TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Panjat Tebing dan Asa Sejarah Baru Indonesia di Olimpiade

Panjat tebing jadi harapan baru

Atlet panjat tebing Indonesia, Rahmad Adi Mulyono (instagram.com/rahmadadimulyono_)

Jakarta, IDN Times - Medali emas Olimpiade sudah menjadi tradisi buat Indonesia. Membawa pulang satu medali di pesta olahraga terbesar dunia itu menjadi wajib hukumnya.

Selama ini, Indonesia memang kerap melakukan hal tersebut. Bulu tangkis menjadi sumur emas buat kontingen Indonesia di setiap Olimpiade. Namun, untuk edisi 2024 di Paris, agaknya sulit menggantungkan harapan kepada bulu tangkis.

Bukannya meremehkan, tapi bulu tangkis Indonesia seret prestasi belakangan ini. Bahkan, bisa dibilang publik mulai pesimistis dengan peluang bulu tangkis meneruskan tradisi emas Indonesia jika melihat performa para atletnya yang jauh di bawah standar sepanjang 2024.

Dalam keraguan itu, Indonesia punya harapan lain. Panjat tebing menjadi asa baru Merah Putih dalam meneruskan tradisi emas.

Bukan tanpa alasan, karena di edisi 2024, panjat tebing akan mempertandingkan nomor speed. Ini adalah kategori andalan buat Indonesia karena memiliki para pemanjat cepat dan disegani di level dunia.

Sederet rekor dipecahkan skuad Merah-Putih membuat para pemanjat harus berhadapan dengan ekspektasi tinggi penggemar olahraga Indonesia untuk Olimpiade mendatang.

Banyaknya prestasi yang diraih serta konsistensi penampilan para pemanjat yang terbilang baik membuat Indonesia seakan bisa menaruh asa untuk mempertahankan tradisi medali emas di Olimpiade. Jika selama ini medali emas hanya mampu disumbangkan lewat bulu tangkis, akankah cerita baru tercipta di Paris?

1. Bisa tambah slot

Pemanjat speed putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi mengamankan tiket Olimpiade 2024 Paris (instagram.com/desakmaderita01)

Skuad panjat tebing Indonesia memastikan diri bakal tampil di Olimpiade 2024 Paris. Hingga saat ini, Indonesia sudah punya dua wakil yang berhasil mengamankan tiket ke Paris 2024.

Desak Made Rita Kusuma Dewi jadi pemanjat pertama Indonesia yang memastikan diri berlaga di Olimpiade usai mengamankan tiket Olimpiade usai juara dalam Piala Dunia Panjat Tebing 2023 seri Bern, Swiss pada 11 Agustus 20234 lalu.

Kesuksesan Desak Made disusul pemanjat speed putra, Rahmad Adi Mulyono. Tiket Olimpiade 2024 Paris diamankan Rahmad setelah keluar sebagai juara di Kualifikasi Zona Asia (Asian Qualifier) 2023 yang berlangsung di Lot 11 GBK, Jakarta pada 12 November 2023 lalu.

Sebenarnya, keberhasilan Rahmad merupakan kejutan. Sebab, saat itu Rahmad tak dijagokan dan statusnya underdog. Justru, saat itu Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin yang diharapkan bisa lolos. Namun, pada akhirnya Veddriq dan Katibin harus saling bunuh.

"Iya. Mereka (Katibin dan Veddriq) ‘bunuh-bunuhan’ untuk tiket Olimpiade. Dari empat putra yang dapat undangan ikut kualifikasi, dua yang kami dorong," kata pelatih panjat tebing Indonesia, Hendra Basyir saat ditemui IDN Times di Pelatnas panjat tebing, Bekasi pada Kamis (22/2/2024).

Selain Katibin dan Veddriq yang akan saling bunuh, satu tket dari speed putri juga masih diperebutkan dalam Olympic Qualifier Series 2024 di Shanghai dan Budapest. Ada Rajiah Sallsabillah yang menjadi andalan Indonesia dalam nomor speed putri dan diharapkan bisa lolos pula.

Tak sampai di situ, ada pemanjat di luar Pelatnas yang berpotensi lolos juga ke Olimpiade 2024 seperti Ravianto Ramadhan dan Raviandi Ramadhan yang akan berlaga di nomor combined (lead and boulder).

2. Optimisme FPTI

Pemanjat putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi (instagram.com/desakmaderita01)

Meski baru meloloskan dua pemanjat, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sudah berani pasang target tinggi di Olimpiade 2024. Setidaknya, mereka bertekad untuk bisa meraih minimal dua medali emas.

"Targetnya kami dua emas. Mudah-mudahan target itu bisa tercapai," ujar Kepala Bidang Luar Negeri FPTI, Hendricus Mutter, dalam Seminar Olahraga bertajuk Menjaga Tradisi Emas Olimpiade di kawasan Ancol, Jakarta pada Sabtu (17/2/2024).

Menurut Hendricus, target ini ditetapkan berdasarkan capaian Indonesia hingga saat ini yang kerap mendominasi nomor speed saat berlaga di Kejuaraan Dunia.

"Target dua medali emas itu dari hasil pertandingan yang memang terjadi saat ini. Bahkan mungkin dua medali lebih, ada peraknya, perunggu," ujar Hendricus.

Target FPTI didukung pula oleh optimisme atletnya. Pemanjat putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, mengaku tak mau mengecewakan publik. Dia paham, publik begitu bergantung pada panjat tebing sebagai sumur emas Indonesia. Terlebih, dalam setiap turnamen, Indonesia punya reputasi tinggi.

Secara pribadi, Desak juga tak ingin cuma numpang lewat di Olimpiade 2024. Dia mau menorehkan tinta emas dalam debutnya pada pesta olahraga terbesar dunia tersebut.

"Saya masuk pelatnas itu di 2020. Jadi, waktu masuk pelatnas sudah dikasih tahu, ini sifatnya jangka panjang untuk persiapan Olimpiade. Di situ saya berambisi, harus lolos kualifikasi dan menjadi juara di Paris," kata Desak kepada IDN Times saat ditemui di Pelatnas FPTI, Bekasi, Kamis (22/2/2024).

Target yang sama juga dipasang pemanjat putra nomor speed Indonesia, Rahmad Adi Mulyono. Dengan tegas, Adi menuturkan cuma mau meraih emas.

"Target saya medali emas Olimpiade," kata Rahmad.

Baca Juga: Atlet Panjat Tebing Rahmad Pasang Target Medali Emas di Olimpiade 2024

3. Sejarah baru untuk Indonesia

Atlet panjat tebing Indonesia, Rahmad Adi Mulyono (instagram.com/rahmadadimulyono_)

Optimisme yang diusung FPTI juga dibarengi dengan logika. Menurut Hendra, saat ini pihaknya masih melakukan perhitungan dan prediksi terkait persaingan di Paris pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.

Apalagi, Olimpiade selalu menciptakan kejutan. Atmosfer, tekanan, dan bebannya berbeda, maka dari itu Hendra tak mau terlalu percaya diri tentang peluang anak-anak asuhnya.

"Kami masih mencoba meningkatkan performa atlet soal kemungkinannya meraih medali. Baru, kami tentukan apakah ini bisa berpeluang medali emas, posisi tiga besar, atau bagaimana,” kata Hendra.

Menurut Hendra terlalu cepat menetapkan target medali saat peta kekuatan lawan belum sepenuhnya terbaca. Tapi, target emas bak menjadi motivasi dan ukuran, Indonesia harus berada dalam level tinggi ketika tiba di Paris.

"Kalau keinginan pribadi tetap emas. Dan, itulah yang menjadikan usaha kami untuk mencapai kemungkinan itu," ujar Hendra.

Bicara soal mencetak sejarah, bagi Hendra Indonesia sudah banyak mencetak sejarah dalam panjat tebing, termasuk catatan rekor finis di bawah lima detik yang dipegang oleh tim speed putra Indonesia. Dia merasa, apapun hasil baik yang diraih panjat tebing di Olimpiade mendatang akan menjadi sejarah baru untuk Indonesia.

"Ini Olimpiade, okelah kami menciptakan sejarah juga dengan panjat tebing lolos di Olimpiade. Tapi, tujuan utama saya untuk tetap ada di tim nasional ya medali emas. Itu cita-cita. Jika tercapai mungkin itu jadi satu sejarah lagi," kata Hendra.

Hanya saja, membebankan tradisi emas Olimpiade Indonesia kepada skuad panjat tebing, masih terlalu dini. Sebab, tim panjat tebing Indonesia baru kali ini mengikuti Olimpiade dan tentunya perlu ada pengertian dan dukungan yang diberikan.

"Kalau menciptakan tradisi, jelas belum ya. Karena, tradisi itu kan sesuatu yang berulang. Tapi, menorehkan sejarah, bisa jadi iya. Banyak bidang keilmuan yang bekerja bersama untuk berusaha mencapai sejarah baru buat Indonesia, mudah-mudahan," ujar Hendra.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya