TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menang di MotoGP Qatar, Fabio Di Giannantonio Sanjung Frankie Carchedi

Diggia cocok dengan kepala krunya

potret Fabio Di Giannantonio (motogp.com)

Bagi sebagian orang, kemenangan Fabio Di Giannantonio adalah sebuah kejutan. Pembalap tim Gresini Racing ini bukan pembalap unggulan yang biasa bersaing di barisan depan. Pemuda Italia yang sering disapa Diggia ini seringnya menghuni barisan tengah atau belakang saat balapan.

Namun, bagi Diggia sendiri, kemenangan di seri MotoGP Qatar adalah sebuah keniscayaan. Sudah sejak seri Malaysia ia yakin dengan performa balapnya yang kini meningkat drastis. Bukan tanpa sebab, pembalap yang menggeber Ducati itu punya seorang kepala kru yang terus membinanya menjadi pembalap kompetitif.

Tak heran, Fabio Di Fiannantonio menyanjung Frankie Carchedi sebagai crew chief yang andal. Baru berpasangan sejak awal musim, mereka sudah cocok. Hasilnya adalah sebuah kemenangan di penghujung tahun.

Baca Juga: MotoGP Berencana Menerapkan Mesin Bertenaga 850cc pada 2027

1. Frankie Carchedi membantu Diggia meningkatkan kemampuan balapnya

potret Fabio Di Giannantonio (motogp.com)

Fabio Di Giannantonio menyebut kepala krunya sebagai sosok kunci yang membuatnya mampu mengeluarkan performa balap terbaik. Terang saja, Francesco “Frankie” Carchedi bukanlah crew chief sembarangan. Ia merupakan mantan kepala kru Suzuki yang mengantarkan Joan Mir merebut gelar juara dunia MotoGP musim 2020.

“Ketika Frankie bergabung dengan tim, ia banyak membantuku untuk memahami bagaimana mengendarai motor ini. Ia menjelaskannya kepadaku seolah-olah aku baru pertama kali menaiki sepeda motor ini,” kata penggeber Desmosedici GP22 itu dilansir Speedweek.

2. Butuh proses untuk mencapai level seorang pemenang

potret Fabio Di Giannantonio (motogp.com)

Frankie Carchedi menggantikan Donatello Giovanotti, kepala kru rookie yang pada musim 2022 lalu mengepalai box milik Diggia. Semusim tanpa hasil, Giovanotti dipindahkan ke box Alex Marquez, tandem Diggia di Gresini Racing. Saat dipasangkan dengan Carchedi, Diggia langsung kerasan dengan cara kerjanya.

“Kami mulai menata setiap detail kecil selangkah demi selangkah. Ini memerlukan waktu cukup lama. Kamu tidak bisa naik dari posisi terakhir ke podium dalam dua balapan,” ujar pemuda 25 tahun itu.

Diggia menyadari ada pembalap lain yang bisa langsung kompetitif pada musim pertamanya. Namun, ia pun sadar bahwa ia jenis pembalap yang berkembang dengan membutuhkan proses. Beruntungnya, ia ditemani crew chief sekaliber Carchedi.

“Kami bekerja sepanjang musim dan hanya membuat sedikit kemajuan dari balapan ke balapan. Kamu harus percaya pada proses ini. Selangkah demi selangkah, kami mencapai level yang luar biasa ini,” kata Diggia dikutip Speedweek.

Baca Juga: Ironi Kemenangan Fabio Di Giannantonio di Main Race MotoGP Qatar 2023

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya