TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Final Basket Putra Olimpiade 2024 dalam 4 Faktor Kemenangan

AS juara Olimpiade 2024 #Olimpiade2024

Kevin Durant, Bam Adebayo, dan LeBron James (x.com/usabasketball)

Olimpiade 2024 Paris telah resmi berakhir pada Minggu (11/8/2024). Dalam cabang olahraga bola basket nomor 5x5, Amerika Serikat (AS) berhasil mempertahankan dominasi mereka, baik di kategori putra maupun putri. Mereka kembali meraih medali emas setelah menundukkan tuan rumah, Prancis, pada final.

Dalam final basket putra Olimpiade 2024, AS berhasil menang atas Prancis dengan skor akhir 98-87. Terdapat empat faktor statistik yang turut mendorong AS hingga jadi juara dunia, sesuai dengan apa yang diuraikan Dean Oliver dalam bukunya berjudul Basketball on Paper. Mulai dari shooting hingga rebounding, berikut adalah faktor-faktor yang menentukan hasil final basket putra Olimpiade 2024 antara Amerika Serikat dan Prancis.

1. Amerika Serikat jauh lebih efisien dalam mencetak poin

Stephen Curry (4) menembak tripoin di Olimpiade 2024 Paris. (x.com/usabasketball)

Pertandingan final basket putra di Olimpiade 2024 Paris antara Amerika Serikat dan Prancis berlangsung sengit. Kedua tim sama-sama membuktikan mereka layak untuk jadi juara dunia. Namun, hanya AS yang mampu mempertahankan konsistensi mereka hingga akhir pertandingan.

Salah satu faktor yang menentukan suksesnya performa suatu tim adalah shooting. Siapa yang lebih konsisten untuk mencetak angka, baik 2 atau 3 poin, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk keluar sebagai pemenang. Variabelnya dilihat dari effective field goal percentage (EFG%). AS mampu mencatat EFG% sebesar 67,1 persen, sedangkan Prancis hanya 54,2 persen. Oliver menyebut, persentase efektivitas menembak ini menyumbang bobot 40 persen dari performa keseluruhan tim.

AS bermain lebih efektif dan efisien dalam hal mengumpulkan poin dengan persentase yang cukup tinggi. Dari awal hingga akhir pertandingan, mereka dapat memanfaatkan semua sisi lapangan dengan baik untuk menjauhkan kedudukan. Hal ini juga dapat dilihat dari perolehan field goal mereka dengan akurasinya yang di atas rata-rata. Mereka berhasil memasukkan 36 dari 67 tembakan (53,7 persen) dan 18 dari 36 tripoin (50 persen).

2. Prancis belum maksimal dalam memanfaatkan kecerobohan Amerika Serikat

Evan Fournier (x.com/FRABasketball)

Selain shootingturnover juga merupakan salah satu aspek penting yang menentukan kesuksesan suatu tim dalam pertandingan. Tiap turnover akan membuat suatu tim kehilangan kesempatan untuk mencetak angka. Tim lainnya pun mendapatkan kesempatan lebih untuk mengumpulkan poin dan menguatkan momentum.

Dalam final basket putra Olimpiade 2024, Amerika Serikat memiliki turnover percentage (TOV%) sebesar 19,4 persen. Di sisi lain, Prancis mencatat TOV% sebesar 14,2 persen. Itu artinya, Prancis mampu mengendalikan bola jauh lebih baik dibanding AS dalam pertandingan ini. Menurut Oliver, turnover berkontribusi sebanyak 25 persen terhadap performa keseluruhan tim.

Namun, hal yang menarik untuk disorot dalam catatan ini adalah bagaimana Prancis kurang maksimal dalam memanfaatkan turnover AS. Sepanjang pertandingan, AS mengumpulkan 17 turnover. Prancis hanya mampu mengubah turnover sebanyak itu menjadi 12 poin saja. Sedangkan, AS mampu mencetak 13 poin dari 13 turnover yang Prancis kumpulkan.

Baca Juga: 5 Pemain Basket Putri yang Masuk All-Star Five di Olimpiade 2024

3. Amerika Serikat mampu menyaingi Prancis di paint area

Anthony Edwards (x.com/usabasketball)

Memasuki final basket putra di Olimpiade 2024, kedua tim menyajikan permainan dan strategi yang menarik. Amerika Serikat datang dengan skuad bertabur bintang NBA yang dipimpin LeBron James, Kevin Durant, dan Stephen Curry. Di sisi lain, Prancis memiliki Victor Wembanyama dan Rudy Gobert sebagai sepasang benteng di paint area.

Meski dijaga Wembanyama dan Gobert, AS mampu menguasai rebound. Offensive rebound percentage (ORB%) mereka juga lebih tinggi dari Prancis. AS mengoleksi 35,4 persen, sementara Prancis 33,3 persen. Bobot pengaruh ORB% ini mencapai 20 persen.

Jika komposisi big man dari kedua tim dibandingkan, Prancis sebenarnya bisa lebih mudah untuk mendapatkan offensive rebound sepanjang pertandingan. Namun uniknya, AS berhasil mengumpulkan 11 offensive rebound, hanya berbeda 2 dari Prancis (13). AS pun berhasil mencetak 14 poin berkat upaya mereka melawan Wembanyama dan Gobert dalam merebut offensive rebound.

Verified Writer

Clemens Kristo Budiutomo

NBA enthusiast!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya