Studi: Dengan Lindungi 1,2% Daratan Bumi, Bisa Cegah Kepunahan Massal

Upaya konservasi harus terfokus

Intinya Sih...

  • Penelitian menemukan perlunya fokus pada kandungan keanekaragaman hayati daripada ukuran zona lindung
  • 1,2 persen lahan Bumi yang dilindungi dapat menghindari kepunahan spesies
  • Situs-situs penting bagi spesies langka dan terancam punah hanya mencakup 1,2 persen dari permukaan daratan Bumi

Keanekaragaman Bumi sedang menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia yang mengancam kehidupan tumbuhan dan hewan. Manusia secara tidak sengaja sedang 'menghancurkan' pohon kehidupan. 

Namun, ada secercah harapan melalui upaya konservasi yang tepat. Pada akhir tahun 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkenalkan 'perjanjian damai dengan alam' yang bersejarah.

Melalui perjanjian ini, negara-negara berjanji untuk menjadikan 30 persen planet ini sebagai zona lindung pada tahun 2030. Meskipun masih jauh dari tujuan tersebut, penelitian baru menunjukkan bahwa kita harus fokus pada kandungan keanekaragaman hayati daripada ukuran zona lindung tersebut.

1. Pentingnya konservasi terfokus

Studi: Dengan Lindungi 1,2% Daratan Bumi, Bisa Cegah Kepunahan Massalilustrasi cagar alam (pexels.com/Johannes Plenio)

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Science ini menemukan bahwa dengan melindungi hanya 1,2 persen lahan Bumi, kita dapat menghindari kepunahan.

"Sebagian besar spesies di Bumi tergolong langka, artinya spesies tersebut memiliki wilayah jelajah yang sangat sempit atau kepadatan yang sangat rendah, atau keduanya," ucap Eric Dinerstein, penulis utama studi tersebut dalam sebuah rilis (25/6/2024). 

Oleh karena itu, jika kita memusatkan upaya konservasi kita pada area-area ini, kita bisa menyelamatkan banyak spesies sekaligus. Penelitian ini menunjukkan bahwa kelangkaan spesies sangat terfokus pada wilayah tertentu.

Dengan begitu, tindakan perlindungan yang terfokus bisa memberikan dampak besar dalam menjaga keanekaragaman hayati.

2. Penemuan lokasi penting

Para peneliti dari berbagai negara, termasuk AS, Inggris, China, Saudi Arabia, India, Brazil, dan Indonesia, telah mengidentifikasi lebih dari 16.000 situs yang tidak terlindungi di daratan.

Situs-situs ini, meskipun terdengar banyak, secara kolektif hanya mencakup 1,2 persen dari permukaan daratan Bumi.

Menariknya, setengah dari lokasi ini berada di daerah tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Banyak dari situs-situs ini berada di dekat cagar alam yang sudah ada.

Ini berarti upaya konservasi bisa dilakukan dengan lebih efektif jika kita fokus pada area-area penting bagi spesies langka dan terancam punah.

3. Kesalahan dalam upaya konservasi saat ini

Studi: Dengan Lindungi 1,2% Daratan Bumi, Bisa Cegah Kepunahan Massalilustrasi harimau Sumatera (unsplash.com/Nick Karvounis)

Antara tahun 2018 dan 2023, dunia berhasil melindungi 1,2 juta kilometer persegi lahan. Namun, menurut analisis baru, cagar-cagar ini hanya mencakup 7 persen dari situs-situs 'tak tergantikan'. Situs ini memiliki keanekaragaman hayati langka dan terancam punah.

Ini menunjukkan bahwa upaya konservasi yang ada saat ini tidak cukup efisien dan memerlukan strategi yang lebih baik.

Fokus saat ini lebih pada luas area yang dilindungi daripada kualitas keanekaragaman hayati yang dimiliki area tersebut. Penelitian baru ini menekankan pentingnya merubah pendekatan konservasi.

Hal ini penting untuk memastikan area yang dilindungi benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi spesies yang paling membutuhkan perlindungan.

Baca Juga: 12 Tanaman Karnivora 'Pemakan Segala', Pernah Liat?

4. Keuntungan konservasi terfokus dari segi ekonomi

Melindungi situs-situs yang paling penting di daerah tropis diperkirakan memerlukan biaya sekitar $34 miliar per tahun selama lima tahun ke depan. Sebagai perbandingan, jumlah ini kurang dari 0,2 persen dari PDB Amerika Serikat.

Angka ini relatif kecil dibandingkan dengan keuntungan ekonomi dari sektor-sektor lain. Investasi dalam konservasi ini bisa memberikan hasil yang luar biasa dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan mencegah kepunahan spesies.

5. Masalah yang sering terabaikan

Studi: Dengan Lindungi 1,2% Daratan Bumi, Bisa Cegah Kepunahan Massalilustrasi orangutan (unsplash.com/Dimitry B)

Krisis keanekaragaman hayati termasuk isu yang telah lama diabaikan. Kehilangan habitat adalah masalah bagi sekitar 88 persen dari semua spesies yang terancam punah.

Dari semua lahan yang dilindungi antara tahun 2018 dan 2023, hanya 2,4 persen yang terletak di hutan tropis atau subtropis.

Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya konservasi, di mana area yang paling membutuhkan perlindungan sering kali diabaikan. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya perhatian lebih besar dan investasi yang lebih tepat sasaran dalam upaya konservasi.

6. Perlunya melindungi habitat hewan yang terancam

Memulihkan habitat yang terdegradasi akan memakan waktu terlalu lama untuk menyelamatkan banyak spesies yang paling terancam punah. Penting untuk melestarikan alam liar yang masih tersisa.

Diperkirakan hanya sekitar 2,8 persen dari ekosistem daratan Bumi yang tetap sepenuhnya utuh. Pada tahun 2021, hanya 11 persen dari area tersebut yang berada dalam zona lindung.

Melindungi area-area ini sekarang adalah langkah kritis untuk mencegah hilangnya keanekaragaman hayati yang lebih parah. Dengan melindungi habitat yang masih alami, kita bisa memastikan bahwa spesies yang paling rentan memiliki tempat untuk bertahan hidup. 

 

 

Konservasi keanekaragaman hayati adalah misi yang mendesak dan penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies di planet kita. Dengan fokus pada area rentan, kita memiliki kesempatan untuk mencegah kepunahan massal dan melindungi keanekaragaman hayati Bumi. 

Baca Juga: Fosil Dinosaurus Mirip Buaya 237 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Brasil

Referensi

Dinerstein, Eric, Anup R. Joshi, Nathan R. Hahn, Andy T. L. Lee, Carly Vynne, Karl Burkart, Gregory P. Asner, et al. “Conservation Imperatives: securing the last unprotected terrestrial sites harboring irreplaceable biodiversity.” Frontiers in Science 2 (June 25, 2024).
EurekAlert. Diakses pada Juli 2024. Scientists identify safe havens we must preserve to prevent ‘the sixth great extinction of life on Earth’.

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya