Usai MotoGP Mandalika, Motor Pecco Bagnaia Langsung Terbang ke Jepang
Ada sekitar 650 ton race equipment, motor, hingga safety car
Lombok, IDN Times - Pertamina Grand Prix of Indonesia alias MotoGP Mandalika 2024 yang masuk di seri ke-17 MotoGP 2024 akan berakhir hari ini, Minggu (29/9/2024). Seluruh pembalap bakal langsung terbang ke Motegi, Jepang untuk melanjutkan grand prix seri ke-18.
Direktur Utama InJourney Aviation Services (IAS), Dendy Danianto mengatakan, begitu race terakhir selesai, proses pengemasan dan loading seluruh peralatan, hingga safety car dan motor yang digunakan semua pembalap akan dimulai.
IAS dipercaya melakukan seluruh pengemasan ulang (repacking) dan juga loading seluruh barang MotoGP ke pesawat kargo.
“Begitu selesai kan mereka harus ke Jepang setelah ini. Jadi hari Minggu (mulai packing). (Senin, 30 September) pagi itu setelah sudah selesai di-pack, pagi sudah harus berangkat,” kata Dendy di Sirkuit Mandalika dikutip Minggu, (29/9/2024).
1. Ada ketentuan khusus buat proses pengiriman kargo MotoGP Mandalika
Berdasarkan data IAS, ada sekitar 650 ton race equipment, motor, safety car dan beberapa perlengkapan lainnya yang dikirim ke Lombok untuk perhelatan MotoGP Mandalika 2024. Kedatangan kargo itu secara bertahap, dimulai sejak 23 Agustus-25 September 2024 dengan total kurang lebih 650 ton.
Pada Rabu, 25 September 2024, IAS menyelesaikan proses inbound (kedatangan) kargo MotoGP dengan pesawat kargo maskapai Qatar Airways di Bandara Internasional Lombok.
Sesuai ketentuan bea cukai, barang untuk acara alias event dikirim dengan dokumen Admission Temporaire/Temporary Admission Carnet (ATA Carnet) untuk menghindari pencacatan sebagai kegiatan impor.
Dengan demikian, seluruh barang yang dikirim ke Indonesia untuk MotoGP Mandalika 2024, harus dikirim kembali penyelenggara, tanpa ada yang tertinggal satu pun, walaupun satu skrup misalnya.
“Karena kita tahu ini memakai sistem ATA Carnet, jadi barang yang masuk barangnya itu harus sama dengan keluar. Nah itu yang challenging dari sisi logistik, karena itu harus satu per satu. Nah itu yang menjadi tantangan. Tapi kalau melihat dulu, unloading di awal-awal itu lancar, sekarang harusnya loading lagi ke pesawatnya juga lancar juga,” tutur Dendy.