TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pembalap Formula E yang Aktif sejak Musim Pertama

Melanjutkan karier pada musim ke-11

foto bersama pembalap Formula E di depan Stadion Bird's Nest di Beijing, China, pada 2014 (facebook.com/ABB Formula E)

Intinya Sih...

  • Lucas di Grassi, Sebastien Buemi, Sam Bird, Jean-Eric Vergne, dan Antonio Felix da Costa akan meneruskan kariernya pada musim ke-11 Formula E.
  • Di Grassi telah membela tiga tim selama 10 musim dan akan meneruskan kariernya dengan tim ABT yang kali ini menggunakan powertrain yang dikembang oleh Lola dan Yamaha.
  • Buemi masih akan membalap di Formula E pada musim ke-11 dengan tetap membela Envision Racing. Sementara itu, Sam Bird akan tetap membela McLaren.

Ajang balap mobil listrik Formula E masih dalam masa liburan dari musim ke-10 menuju musim ke-11. Berakhirnya musim ke-10 ditandai dengan diselenggarakannya double header E-Prix London pada Juli 2024. Sementara, musim ke-11 akan dimulai dengan E-Prix Sao Paulo pada awal Desember nanti.

Menariknya, dari seluruh pembalap yang pernah membalap di Formula E, ternyata ada lima pembalap yang sudah aktif sejak musim pertama. Siapa saja kelima pembalap tersebut? Temukan jawabannya beserta beberapa pencapaian masing-masing dalam lima poin di bawah ini!

1. Lucas di Grassi jadi pembalap dengan koleksi podium terbanyak

Lucas di Grassi memegang trofi kemenangan E-Prix Montreal 2017. (audi-mediacenter.com)

Pertama ialah Lucas di Grassi, pembalap Brasil yang lahir pada 11 Agustus 1984. Selama 10 musim, ia berhasil mengikuti 131 dari 132 total balapan yang diselenggarakan, yang berarti tergolong sangat aktif. Ia berhasil mengoleksi 40 podium, 13 kemenangan, 4 pole position, 12 fastest lap, dan 1.045 poin.

Raihan 40 podium itu membuatnya menjadi pembalap Formula E dengan koleksi podium terbanyak saat ini. Terkait kemenangan, Di Grassi sukses menjuarai balapan perdana Formula E, yakni E-Prix Beijing 2004. Ia saat ini juga memegang rekor sebagai pemenang tertua di Formula E, yakni dalam usia 37 tahun 354 hari. Itu terjadi di balapan ke-2 E-Prix London 2022. Puncak kesuksesannya sendiri ialah menjadi juara Formula E musim ke-3 (2016/2017).

Selama 10 musim, ia telah membela 3 tim, yakni ABT, Venturi Racing, dan Mahindra Racing. Perinciannya ialah ABT dengan powertrain Audi pada musim ke-1 hingga ke-7, Venturi Racing dengan powertrain Mercedes-Benz pada musim ke-8, serta Mahindra Racing dan ABT Cupra dengan powertrain Mahindra pada musim ke-9 dan ke-10. Menariknya, Lucas di Grassi akan meneruskan kariernya pada musim ke-11 dengan membela ABT yang kali ini menggunakan powertrain yang dikembang Lola dan Yamaha.

2. Sebastien Buemi pertama kali mencetak 13 kemenangan sebelum disamai Lucas di Grassi

Sebastien Buemi mengangkat trofi kemenangan E-Prix Buenos Aires 2017. (fia.com)

Selanjutnya ialah Sebastien Buemi, pembalap Swiss yang lahir pada 31 Oktober 1988. Meski sama-sama telah berkarier selama 10 musim, Buemi berpartisipasi dalam 127 balapan, lebih sedikit dari Lucas di Grassi. Dibandingkan pembalap Brasil tersebut, ia juga mengoleksi podium, fastest lap, dan total poin lebih sedikit, yaitu 32 podium, 9 fastest lap, dan 991 poin.

Dari 32 podium itu, Buemi berhasil meraih 13 kemenangan. Meski jumlahnya sama dengan Di Grassi, persentase jumlah kemenangan dan podiumnya lebih besar. Bahkan, Buemi menjadi pembalap pertama yang memegang rekor kemenangan terbanyak sebelum disamai Di Grassi. Menariknya, ia berhasil mengoleksi 16 pole position, 4 kali lebih banyak dari Di Grassi.

Buemi ternyata juga pernah mencicipi gelar juara Formula E satu kali, yakni pada musim ke-2 (2015/2016). Selama 10 musim, ia sendiri hanya membela dua tim, dengan perincian e-dams dengan powertrain Renault dari musim ke-1 hingga ke-4, e-dams dengan powertrain Nissan pada musim ke-5 hingga ke-8, dan Envision Racing dengan powertrain Jaguar pada musim ke-9 dan ke-10. Menariknya, Buemi masih akan membalap di Formula E pada musim ke-11 dengan tetap membela Envision Racing.

Baca Juga: Kilas Balik 11 Kemenangan Jean-Eric Vergne di Formula E

3. Sam Bird menjadi pemenang balapan tertua kedua setelah Lucas di Grassi

Sam Bird mengangkat trofi kemenangan di E-Prix Buenos Aires 2016. (fia.com)

Ketiga ialah Sam Bird. Pembalap Inggris kelahiran 9 Januari 1987 ini berpartisipasi dalam 125 dari 132 balapan selama 10 musim. Hasilnya, ia mengoleksi 6 pole position, 10 fastest lap, 27 podium, 12 kemenangan, dan 885 poin. Sam Bird sejauh ini menjadi pemenang tertua kedua di Formula E setelah Lucas di Grassi, yang terjadi pada usia 37 tahun 67 hari di E-Prix Sao Paulo 2024.

Selama 10 musim, Sam Bird membela Virging Racing pada musim ke-1 hingga ke-6, Jaguar pada musim ke-7 hingga ke-9, dan McLaren pada musim ke-10. Nah, ia menjadi salah 1 dari 5 pembalap yang akan meneruskan karier pada musim ke-11 dengan tetap membela McLaren. Namun, cukup disayangkan, pembalap Inggris ini belum pernah meraih satu gelar juara pun.

4. Jean-Eric Vergne jadi pembalap pertama yang meraih gelar juara dalam 2 musim beruntun

Jean-Eric Vergne mengangkat trofi kemenangan di balapan ke-2 E-Prix New York 2018. (dok.youtube.com/Formula E)

Pembalap Prancis, Jean-Eric Vergne, juga menjadi salah satu pembalap yang sudah mengikuti Formula E selama 10 musim. Pria kelahiran 25 April 1990 ini berpartisipasi dalam 130 dari 132 balapan yang telah diselenggarakan. Dari semuanya, Vergne pernah start dari pole position 17 kali, memegang rekor pole position terbanyak sejauh ini, unggul dari Sebastien Buemi dengan 16 pole position.

Vergne bahkan berhasil mengoleksi 1.133 poin, melebihi koleksi 1.045 poin milik Di Grassi. Ia juga telah meraih 6 fastest lap, 36 podium, dan 11 kemenangan. Kemenangan yang istimewa untuk dirinya terjadi di rumahnya sendiri, yaitu E-Prix Paris 2018. Puncak kesuksesannya ialah menjadi pembalap pertama yang meraih gelar juara dalam 2 musim beruntun, yakni pada musim ke-4 (2017/2018) dan musim ke-5 (2018/2019).

Sebagai tambahan, selama 10 musim, Vergne membela beberapa tim. Perinciannya ialah Andretti pada musim ke-1, DS Virgin Racing pada musim ke-2, Techeetah pada musim ke-3 dan ke-4, DS Techeetah pada musim ke-5 hingga ke-8, serta DS Penske pada musim ke-9 hingga ke-10. Perlu diketahui, Vergne juga akan membalap pada musim ke-11 dengan tetap membela DS Penske.

5. Sebanyak separuh dari total podium Antonio Felix da Costa ialah podium kemenangan

Antonio Felix da Costa mengangkat trofi kemenangan di E-Prix Diriyah 2018. (press.bmwgroup.com)

Terakhir ialah Antonio Felix da Costa, peraih gelar juara musim ke-6 (2019/2020). Ia adalah pembalap Portugis yang lahir pada 31 Agustus 1991. Selama 10 musim, ia berpartisipasi dalam 128 balapan dengan mengoleksi 8 pole position, 4 fastest lap, dan 801 poin.

Dari kelima pembalap ini, Da Costa meraih paling sedikit podium, yakni 23 podium. Meski begitu, sebanyak separuh dari total podium itu adalah 12 podium kemenangan. Dari semuanya, ia berhasil mencetak 3 kemenangan beruntun (hattrick) sebanyak 2 kali pada 2020 dan 2024.

Sebagai tambahan, Da Costa membela 4 tim sepanjang 10 musim. Perinciannya ialah Aguri pada musim ke-1 dan ke-2, Andretti pada musim ke-3 hingga ke-5, DS Techeetah pada musim ke-6 hingga ke-8, serta Porsche dari musim ke-9 hingga ke-10. Da Costa juga akan membalap pada musim ke-11 dengan tetap membela Porsche.

Kelima pembalap di atas ternyata setia untuk membalap di Formula E pada musim ke-11. Peluang masing-masing untuk menambah koleksi podium, kemenangan, pole position, fastest lap, dan poin terbuka lebar. Namun, hal yang menjadi incaran utama ialah kembali menambah koleksi gelar juara. Kita perlu menanti hingga musim ke-11 berakhir tahun depan untuk bisa mengetahui apakah salah satu dari kelimanya masih bisa tampil impresif dan meraih gelar juara lagi.

Baca Juga: Deretan 12 Kemenangan Mitch Evans di Formula E

Verified Writer

Samuel

Go Racing!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya