TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Atlet Guatemala Raih Emas Pertama Olimpiade, Pernah Jadi Relawan

Awalnya bukan atlet menembak

Atlet menembak putri Adriana Ruano Olivia meraih emas pertama untuk Guatemala di Olimpiade 2024 Paris (Instagram.com/issf_official)

Jakarta, IDN Times - Adriana Ruano mencetak sejarah manis untuk negaranya. Adriana Ruano meraih medali emas Olimpiade pertama sepanjang sejarah untuk Guatemala.

Adriana Ruano meraih medali emas dari nomor trap putri cabang olahraga (cabor) menembak usai berlaga di Chateauroux pada Rabu (31/7/2024) lalu.

Cerita Adriana Ruano di Olimpiade terbilang unik. Sebelumnya, Adriana Ruano diketahui sempat menjadi relawan (volunteer) di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

1. Cetak rekor Olimpiade

Atlet menembak putri Adriana Ruano Olivia meraih emas pertama untuk Guatemala di Olimpiade 2024 Paris (Instagram.com/issf_official)

Adriana Ruano tak sekadar bermain di Olimpiade 2024 Paris. Selain finis sebagai yang terbaik, Adriana Ruano juga mencetak rekor Olimpiade.

Atlet berusia 29 tahun ini meraih total skor 45 mengalahkan wakil Italia, Silvana Maria Stanco (skor 40) dan wakil Australia, Penny Smith (skor 32).

Rekor Olimpiade sebelumnya dibukukan wakil Slovakia, Zuzana Rehak Stefecekova dengan total skor 43 pada Olimpiade 2020 Tokyo pada musim panas 2021 lalu.

Baca Juga: Atlet Dayung La Memo Finish Ketiga di Final E Olimpiade 2024 Paris

2. Awalnya atlet gymnastic

Atlet menembak putri Adriana Ruano Olivia meraih emas pertama untuk Guatemala di Olimpiade 2024 Paris (Instagram.com/issf_official)

Tak pernah terbayang oleh Adriana Ruano berdiri di podium Olimpiade. Terlebih sebagai atlet menembak. Mimpi Adriana Ruano adalah tampil di Olimpiade dari cabor gymnastics. Selama 10 tahun, Adriana Ruano berlatih senam sebelum mengalami cedera tulang belakang pada 2011 lalu.

Tak lagi mampu menjadi pesenam, dokter mengatakan menembak jadi satu-satunya cabor yang aman untuk Adriana Ruano. Dia lantas bergabung pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Bukan sebagai atlet, namun sebagai relawan.

"Saya berkata pada diri sendiri, ‘Jika saya tidak bisa berada di sana sebagai atlet, mungkin saya bisa berada di sana sebagai karelawan’, jadi saya melamar. Mereka menempatkan saya dalam posisi menembak, dan saya bisa mengawasi rekan satu tim saya. Saya bisa melihat Kompetisi tersebut, dan momen itulah yang menginspirasi saya untuk berpikir, 'OK, mungkin kalau tidak di senam, saya bisa di menembak'," kata Adriana mengutip Xinhua.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya