9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiade

Modifikasi pedang anggar hingga palsukan usia #Olimpiade2024

Intinya Sih...

  • Ada beberapa atlet yang melakukan kecurangan di Olimpiade, seperti Boris Onischenko dari Rusia yang memasang kabel tersembunyi di pedang anggar.
  • Madeline de Jesus dari Puerto Rico meminta kembarannya untuk menggantikannya dalam kompetisi lompat jauh dan estafet 4x400 meter di Olimpiade Los Angeles 1984.
  • Tim basket Spanyol berkompetisi di Paralimpiade Sydney 2000 dengan pemain semi-profesional tanpa cacat mental, tetapi berhasil membawa pulang medali emas.

Atlet yang berhasil masuk ke Olimpiade adalah atlet terbaik dari yang terbaik. Pasalnya, hanya sedikit orang di dunia ini yang mampu menjadi atlet sekelas Olimpiade.

Nah, jika atlet ini memenangkan salah satu dari tiga medali, ini menunjukan bahwa pengorbanan dan kerja keras atlet itu sepadan. Tak hanya itu, kemenangan yang didapat dari hasil jerih payah pastinya akan menjadi momen yang indah dan penuh sukacita, kecuali jika kemenangannya dicapai dengan kecurangan.

Gak sportif, beberapa atlet yang berhasil masuk Olimpiade ternyata juga masih ada yang melakukan kecurangan. Kecurangan ini bahkan dilakukan dengan cara-cara yang di luar nalar. Lalu, siapa sajakah mereka?

1. Atlet anggar dari Rusia yang memodifikasi pedang anggarnya

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadeilustrasi pertandingan anggar (unsplash.com/Eugene Lim)

Atlet dari Rusia di Olimpiade Montreal 1976, Boris Onischenko, melakukan kecurangan dalam cabang olahraga anggar. Pasalnya, ia mampu mencetak poin tanpa mengenai lawannya. Lawannya dari Inggris curiga.

Akhirnya panitia mengecek pedang Boris. Mereka menemukan bahwa ada semacam kabel tersembunyi dalam pedang anggarnya. Agar bisa mencetak skor, Onischenko hanya perlu menekan semacam sakelar yang tersembunyi. Diyakini bahwa kecurangan yang dilakukan Boris Onischenko semata-mata karena adanya tekanan dari Uni Soviet yang memaksa atlet-atletnya untuk membawa pulang medali emas sebanyak mungkin.

Baca Juga: 8 Momen Titiek Soeharto Dukung Gregoria di Olimpiade Paris, Heboh!

2. Atlet Puerto Rico yang mengalami cedera meminta kembarannya untuk jadi pengganti

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadeilustrasi lomba lari estafet (unsplash.com/Jonathan Chng)

Pada Olimpiade Los Angeles 1984, seorang atlet Puerto Rico bernama Madeline de Jesus berhasil lolos kualifikasi untuk cabang olahraga atletik lompat jauh dan atletik estafet 4x400 meter. Di cabang olahraga lompat jauh, Madeline mengalami cedera dan tidak bisa ikut estafet 4x400 meter. Alih-alih jujur ​​dan mengundurkan diri, dia malah meminta kembarannya, Margaret de Jesus, untuk menggantikannya. Satu-satunya perbedaan antara kedua perempuan itu adalah tahi lalat di pipi.

Margaret pun berhasil masuk ke babak final. Akan tetapi, seorang jurnalis membocorkan hal tersebut. Pelatih Margaret mengakui bahwa jurnalis itu memang diberi tahu tentang rencana itu, Namun, si jurnalis tidak menyangka jika mereka benar-benar melakukan kecurangan tersebut. 

3. Tim basket Spanyol di Paralimpiade Sydney 2000 berpura-pura disabilitas

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadeilustrasi pertandingan basket (commons.wikimedia.org/Max Winkler)

Paralimpiade merupakan ajang pertandingan olahraga internasional untuk atlet penyandang disabilitas. Nah, sialnya kecurangan justru marak terjadi di ajang Paralimpiade. Pasalnya, para atlet punya cara yang sangat kreatif untuk mengelabuhi panitia penyelenggara. Kecurangan ini pun pernah dilakukan oleh tim basket Spanyol di Paralimpiade Sydney 2000.

Paralimpiade sendiri bukan saja kompetensi untuk atlet yang punya disabilitas fisik, tetapi juga disabilitas mental. Itulah salah satu hal yang membuat tim basket Spanyol lebih mudah untuk menipu. Perumpamaannya, pasti jauh lebih mudah berpura-pura memiliki masalah mental ketimbang kehilangan kaki. Nah, itulah yang dilakukan tim basket Spanyol.

The Local mengatakan hal itu bermula ketika presiden Federasi Olahraga Disabilitas Mental Spanyol atau Spain's Federation for Mentally Disabled Sports mengajak 12 pemain basket semi-profesional. Nyatanya, tidak satu pun dari mereka menderita disabilitas mental. Presiden federasi ini meyakinkan tim basket tersebut bahwa banyak tim yang melakukan kecurangan seperti ini di Paralimpiade. Tim basket ini juga diiming-imingi hadiah uang dan mendapatkan sponsor jika mereka menang. Jadi, tim tersebut tertarik. Dalam beberapa pertandingan, mereka bermain sangat baik karena berhasil melewati seluruh turnamen dan membawa pulang medali emas. Kecurangan ini terbongkar karena pengakuan salah satu anggota tim basket Spanyol itu sendiri.

4. Kecurangan dalam cabang olahraga tarik tambang di Olimpiade London 1908

9 Skandal Kecurangan dalam OlimpiadePertandingan tarik tambang di Olimpiade 1908, dimana Polisi Liverpool memenangkan medali. (commons.wikimedia.org/La Vie au Grand Air)

Pada Olimpiade London 1908, tim polisi dari Liverpool mengikuti kompetisi cabang olahraga tarik tambang melawan Swedia. Ya, saat itu tarik tambang menjadi cabang olahraga di Olimpiade. Sayangnya, tim polisi Liverpool melakukan kecurangan.

Pasalnya, tim polisi Liverpool memakai sepatu berat berpaku yang membuat mereka sulit mengangkat kakinya. Hal ini tentu saja memberikan mereka kemudahan untuk menarik tambang tanpa terjatuh. Kecurangan yang cukup kentara ini sempat diprotes oleh tim Amerika yang kalah dari tim polisi Liverpool ini. Namun, juri memutuskan bahwa tim polisi Liverpool tidak melanggar aturan atau tidak adanya aturan yang melarang menggunakan sepatu semacam itu. Meski begitu, tim polisi Liverpool ini akhirnya hanya membawa pulang medali perunggu.

5. Skandal doping pada hewan

9 Skandal Kecurangan dalam OlimpiadeLetnan Satu Angkatan Darat AS, Chad Senior, anggota Program Atlet Kelas Dunia Angkatan Darat AS, di Fort Carson, Colorado, sedang menunggang kudanya dalam pertandingan Berkuda, bagian dari Pentathlon Modern Putra Olimpiade Musim Panas 2004, di Kompleks Olahraga Goudi, Athena, Yunani, pada 26 Agustus 2004. (commons.wikimedia.org/Angkatan Udara AS oleh Sersan Master Lono Kollars)

Dikutip laporan CNN, selama pertandingan Olimpiade Athena 2004 salah satu kuda dalam kompetisi lompat rintangan bernama Waterford Crystal dinyatakan positif menggunakan zat terlarang, seperti fluphenazine dan zuclophenthixol. Meski begitu, kuda milik Cian O'Connor ini berhasil mendapatkan medali emasnya. Lalu, pada Olimpiade Beijing 2008, empat kuda lompat rintangan dan penunggangnya didiskualifikasi karena skandal doping.

6. Kecurangan saat lari maraton

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadepotret Frederick Lorz di Olimpiade 1904 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Skandal kecurangan di cabang olahraga maraton pada Olimpiade modern pertama kali terjadi pada 1896 di Olimpiade Athena. Peraih medali perunggu berbuat curang dengan menempuh sebagian lintasan menaiki kereta kuda. Secara tak langsung, atlet bernama Spiridon Belokas itu menjadi orang pertama yang melakukan kecurangan dalam pertandingan Olimpiade.

Lalu, pada Olimpiade 1904, pelari bernama Frederick Lorz juga membuat kecurangan lainnya setelah berlari sejauh 14,5 kilometer. Mengaku mengalami kram perut, alih-alih beristirahat sejenak Lorz malah naik mobil yang dikendarai pelatihnya. Bukannya malu atau takut ketahuan, Lorz malah melambaikan tangan kepada para penonton setelah menempuh jarak 17,7 kilometer. Mobilnya mogok. Dia pun kembali berlari sejauh 8 kilometer lagi. Fred Lorz pun akhirnya dianugerahi medali emas sampai akhirnya dinyatakan curang ketika banyak penonton yang membongkar kecurangannya.

7. Atlet Swedia yang minum dua botol bir

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadepotret atlet Swedia, Hans-Gunnar Liljenwall (commons.wikimedia.org/Swedish Olympic Committee)

Atlet pentatlon Swedia bernama Hans-Gunnar Liljenwall berkompetisi dalam tiga Olimpiade di tahun 1964, 1968, dan 1972. Pada 1968, tim Swedia membawa pulang medali perunggu. Tapi, mereka tidak lagi tercatat dalam buku rekor karena kecurangan yang dilakukan Liljenwall.

Olimpiade 1968 di Meksiko menjadi tahun pertama di mana Olimpiade mulai memberlakukan tes narkoba kepada semua atlet. Saat itu, banyak atlet yang ketahuan berbuat curang dengan menggunakan doping, seperti menggunakan obat penambah stamina atau mengonsumsi steroid. Nah, kasus yang dialami Liljenwall cukup unik. Pasalnya, dia meminum dua botol bir untuk menenangkan sarafnya sebelum kompetisi cabang olahraga menembak. Di sisi lain, minuman keras masih termasuk ke dalam daftar zat terlarang sehingga Liljenwall pun didiskualifikasi karena di dalam tubuhnya terdeteksi kadar alkohol yang berlebih.

8. Skandal kecurangan dengan memalsukan usia atlet

9 Skandal Kecurangan dalam Olimpiadeilustrasi gadis dalam pertandingan senam artistik (unsplash.com/Andre Ouellet)

Pada Olimpiade 2000 di Sydney, tim atlet China harus mengembalikan medali perunggu yang mereka raih dari cabang olahraga senam artistik. Hal ini terjadi karena adanya kecurangan. Pasalnya, setelah dilakukan penyelidikan selama setahun, ada salah satu gadis bernama Dong Fangxiao dalam regu tersebut yang baru berusia 14 tahun, bukan berusia 16 tahun seperti yang tertuang dalam persyaratan.

Namun, China tidak belajar dari kesalahan ini. Pada Olimpiade Beijing 2008, China kembali memalsukan usia atletnya. Sebuah artikel di The New York Times menunjukkan bahwa dua gadis dari cabang olahraga senam artistik baru berusia 14 tahun. Selain itu, paspor kedua gadis itu dipalsukan dengan tertulis bahwa mereka berusia 16 tahun. Terlepas dari itu, mereka membawa pulang medali emas. Sayangnya, kecurangan ini tidak membuat mereka kehilangan medali emasnya.

9. Skandal doping di cabang olahraga 100 meter

9 Skandal Kecurangan dalam OlimpiadeCarl Lewis, pemenang medali emas di Olimpiade Los Angeles 1984 (commons.wikimedia.org/KUHT)

Lomba lari 100 meter adalah ajang pertandingan yang bisa dibilang paling seru yang bisa kamu saksikan dalam waktu 10 detik saja di Olimpiade. Di samping itu, atlet Jamaika bernama Usain Bolt menjadi atlet tercepat di dunia dalam lomba lari 100 meter ini. Namun, pelari di Olimpiade sering kali terlibat skandal doping.

Seperti yang diungkapkan Reuters, lomba ini dikenal sebagai lomba terburuk dalam sejarah karena empat dari lima pelari teratas terlibat dalam skandal doping. Ben Johnson, Carl Lewis, dan Linford Christie adalah pelari tercepat yang memenangi medali. Akan tetapi, medali emas Ben Johnson dicabut karena skandal doping yang menimpanya. Sementara itu, Carl Lewis dan Linford Christie gagal dalam tiga tes narkoba, tetapi tidak dihukum karena alasan tertentu.

Ben Johnson dari Kanada awalnya memeroleh medali emas dengan mencetak rekor dunia dalam waktu 9,79 detik. Namun, diketahui bahwa ia menggunakan steroid stanozolol. Ia pun didiskualifikasi dari Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul, Korea Selatan. Lalu setelah Ben Johnson didiskualifikasi, medali emas tersebut jatuh ke tangan Carl Lewis. Akan tetapi, diketahui bahwa ia gagal dalam tiga tes narkoba bersama Linford Christie pada Olimpiade 1988, namun, tetap diizinkan untuk menyimpan medali emasnya.

Kecurangan umum terjadi di suatu kompetisi. Meski begitu, kecurangan bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Deretan atlet Olimpiade yang melakukan kecurangan di atas juga telah membuat negara mereka menanggung malu di panggung pesta olahraga internasional.

Baca Juga: 5 Fakta Petinju Olimpiade Imane Khelif, Tersandung Kontroversi

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya