TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hadiri ARC ke-40, Industri Pacuan Kuda Indonesia Harus Inovatif

ARC jadi momen kolaborasi industri pacuan kuda Asia

ARC ke-40 di Sapporo, bahas industri pacuan kuda di Asia. (Dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Indonesia jadi satu dari 40 negara yang turut berpartisipasi dalam Asian Racing Conference (ARC) ke-40 yang dihelat di Sapporo, Jepang. Acara ini membahas tentang industri pacuan kuda global.

Dilansir keterangan resmi, acara ini dihadiri lebih dari 800 delegasi dari seluruh dunia, dan dihelat pada 27 Agustus sampai 1 September 2024. Indonesia sendiri diwakili Aryo Djojohadikusumo selaku Chief Delegate di ajang ini.

1. Pacuan kuda adalah olahraga budaya di Indonesia

Area berkuda Branchsto Equestrian BSD (instagram.com/branchsto)

Aryo mengaku bahagia dan senang bisa diundang di ARC ke-40 ini. Dia menjelaskan, pacuan kuda lebih dari sekadar olahraga di Indonesia. Hal ini sudah jadi budaya yang ada sejak ratusan tahun lalu.

"Pacuan kuda sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia. Pacuan kuda juga menjadi salah satu olahraga yang dipertandingkan pada PON 2024 di Sumatra Utara-Aceh,” kata Aryo.

Baca Juga: Pacuan Kuda Bakal Ada di IKN, Dibangun Desember

2. Pacuan kuda harus mulai inovatif

Danapati Equestrian (instagram.com/danapatiequestrian)

Aryo menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi industri pacuan kuda secara global antara lain terkait situasi ekonomi, peningkatan kompetisi dari event sportainment lain, sampai perubahan perilaku konsumen.

Khusus peluang Indonesia, Aryo juga menyoroti potensi besar pasca pembongkaran fasilitas lapangan pacuan kuda yang sangat terkenal di Singapura, seiring kebutuhan tanah negara untuk perumahan rakyat.

“Pelaku industri pacuan kuda di Indonesia harus lebih berkolaborasi dan berinovasi untuk menghadapi tantangan dan potensi pasar tersebut,” tegas Aryo.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya