TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perempuan yang Berperan Penting di Balik Prestasi Tim Formula 1

Mendobrak dominasi pria di F1

Hannah Schmitz (formula1.com)

Formula 1 adalah olahraga yang identik dengan maskulinitas pria. Sejak pertama kali diadakan pada 1950, olahraga ini didominasi oleh pria, baik di lintasan maupun di belakang layar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak perempuan yang mulai mengambil peran penting di F1.

Para perempuan ini telah membuktikan bahwa mereka tidak kalah kompeten dari pria di bidang otomotif. Mereka memiliki keterampilan, pengetahuan mumpuni, sekaligus dedikasi tinggi membantu tim meraih kesuksesan. Yuk, intip siapa saja deretan perempuan hebat di balik prestasi para tim Formula 1 lewat ulasan berikut!

Baca Juga: 5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 

1. Hannah Schmitz bantu kesuksesan Red Bull selama tiga tahun terakhir

Hannah Schmitz (redbull.com)

Di balik prestasi gemilang tim Red Bull selama 3 tahun terakhir ada sosok perempuan hebat bernama Hannah Schmitz. Dirinya kini menjabat sebagai Principal Strategy Engineer untuk tim Oracle Red Bull Racing. Mengawali karier sebagai pegawai magang di tim Red Bull, lulusan magister teknik mesin dari University of Cambridge ini langsung diangkat sebagai pegawai tetap. Awalnya ia menjabat sebagai insinyur yang berfokus pada bagian pemodelan dan simulator balap.

Hannah Schmitz dan tim bertanggung jawab untuk menghitung dan menganalisis miliaran titik data untuk membuat keputusan balapan secara real-time. Dia dikenal karena kemampuannya dalam mengambil keputusan secara tepat di bawah tekanan. Momen tersebut terlihat pada GP Hungaria 2022 saat Max Verstappen memulai balapan dari posisi ke-10 dan berhasil memenangkan balapan berkat strategi pit stop yang dilakukan Red Bull kala itu.

2. Rosie Wait sudah berkecimpung di dunia F1 lebih dari satu dekade

Rosie Wait (mercedesamgf1.com)

Rosie Wait adalah seorang insinyur asal Inggris yang telah bekerja di Formula 1 selama lebih dari satu dekade. Dia sebelumnya pernah bekerja dengan tim McLaren, Williams, dan bergabung dengan Mercedes sejak 2017. Pada Desember 2018, ia promosi menjadi Head of Race Strategist yang memimpin 10 anggota tim dan bertugas dalam strategi balapan dan pengembangan mobil.

Pada 2023, Wait sempat digadang-gadang akan naik jabatan sebagai Chief Strategist menggantikan James Vowles yang pergi ke tim Williams sebagai Team Principal. Namun, Mercedes lebih memilih Jerome D’Ambrosio, mantan pembalap F1 pada 2011. Kini, ia bekerja sama dengan George Russell dalam melakukan pengaturan mobil dan strategi baginya.

3. Bernadette Collins kini beralih menjadi pengamat F1

Bernadette Collins (twitter.com/AstonMartinF1)

Bernadette Collins adalah mantan Head of Race Strategy bagi Aston Martin. Sebelum bekerja untuk Aston Martin, dirinya pernah berkarier di McLaren, Force India, dan Racing Point selama lebih dari 10 tahun. Ketika Aston Martin mengambil alih Racing Point, dirinya langsung diangkat sebagai Head of Race Strategy. Ia menjabat selama 2 tahun di sana.

Pada Juli 2022, dirinya memutuskan keluar dari Aston Martin dan memulai karier sebagai pengamat F1 di Sky Sports sejak Maret 2023. Ia pertama kali mengudara saat seri GP Jeddah 2023 bersama pandit terkenal lainnya, seperti Nico Rosberg, Martin Brundle, dan Damon Hill. Meski kini sudah tidak lagi berkarier untuk tim F1, ia tetap menjadi sosok perempuan penting bagi perkembangan F1 yang terjadi hari ini.

4. Selain berkarier di F1, Ruth Buscombie juga dorong perempuan lainnya berkarier di motorsport

Ruth Buscombe (marca.com)

Ruth Buscombie ditunjuk sebagai Head of Race Strategy bagi tim Alfa Romeo sejak September 2016. Setelah meraih gelar Master di bidang teknik aerodinamika dan aerotermal Cambridge University, Buscombe langsung bekerja di Formula 1 untuk bergabung bersama tim Ferrari pada 2012 sebagai Simulations Development Engineer. Setelah menghabiskan 3,5 tahun bersama pabrikan asal Maranello, ia lantas pindah ke tim Haas. 

Performa apik Haas pada musim 2016, salah satunya berhasil finis di posisi keenam GP Australia, menjadi pertimbangan Alfa Romeo merekrutnya. Selama di Alfa Romeo, ia telah bekerja sama dengan deretan pembalap hebat, seperti Kimi Raikkonen dan Valtteri Bottas. Di luar kariernya di F1, ia bergabung dengan kampanye “Dare To Be Different” sebagai duta dalam mendukung pendukung lebih banyak terlibat dalam olahraga motorsport.

Baca Juga: 6 Inovasi Aneh dan Unik yang Pernah Ada di Mobil Formula 1

Verified Writer

Widyo Andana Pradiptha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya