TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Catatan Menarik dari Formula E Musim 2023/2024

Ada lebih dari 3.000 aksi salip-menyalip

potret balapan Formula E (fiaformulae.com)

Formula E musim 2023/2024 telah menyelesaikan total 16 balapan yang dimulai dari Meksiko pada Januari 2024 dan diakhiri di London pada Juli 2024. Seluruh balapan tersebut tersebar di sepuluh kota dan tiga benua, yaitu Asia, Amerika, dan Eropa. Sebanyak 8 pembalap berhasil menjadi pemenang, 14 pemmbalap meraih podium, dan 8 pembalap meraih pole position.

Tentu ada banyak kejadian menarik yang terjadi dalam satu musim. Namun, ada juga hal tak terduga yang memengaruhi hasil balapan. Nah, semuanya dirangkum dalam enam poin di bawah ini.

1. Pembalap Jerman menjadi juara dunia bersama tim asal Jerman

Pascal Wehrlein menjadi juara dunia Formula E musim 2023/2024. (twitter.com/Hankook Tire Motorsports Official)

Hal yang tentu menjadi perhatian utama ialah Pascal Wehrlein yang berhasil menjadi juara dunia pada usia 29 tahun. Menariknya, ia adalah pembalap Jerman yang meraih gelar tersebut bersama tim Porsche yang juga berasal dari Jerman. Perjuangannya sangat menantang karena ia baru bisa memastikan gelar tersebut di balapan terakhir dengan finis ke-2 di balapan ke-2 E-Prix London 2024.

Sebelum serius di Formula E, Wehrlein pernah mencetak rekor pembalap termuda yang meraih pole position dan mejadi pemenang di DTM. Puncaknya, ia menjadi pembalap termuda yang menjadi juara di kejuaraan DTM pada usia 20 tahun. Di Formula 1, ia pernah menjadi pembalap utama di tim Manor dan Sauber serta menjadi test driver di Mercedes dan Ferrari.

Wehrlein membalap di Formula E dengan bergabung ke Mahindra pada musim 2018/2019. Sempat direncanakan membela tim tersebut selama 2 musim, ia mengakhiri kerja sama pada pertengahan musim 2019/2020. Lalu, ia bergabung ke Porsche sejak musim 2020/2021 hingga saat ini dan menunjukkan kemajuan karier yang nyata yang puncaknya ialah menjadi juara dunia musim 2023/2024. Secara total, Wehrlein telah mengoleksi tujuh kemenangan, 12 podium, dan enam pole position di Formula E.

2. Jaguar meraih juara tim dan juara pabrikan di rumahnya sendiri

Jaguar menjadi juara dunia tim Formula E musim 2023/2024. (jaguarracing.com)

Salah satu tim yang menunjukkan performa yang sangat menjanjikan adalah Jaguar. Hal ini juga didukung oleh dua pembalap andalannya, Nick Cassidy dan Mitch Evans, yang sangat kompetitif di barisan terdepan. Bahkan, keduanya bersaing menjadi juara dunia karena berada di peringkat pertama dan kedua klasemen pembalap jelang balapan penutup double header E-Prix London 2024.

Sayangnya, keduanya gagal menjadi juara dunia. Di balapan terakhir, Nick Cassidy mengalami pecah ban, sedangkan Mitch Evans mengalami masalah aktivasi attack mode. Meski begitu, tim Jaguar berhasil menjadi juara dunia tim. Tak hanya itu, Jaguar juga menjadi tim pertama yang menjadi juara dunia pabrikan, kategori yang baru diadakan pada musim 2023/2024. Raihan dua gelar tersebut tentu membanggakan tim Inggris tersebut karena terjadi di rumahnya sendiri.

3. Banyak aksi salip-menyalip dan persaingan yang kian ketat

potret balapan E-Prix Meksiko 2024 (maseratimsgracing.com)

Mobil Formula E saat ini semakin ringan, cepat, dan lincah, membuat aksi salip-menyalip yang sangat banyak. Tercatat terjadi 3.813 aksi salip-menyalip dalam 16 balapan sepanjang musim 2023/2024. Selain faktor mobil, karakter sirkuit juga turut memudahkan para pembalap untuk melakukan banyak aksi salip-menyalip.

Lalu, persaingan antarpembalap dan antartim juga semakin ketat. Ini terlihat dari enam balapan pertama yang dimenangkan oleh enam pembalap. Tim yang dibela keenam pembalap tersebut memakai empat powertrain yang berbeda.

Persaingan ketat juga terlihat pada perebutan gelar juara dunia pembalap. Pada musim 2023/2024, di double header E-Prix London 2024, secara matematis ada tujuh pembalap yang berpeluang menjadi juara dunia di balapan ke-1 sebelum mengerucut menjadi tiga pembalap saja di balapan ke-2. Jumlah tersebut lebih sedikit dari gelar juara musim 2018/2019 yang diperebutkan oleh delapan pembalap. Bahkan, yang paling banyak ialah ada 18 pembalap yang bersaing merebut gelar juara di dua balapan terakhir musim 2020/2021.

Baca Juga: Profil Pascal Wehrlein, Juara Dunia Formula E Musim 2023/2024

4. Ada yang kehilagan podium kemenangan hingga menipisnya peluang jadi juara dunia

Antonio Felix da Costa (tengah) menjuarai balapan ke-1 E-Prix Misano 2024 diikuti Oliver Rowland (kiri) di podium kedua dan Jake Dennis (kanan) di podium ketiga. (twitter.com/TAG Heuer Porsche FE Team)

Ternyata ada juga banyak momen tak terduga yang terjadi sepanjang musim 2023/2024. Momen tersebut bisa meliputi yang menyenangkan maupun mengecewakan. Namun, satu hal yang pasti, seluruhh pembalap utama musim 2023/2024 (tidak termasuk pembalap pengganti) sanggup meraih poin.

Salah satu cerita membanggakan datang dari Nico Mueller. Pembalap yang membela ABT Cupra sukses mempersembahkan 52 dari 56 poin yang diraih tim tersebut sepanjang musim. Lalu, Dan Ticktum yag membela ERT membuat kehebohan di Misano karena start dari posisi ke-16 tetapi berhasil finis di posisi ke-4, hasil finis terbaiknya di Formula E.

Di sisi lain, ada pembalap yang harus absen beberapa balapan. Salah satunya ialah Sam Bird yang mengalami cedera tangan sehingga harus absen di tiga balapan dan digantikan oleh Taylor Barnard. Lalu, oliver Rowland adalah salah satu pembalap yang berpeluang menjadi juara dunia. Ia absen di double header E-Prix London 2024 karena sakit dan baru kembali ikut serta di balapan penutup double header E-Prix London 2024. Meskipun masuk dalam daftar tujuh pembalap yang masih bisa menjadi juara dunia, absennya pembalap Nissan itu di Portland sangat merugikan dirinya karena peluangnya semakin tipis.

Lalu, ada dua pembalap yang kehilangan kemenangan yang telah maupun hampir diraihnya. Hal ini terjadi di double header E-Prix Misano 2024. Antonio Felix da Costa didiskualifkasi setelah memenangi balapan ke-1 karena mobilnya melanggar ketentuan teknis. Di balapan ke-2, Oliver Rowland kehilangan kemenangan yang sudah di depan mata karena mobilnya kehabisan baterai di putaran terakhir.

5. Mobil GEN3 pensiun setelah dipakai dua musim, digantikan mobil GEN3 EVo mulai musim depan

tampilan mobil Formula E GEN3 EVO (fiaformulae.com)

Musim 2023/2024 ialah musim terakhir mobil GEN3 digunakan oleh para pembalap. Mobil ini digunakan selama 2 musim saja sejak musim 2022/2023. Dibandingkan mobil GEN1 dan GEN2, mobil GEN3 dirancang dan dioptimalkan secara khusus untuk balapann di sirkuit jalan raya, sehingga menghasilkan balapan yang lebih menarik dan brilian.

Mulai musim 2024/2025, mobil GEN3 EVO akan menjadi andalan pembalap. Mobil GEN3 EVO dikembangkan oleh para teknisi dan ahli dari FIA dan Formula E untuk menghasilkan mobil balap listrik berperforma tinggi tapi tetap mempertimbangkan efisiensi dan keberlanjutan serta memakai teknologi mobil listrik tercanggih yang nantinya bisa ditransfer ke mobil listrik jalan raya. Lalu, mobil GEN3 EVO 95% lebih irit energi dari generasi sebelumnya, punya powertrain di depan dan belakang, serta tidak memiliki rem hidrolik di roda belakang.

Verified Writer

Samuel

Go Racing!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya