerika Serikat di Olimpiade.

4. Memiliki grup band sendiri

4 Fakta Patrick Anderson, Legenda Basket Tanpa KakiThe Lay Awakes (thelayawakes.com)

Patrick Anderson berhasil mengukir namanya sebagai salah satu legenda basket dunia. Selain tampil dominan bersama timnas Kanada, ia juga tampil fantastis di liga-liga basket kursi roda di berbagai belahan dunia. Segudang penghargaan pun berhasil ia koleksi. Namun, Anderson ternyata juga memiliki minat yang besar di bidang musik.

Sejak kecil, Anderson suka bernyanyi dan bermain musik dimana-mana. Ia juga memiliki gelar sarjana seni di bidang musik. Anderson dan istrinya, Anna, suka bermain musik di berbagai acara pernikahan. Bahkan, mereka berdua membentuk grup band sendiri dengan nama "The Lay Awakes".

Meski memiliki keterbatasan fisik, Patrick Anderson masih bisa mengembangkan potensi dan talentanya semaksimal mungkin. Saat ini, ia mengambil peran sebagai pemain veteran bagi timnas Kanada. Dengan segala warisannya di lapangan, Anderson terus berupaya untuk menginspirasi banyak orang agar menjadi sosok yang hebat, khususnya bagi mereka yang mengalami disabilitas.

Baca Juga: Potensi Bibit Unggul Atlet Difabel Sangat Besar di Indonesia

Clemens Kristo Budiutomo Photo Verified Writer Clemens Kristo Budiutomo

NBA enthusiast!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya