TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

McLaren Tinjau Ulang Papaya Rules Imbas Hasil GP Monza 2024

Biang kerok kegagalan McLaren

McLaren saat berselebrasi setelah GP Monza 2024. (formula1.com)

Papaya rules belakangan menjadi sorotan hangat di kalangan penggemar Formula 1 menyusul GP Monza 2024. Di tengah euforia kemenangan fenomenal Charles Leclerc bersama Ferrari, persaingan sengit dua pembalap McLaren, Oscar Piastri dan Lando Norris, juga mencuri perhatian. Sebagai rekan setim yang seharusnya bekerja sama untuk meraih kemenangan bagi tim, mereka malah terlibat dalam pertarungan sengit di lintasan. 

Kritik lantas berdatangan dari berbagai pihak, termasuk dua pandit F1 kenamaan, Nico Rosberg dan Will Buxton. Mereka menyayangkan ketidaktegasan McLaren dalam mengambil keputusan di tengah persaingan sengit kedua pembalapnya. Akibatnya, peluang McLaren untuk meraih kemenangan di Monza sirna. Menghadapi tekanan dari berbagai pihak, McLaren kini berencana meninjau ulang papaya rules yang mereka terapkan.

1. Lando Norris gagal memaksimalkan peluang untuk memangkas jarak poin dengan Max Verstappen

potret Lando Norris (kiri) dan Oscar Piastri (formula1.com)

Lando Norris tengah bersaing dengan Max Verstappen di klasemen atas pembalap Formula 1 2024. Seri GP Monza pada Minggu (1/9/2024) lalu seharusnya menjadi momentum untuk memanfaatkan inkonsistensi performa Red Bull akhir-akhir ini. Asa untuk memangkas jarak poin dengan Verstappen sempat muncul ketika ia berhasil mengamankan pole position

Sayangnya, sesi race tidak berjalan mudah bagi Norris. Persaingan sengit dengan rekan setim, Oscar Piastri, pada awal balapan membuatnya tercecer. Itu dimanfaatkan Charles Leclerc untuk menyusulnya. Meskipun sempat melakukan undercut, Norris gagal mengejar kedua rivalnya.

Ia harus puas finis di posisi ketiga di belakang Leclerc dan Piastri, sedangkan Verstappen finis di posisi keenam. Ini menjadi kesekian kalinya McLaren tampak kesulitan dalam mengelola strategi dan persaingan pembalap mereka. Jika terus berlanjut, maka hal ini bisa menghambat ambisi Norris untuk merebut puncak klasemen pembalap.

2. Zak Brown yakin mampu menjalankan papaya rules dengan baik

Zak Brown, team principal McLaren F1 team (formula1.com)

Frasa papaya rules mendadak menjadi sorotan setelah insiden overtake agresif Oscar Piastri terhadap Lando Norris di chicane Della Roggia. Istilah ini, menurut CEO McLaren, Zak Brown, merujuk kepada etika balap rekan setim di McLaren. Papaya rules menekankan pentingnya saling menghormati, membalap dengan bersih, dan menghindari kontak.

Pria asal Amerika Serikat ini menyadari McLaren kini memiliki mobil yang kompetitif dan dua pembalap berbakat. Akan tetapi, Brown menegaskan tim tidak akan memprioritaskan satu pembalap di atas yang lain. Ia memahami persaingan sengit Norris dan Piastri adalah hal yang wajar. Ia berharap keduanya mampu menjaga sportivitas pada tiap pertarungan di lintasan.

Baca Juga: Andrea Stella Resmi Perpanjang Kontrak Bersama McLaren

3. Dua pandit kenamaan Formula 1 turut mengkritik papaya rules

potret Nico Rosberg (formula1.com)

Capaian McLaren di GP Monza 2024 memicu beragam kritik. Salah satunya datang dari mantan juara dunia Formula 1, Nico Rosberg. Dalam sebuah wawancara, Rosberg secara terbuka mengkritik keputusan Zak Brown yang dianggapnya terlalu lunak dalam menerapkan papaya rules. Aturan ini bisa menjadi penghambat potensi Lando Norris dalam meraih gelar juara dunia.

Perbedaan poin yang signifikan antara Lando Norris dan Max Verstappen, yakni 62 poin, menjadikan tiap poin sangat berharga dalam perebutan gelar juara. Dengan menyisakan delapan seri balapan, McLaren perlu mengambil langkah-langkah yang lebih berani untuk mendukung Norris. Rosberg berargumen, prioritas tim harus jelas, terutama mengingat pengalaman dan potensi Norris sebagai seorang juara dunia musim ini.

Jurnalis F1 kenamaan, Will Buxton, turut menyuarakan pendapat. Ia berargumen, McLaren seharusnya lebih bijaksana dalam merumuskan strategi tim, mengingat selisih poin antara Norris dan Verstappen makin menipis. Buxton menilai, tidak logis jika tim membiarkan kedua pembalapnya saling menyerang di lintasan. Menurutnya, langkah yang lebih strategis adalah memerintahkan Piastri untuk memberikan posisinya kepada Norris pada akhir balapan. Dengan begitu, Norris akan memiliki peluang lebih besar untuk memangkas jarak poin dengan Verstappen.

Verified Writer

Widyo Andana Pradiptha

Seringnya nulis tentang sepak bola dan Formula 1

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya