TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Yamaha Terpuruk di MotoGP karena Terlalu Konservatif

Pengembangan Yamaha tak seagresif Ducati

potret Lin Jarvis (motogp.com)

Jakarta, IDN Times - Harus diakui, performa Yamaha di MotoGP selepas 2021 tidak terlalu memuaskan. Alih-alih bersaing, mereka justru tenggelam di bawah hegemoni Ducati dan menanjaknya Aprilia serta KTM.

Direktur Yamaha, Lin Jarvis, tidak menampik bahwa pabrikan asal Jepang itu sulit bersaing di MotoGP, yang berdampak pada jebloknya hasil pembalap mereka. Dia pun menjelaskan alasan di balik menurunnya performa Yamaha ini.

1. Yamaha terlalu konservatif

Yamaha MotoGP

Jarvis menyebut, kenapa Ducati bisa berkembang sedemikian rupa, karena mereka agresif dan berani bertaruh dalam hal pengembangan mesin. Nah, dia tidak melihat itu di Yamaha. Dia bahkan menyebut Yamaha terlalu konservatif.

"Ducati sangat agresif soal pengembangan mesin. Sedangkan kami, orang Jepang, cenderung mengambil langkah kecil ke depan. Kami sama seperti Honda. Kami terlalu konservatif," ujar Jarvis, dilansir Motosan.

Baca Juga: Uang Bukan Solusi Mempertahankan Fabio Quartararo di Yamaha

2. Yamaha tidak berani mengembangkan mesin

Monster Energy Yamaha (motogp.com)

Buntut dari sifat konservatif ini, Yamaha akhirnya tidak berani mengembangkan mesin. Mereka hanya mengembangkan beberapa elemen kecil di motor, dan itu menjadi kerugian tersendiri.

"Tidak mengembangkan mesin secara masif dalam beberapa tahun terakhir jadi kerugian terbesar kami. Itu juga yang bikin kami tidak bisa bersaing," ujar Jarvis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya