TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menyelisik 5 Kampiun MotoGP 2007, Ducati Mendominasi!

Casey Stoner mantap di puncak klasemen

potret Casey Stoner (motogp.com)

Intinya Sih...

  • Casey Stoner mendominasi MotoGP 2007 dengan 10 kemenangan dan 14 podium, serta menjadi juara dunia dengan raihan 367 poin.
  • Ducati tampil dominan di musim tersebut, unggul dari pabrikan Jepang. Selisih waktu kemenangan Stoner di beberapa lintasan tercatat lebih dari 1 detik.
  • Valentino Rossi hanya mampu meraih peringkat ke-3 klasemen, sementara Dani Pedrosa menempati posisi runner-up dengan selisih 1 poin dari Rossi.

MotoGP 2007 ditandai dengan berubahnya konfigurasi mesin. Mulai tahun ini hingga 2011, motor yang digunakan berkapasitas 800cc. Ukuran ini lebih kecil dari motor era 2002—2006 yang berkapasitas 990cc.

Tujuan perubahan ini adalah untuk mengurangi top speed motor. Namun, meskipun kapasitas mesin menurun, bukan berarti MotoGP jadi melambat. Sebaliknya, dengan tenaga dan bobot yang berkurang, motor justru punya kemampuan untuk dibawa hingga titik pengereman terakhir. Motor juga jadi lebih mudah dikendalikan ketika dibawa menikung. Hasilnya, motor 800cc MotoGP malah lebih cepat.

Pada 2007, Ducati tampil dominan. Lewat Casey Stoner, pabrikan Borgo Panigale menguasai musim yang melombakan 18 seri balap ini. Mereka banyak menang, sekaligus bisa menyegel gelar juara dunia pertamanya di MotoGP. Untuk pertama kalinya sejak 1974, pabrikan Jepang gagal merebut titel kelas premier.

Kombinasi kecepatan Ducati dan kemampuan Stoner mengendalikan Desmosedici GP7 memang sempurna. Ganas di lintasan lurus, masalah terbesar motor adalah saat menikung. Di sinilah rider Australia ini berperan. Dengan kemampuan balapan flat track, Stoner punya pengalaman dan kemampuan mumpuni untuk melibas tikungan.

Meski digdaya, Stoner tentu tak menang sendirian. Pembalap lainnya tetap bisa memberikan sedikit perlawanan. Termasuk Stoner, berikut ini para kampiun dalam semusim.

1. Casey Stoner menang sepuluh kali bersama Ducati

potret Casey Stoner (motogp.com)

Dari 18 seri Grand Prix yang dilombakan, Casey Stoner meraih 14 podium, termasuk 10 kemenangan. Ia menang di Qatar, Turki, China, Catalunya, Inggris, Amerika, Ceko, San Marino, Australia, dan Malaysia. Di tangga klasemen akhir, Stoner menjadi pemuncak dengan raihan 367 poin.

Saat balapan, Stoner sangat sulit ditaklukkan. Valentino Rossi, misalnya, bisa unggul di tikungan. Namun, pemacu Ducati itu bisa dengan mudah menyalipnya di lintasan lurus.

Selisih waktu kemenangan Stoner di banyak lintasan lebih dari 1 detik. Paling dekat adalah di Catalunya kala Stoner unggul tipis 0,069 detik dari Rossi. Pada balapan basah di Inggris, Stoner bahkan bisa menang 11,768 detik dari Colin Edwards.

Untuk mengetahui kedigdayaan Stoner di atas Ducati, berikut ini selisih waktu kemenangannya dibandingkan runner-up di belakangnya:

  • Seri Qatar: +2,838 detik dari Valentino Rossi;
  • Seri Turki: +6,207 detik dari Toni Elias;
  • Seri China: +3,036 detik dari Rossi;
  • Seri Catalunya: +0,069 detik dari Rossi;
  • Seri Inggris: +11,768 detik dari Colin Edwards;
  • Seri Amerika: +9,865 detik dari Chris Vermeulen;
  • Seri Ceko: +7,903 detik dari John Hopkins;
  • Seri San Marino: +4,851 detik dari Vermeulen;
  • Seri Australia: +6,763 detik dari Loris Capirossi; dan
  • Seri Malaysia: +1,701 detik dari Marco Melandri.

2. Valentino Rossi bisa meraup empat kemenangan bersama Yamaha

potret Valentino Rossi (motogp.com)

Dalam 2 tahun beruntun, Valentino Rossi kehilangan gelar. Pembalap andalan tim pabrikan Yamaha ini hanya meraup 241 poin pada akhir musim. Rossi menempati peringkat ke-3 klasemen.

Dalam semusim The Doctor merebut 8 podium, termasuk 4 kemenangan. Ia jadi kampiun di Spanyol, Italia, Belanda, dan Portugal. Rossi paling unggul saat balapan kandang di Sirkuit Mugello. Kala itu ia unggul 3,074 detik dari Dani Pedrosa yang finis runner-up.

Baca Juga: Mengenali 5 Pemenang Balapan MotoGP 2005, Ada Pembalap Brasil

3. Dani Pedrosa dua kali menang bareng Repsol Honda

Dani Pedrosa (motogp.com)

Dari pabrikan Honda, Dani Pedrosa jadi satu-satunya pembalap yang menang. Ia mengumpulkan 8 podium, termasuk 2 kemenangan. The Little Samurai menaiki podium tertinggi pada seri Jerman dan Valencia.

Di Jerman, Pedrosa unggul dengan selisih yang sangat meyakinkan. Ia berjarak 13,166 detik dari Loris Capirossi. Sedangkan di Valencia, Pedrosa unggul 5,447 detik dari Stoner.

Kendati lebih sedikit menang dari Rossi, Pedrosa menempati posisi runner-up kejuaraan. Ia mengoleksi 242 poin yang selisihnya hanya 1 poin dari perolehan Rossi. Itu terjadi lantaran Pedrosa lebih konsisten finis di posisi lima besar.

4. Chris Vermeulen membawa Suzuki raih satu kemenangan

Chris Vermeulen (motogp.com)

Suzuki cukup bertaji dengan merebut satu kemenangan lewat Chris Vermeulen. Pembalap asal Australia itu memang jagoan di lintasan basah. Ia menang pada balapan basah pada seri Prancis dengan selisih 12,599 detik dari Marco Melandri.

Itu merupakan kemenangan pertama Suzuki pada era MotoGP. Itu juga jadi satu-satunya kemenangan Suzuki pada dekade 2000-an. Pada 2007, Vermeulen meraih 4 podium, termasuk 1 kemenangan. Ia mengoleksi total 179 poin dan duduk di peringkat ke-6 klasemen akhir.

Verified Writer

Ryan Budiman

MotoGP enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya