Nasa Prediksi Asteroid Bennu akan Tabrak Bumi di Masa Depan

Menggunakan ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA

Selama ratusan juta tahun, tumpukan puing berbentuk gunung disebut Bennu telah mengorbit Matahari dalam jarak yang relatif terisolasi. Asteroid tersebut, yang lebarnya sekitar sepertiga mil di ekuatornya, tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap planet kita. Namun ratusan tahun dari sekarang, ada kemungkinan asteroid Bennu bisa menghantam Bumi.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Icarus, para ilmuwan menggunakan data dari pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA. Mereka menggunakan pesawat tersebut untuk membuat perhitungan yang tepat mengenai orbit Bennu dan kedekatannya di masa depan.

Para peneliti kemudian menganalisis dampak bahaya asteroid tersebut antara tahun 2021 dan tahun 2300. Studi ini menemukan peluang 1 dari 1.750 tabrakan di masa depan selama tiga abad mendatang dengan probabilitas yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

1. Kemungkinan paling besar terjadi pada 24 September 2182

Nasa Prediksi Asteroid Bennu akan Tabrak Bumi di Masa Depanilustrasi asteroid Bennu (jpl.nasa.gov)

Hampir semua tabrakan paling berisiko dengan Bennu akan terjadi pada akhir tahun 2100-an dan awal tahun 2200-an. Dari perhitungan tersebut, dampak yang paling mungkin terjadi adalah pada sore hari tanggal 24 September 2182. Pada hari Selasa tersebut, Bennu memiliki peluang 1 dari 2.700 untuk menabrak Bumi.

"Misi Planetary Defense NASA adalah untuk menemukan dan memantau asteroid dan komet yang mungkin mendekati Bumi dan mungkin menimbulkan bahaya bagi planet kita," kata Kelly Fast, manajer program untuk Program Pengamatan Objek Dekat Bumi di Markas Besar NASA di Washington, dalam sebuah pernyataan resmi NASA.

Meskipun kemungkinan dampaknya sedikit lebih tinggi, risiko Bennu tidak akan membuat ancaman serius bagi kita. Ada lebih dari 99,9 persen kemungkinan Bennu tidak akan menabrak Bumi dalam tiga abad mendatang.

2. NASA menggunakan pesawat OSIRIS-REx untuk penelitian

Sebelum meninggalkan Bennu pada 10 Mei 2021, OSIRIS-REx menghabiskan lebih dari dua tahun di dekat asteroid tersebut. Pesawat ini mengumpulkan informasi tentang ukurannya, bentuk, massa, dan komposisinya sekaligus memantau putaran dan lintasan orbitnya.

Pesawat luar angkasa tersebut juga mengambil sampel batuan dan debu dari permukaan asteroid, yang akan dikirimkan ke Bumi pada 24 September 2023, untuk penyelidikan ilmiah lebih lanjut. 

“Data OSIRIS-REx memberi kita informasi yang jauh lebih tepat, kita dapat menguji batasan model kita dan menghitung lintasan Bennu di masa depan dengan tingkat kepastian yang sangat tinggi hingga tahun 2135,” kata Davide Farnocchia, pemimpin studi tersebut dari Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS).

Baca Juga: NASA Siapkan 5 Eksperimen untuk Gerhana Matahari Total 2024

3. Menggunakan gravitational keyhole untuk pengukuran

Nasa Prediksi Asteroid Bennu akan Tabrak Bumi di Masa Depanilustrasi asteroid (commons.wikimedia.org)

Para peneliti menggunakan "lubang kunci gravitasi" atau "gravitational keyhole" untuk membuat pengukuran presisi pendekatan asteroid ini. Lubang kunci ini adalah area di luar angkasa yang akan menempatkan Bennu pada jalur menuju tabrakan dengan Bumi di masa depan jika asteroid melewatinya pada waktu tertentu. 

Tim peneliti juga mempertimbangkan banyak aspek lain, termasuk gravitasi Matahari, planet-planet, bulan-bulan, dan lebih dari 300 asteroid lainnya. Para peneliti bahkan mengevaluasi gaya yang diberikan OSIRIS-REx saat melakukan pengumpulan sampel Touch-And-Go (TAG) pada 20 Oktober 2020. 

 

 

Walaupun berita ini mungkin terdengar menyeramkan, kamu tidak perlu khawatir akan kepunahan umat manusia. Asteroid ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menabrak Bumi.

Baca Juga: NASA Selesaikan Eksperimen untuk Membuat Oksigen di Mars

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya